AdvertisementAdvertisement

Shalat Isyraq, Meraih Manfaat dan Berkah Pagi dalam Langkah Istiqamah

Content Partner

TENTU suatu amalan akan luar biasa keutamaannya jika dilaksanakan secara yakin, ikhlas, dan konsisten setiap hari. Semakin besar keutamaannya maka semakin berat godaan dan tantangan untuk melaksanakannya. Termasuk melaksanakan shalat Isyraq secara istiqamah setiap hari.

Arti Isyraq ialah “terbit” dan yang dimaksudkannya adalah terbitnya matahari. Namun shalat isyraq tidak boleh dilaksanakan bersamaan dengan terbit matahari. Karena karena menunaikan shalat pas matahari terbit hukumnya haram atau termasuk waktu yang haram untuk shalat. Rasulullah SAW bersabda terkait hal ini:

صَلِّ صَلاةَ الصُّبْحِ، ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِينَ تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيِ شَيْطَانِ وَحِينَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ

“Laksanakan shalat subuh, kemudian berhentilah dari shalat sampai terbitnya matahari dan hingga matahari meninggi; karena ia terbit saat terbit di antara dua tanduk setan, dan saat itulah orang-orang kafir sujud kepadanya.” (HR. Muslim)

Hadis ini memberi pemahaman mendalam pada kita mengenai waktu-waktu yang dimakruhkan untuk beribadah, termasuk larangan melaksanakan shalat pada saat-saat tertentu, seperti saat matahari sedang terbit, berada di tengah langit, atau menjelang terbenam.

Larangan ini bertujuan untuk menghindari keserupaan dengan praktik ibadah kaum musyrik yang memuja matahari pada waktu-waktu tersebut, serta menjaga kemurnian akidah umat Islam.

Ibnu Rusyd mengatakan dalam kitab Bidayatul al-Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtashid bahwa jumhur ulama sepakat untuk tiga waktu yang dilarang salat, yakni ketika matahari sedang terbit, ketika matahari sedang terbenam, dan waktu setelah salat subuh sampai matahari terbit.

Adapun mengapa tiga waktu tersebut dilarang melaksanakan shalat, Ibnu Qudamah dalam kitab karyanya, Mukhtashar Minhajul Qashidin, disebutkan menyebutkan tiga rahasia larangan tersebut, yaitu:

Alasan pertama, menghindarkan dari menyerupai orang-orang yang menyembah matahari. Meskipun secara niat pasti berbeda, tapi sebagai bentuk kehati-hatian dari prasangka dan fitnah di kalangan masyarakat awam maka dilarang shalat saat matahari terbit.

Alasan kedua, sebagai bentuk peringatan keras untuk tidak sujud kepada tanduk setan. Sebab saat matahari terbit, di atas ufuk dan ketika akan terbenam selalu syetan mengiringinya dengan setia. Istilah anak sekarang syetan selalu “nebeng’ kepada matahari di tiga waktu tersebut. Shalat di tiga waktu tersebut dikhawatirkan menyembah syetan yang senantiasa mengiringi matahari.

Alasan ketiga, seperti dijelaskan Ibnu Qudamah, meskipun di tiga waktu tersebut dilarang untuk melaksanakan shalat tapi ibadah yang lain tidak larang. Seperti berdzikir, membaca al-Qur’an, bershadaqah, berdoa. Agar orang-orang beriman tidak bosan dengan ibadah shalat dan bisa beralih kepada bentuk ibadah yang lain.

Maka shalat Isyraq ditunaikan setelah matahari terbit ukuran satu tombak 2.5 meter jika dilihat dari kondisi matahari. Jika tidak memungkinkan melihat matahari maka bisa diperkirakan waktu antara 10-15 menit setelah matahari terbit.

Dalam tata cara shalat Isyraq atau disebut juga dengan shalat sunnah syuruq, itu sama saja seperti pelaksanaan shalat sunnah biasa. Perbedaannya hanya masalah niat saat takbiratul ihram.

Tidak mudah bisa bertahan duduk di masjid dari shalat Shubuh berjamaah hingga melaksanakan shalat Isyraq, jika bukan karena motivasi untuk mengikuti sunnah Rasulullah. Perlu ada tekat kuat untuk

Shalat Isyraq juga menjadi penanda untuk mengawali aktivitas pagi hari dengan kebaikan yang disempurnakan. Tidak semua orang bisa melaksanakannya, apalagi jika ada tuntutan masuk kerja atau sekolah masuk pagi-pagi, sehingga harus lebih cepat keluar dari masjid setelah shalat Shubuh berjamaah.

Beberapa Tips

Pagi hari adalah waktu yang penuh berkah, saat aktivitas kehidupan baru dimulai dengan harapan dan semangat. Di antara amal istimewa yang dapat mendatangkan keberkahan pagi adalah melaksanakan shalat Isyraq dengan keutamaannya yang besar, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah.

Namun, untuk melaksanakan shalat Isyraq dengan istiqamah tentu membutuhkan usaha dan persiapan. Sebelum masuk ke pembahasan tentang tips mudah melaksanakan shalat Isyraq, penting bagi kita untuk memahami betapa besar manfaat dan keutamaannya. Pemahaman ini menjadi dasar motivasi agar hati lebih tertarik dan bersemangat menjalankannya.

Langkah awal adalah dengan membaca dan memahami keutamaan serta tata cara shalat Isyraq. Bacalah literatur atau dengarkan kajian dari para ulama, ustadz, dan dai yang menjelaskan tentang shalat Isyraq. Pengetahuan ini akan menambah wawasan, juga menguatkan keyakinan akan keutamaannya.

Kedua, tumbuhkan motivasi diri. Ingatlah bahwa motivasi terbaik datang dari dalam diri sendiri. Renungkan, mengapa kita harus melaksanakan shalat Isyraq? Apa manfaatnya untuk kehidupan dunia dan akhirat? Pertanyaan-pertanyaan ini membantu menumbuhkan semangat ibadah.

Selanjutnya, carilah lingkungan yang mendukung. Berada di tengah jamaah masjid atau komunitas yang memiliki kebiasaan baik dapat memotivasi kita untuk ikut melakukannya.

Biasanya, masjid yang aktif mengadakan kajian bakda Subuh atau halaqah akan membantu kita mengisi waktu hingga tiba waktu Isyraq. Hal ini penting agar waktu menunggu tidak terasa berat, sekaligus menjadi ladang amal tambahan dengan dzikir pagi, membaca Al-Qur’an, atau mengikuti majelis ilmu.

Tidak kalah penting, siapkan sarana pendukung seperti buku dzikir pagi dan mushaf Al-Qur’an untuk menemani waktu menunggu. Terakhir, libatkan keluarga dan sahabat dalam perjalanan ini.

Doa dan dukungan dari orang-orang terdekat kita dapat menjadi penguat langkah dalam melaksanakan shalat Isyraq secara konsisten. Dengan niat tulus dan usaha sungguh-sungguh, semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan berkah pagi melalui shalat Isyraq.[]

*) Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal I Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Meraih Bahagia dengan Memaafkan dan Hati yang Bebas dari Kebencian

HIDUP ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan membenci. Waktu terus berjalan, detik demi detik usia kita berkurang, dan setiap...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img