DIENG (Hidayatullah.or.id) – Momen libur kampus bukan berarti sekedar dilewati begitu saja dengan berleha-leha. Sebab, banyak hal positif yang sebenarnya bisa dilakukan untuk mengembangkan kapastitas diri sebagai seorang mahasiswa. Apalagi sebagai generasi muda yang akan memegang tampuk estafeta kepemimpinan perjalanan bangsa.
Hal itulah yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa pecinta alam (Mapala) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIEHID) Kota Depok. Memanfaatkan kesempatan jeda studi di kampus, Abdul Rohim dan kawan-kawannya dari STIE Hidayatullah pada Kamis (4/7/2019) sukses memuncaki ketinggian 2.565 mdpl Gunung Prahu.
Gunung Prahu sendiri atau terkadang dieja Gunung Prau terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, Indonesia. Gunung Prahu terletak pada koordinat 7°11′13″S 109°55′22″E.
Puncak Gunung Prahu merupakan padang rumput luas yang memanjang dari barat ke timur. Bukit-bukit kecil dan sabana dengan sedikit pepohonan dapat kita jumpai di puncak. Gunung Prahu merupakan puncak tertinggi di kawasan Dataran Tinggi Dieng, dengan beberapa puncak yang lebih rendah di sekitarnya, antara lain Gunung Sipandu, Gunung Pangamun-amun, dan Gunung Juranggrawah.
Diketahuio Gunung Prahu merupakan tapal batas antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Wonosobo.
Di puncak Gunung Prahu, rombongan lantas melakukan refleksi bersama dalam riung kecil untuk memaknai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan maha karya yang luar biasa dianugerahkan secara gratis kepada manusia dan alam semesta.
“Kami ingin mengajak siapa saja masyarakat luas untuk selalu menjaga kelestarian alam. Allah telah banyak memberikan nikmatnya berupa bentangan gunung sebagai pondasi yang menjaga keseimbangan alam,” kata Rohim seperti dikutip dari laman Nasional.news beberapa waktu lalu.
Rohim mengatakan, STIE Hidayatullah melalui kelompok Mapala yang telah berdiri sejak awal perintisan kampus berkomitmen terus mempromosikan gerakan kembali ke alam, menjaga dan melestarikannya.
Gunung Prahu adalah satu dari sekian banyak tujuan wahana wisata gunung di Indonesia khususnya Pulau Jawa yang pernah dipuncaki oleh Mapala STIE Hidayatullah. Bukan untuk gaya-gayaan, tetapi karena ada letupan perasaan yang mendalam bisa mencapai puncak yang kemudian melahirkan rasa ketakjuban yang luar biasa.
“Makanya kita di Mapala STIE Hidayatullah tidak mengenal istilah menaklukkan, tetapi memuncaki. Sebab alam tak mungkin ditaklukkan. Sebenarnya alamlah dengan dimensi Ilahiyah-Nya yang menaklukkan ketidakberdayaan kita. Disinilah kita akan semakin menyadari betapa lemahnya kita sebagai manusia,” ungkap Rohim kontemplatif.
Rohim yang juga alumni Madrasah Aliyah Hidayatullah Depok akan terus melanjutkan kegiatan rihlah semacam ini di kesempatan lainnya. Ia akan mengajak lebih banyak orang untuk bergabung dalam gerakan anak muda menjaga kelestarian bumi pertiwi.
“Mari cintai alam karena di sanalah kita belajar akan kebesaran Allah Subhanhu Wata’ala dan mengajari kita selalu bersyukur,” pungkas mahasiswa semestar 4 STIE Hidayatullah ini yang juga membantu orangtuanya menjual mie ayam memanfaatkan waktu libur.(nn/nws)