CATATAN kecil penyaluran bantuan sumur bor di Tanah Merah, Bintan bersama BMH Kepri.
Amanah-amanah dari lembaga perjuangan yang kami emban mengantarkan pada sebuah perenungan bahwa amanah adalah ujian sekaligus anugerah. Di medan tugas yang terbentang, kami mencoba mengais makna yang tersirat.
Bahwa kami bukan “hero” tetapi hanyalah sekelompok orang yang khawatir ketika matahari terbenam, umur kami berkurang tapi amal kami tidak bertambah sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu.
قال ابن مسعود رضي الله عنه
ما ندمت على شيء ندمي على يوم غربت شمسه نقص فيه أجلي ولم يزد فيه عملي
“Tidaklah aku menyesali sesuatu pada hari yang matahari tenggelam padanya melainkan berkurangnya umurku namun tidak bertambah amalanku.”
Kami hanyalah sekelompok orang yang lemah dan penuh khilaf namun berharap amal dari betis-betis kecil kami yang menyusuri kampung-kampung, kelak timbangannya lebih berat dari gunung Bintan yang menjulang.
Setiap derap langkah kami adalah usaha keras untuk menjadi bagian dari apa yang diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”.
Kami ikut bahagia ketika menyaksikan saudara-saudara kami terlepas dari kesulitan air bersih yang bertahun-tahun mereka alami. Ada resonansi kasih sayang Allah Ta’ala pada air yang mengucur ketika untuk pertamakalinya ibu-ibu di kampung ini memutar keran dengan wajah bahagia.
Dengan langkah-langkah kecil itu, kami berharap Allah Ta’ala memberikan rasa nikmat di hati kami, sebagaimana rasa nikmat yang Allah Ta’ala berikan ketika rukuk dan sujud di hadapan-Nya, ketika kami membaca ayat-ayat-Nya yang mulia, ketika bermunajat, berdzikir dan bersholawat kepada manusia agung, nabiullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Semoga dari ribuan kubik air yang mengucur berkat bantuan para muhsinin, ada juga bagian kami untuk menjadi saksi yang meringankan kelak di yaumul hisab, semoga dari air yang mengucur ada yang mengalir menghanyutkan dosa-dosa yang pernah kami lakukan menuju muara ampunan-Nya. Aamiin yaa Rabb.
Mujahid M. Salbu, penulis adalah pengurus DPW Hidayatullah Kepulauan Riau (Kepri)