AdvertisementAdvertisement

[KHUTBAH JUM’AT] Dari KTT Asia-Afrika Menuju Solidaritas untuk Pembebasan Palestina

Content Partner

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

أما بعد : عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan kepada kita berbagai nikmat, terutama nikmat iman dan Islam.

Hanya dengan rahmat-Nya lah kita dapat kembali berkumpul dalam majelis mulia ini, menunaikan kewajiban sebagai hamba yang tunduk dan patuh pada perintah-Nya.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, suri teladan sepanjang zaman, yang telah membawa cahaya petunjuk dari kegelapan menuju terang benderang.

Semoga kita termasuk umat yang istiqamah dalam mengikuti sunnah beliau hingga akhir hayat.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Hari ini, 18 April 2025, kita memperingati 70 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 1955 di Bandung, sebuah momen bersejarah ketika 29 negara Asia dan Afrika, yang sebagian besar baru merdeka, bersatu menyuarakan anti-kolonialisme, perdamaian, dan kemerdekaan bagi setiap bangsa.

Sebuah momen haru yang sarat makna, ketika bangsa-bangsa yang baru saja lepas dari belenggu penjajahan saling menggenggam tangan dalam semangat solidaritas dan perjuangan.

Di Gedung Merdeka, para pemimpin seperti Soekarno, Nehru, Ali Jinnah, dan Nasser menegaskan bahwa penjajahan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, sebagaimana dijunjung dalam Pembukaan UUD 1945:

“Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Namun, di tengah gema semangat Bandung, hati kita tersayat oleh kenyataan pahit hari hari ini. Palestina, saudara kita, masih menderita di bawah cengkeraman penjajahan Zionis Israel, dihantui genosida yang telah merenggut lebih dari 50.000 nyawa, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 191, mengingatkan kepada kita bahwa membela diri dari penindasan dan penjajahan adalah hak, bahkan kewajiban, ketika kaum Muslimin diusir dari tanah mereka dan dihancurkan secara sistematis.

وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِۚ

Dukungan kita kepada Palestina yang dijajah dan dibakar adalah perjuangan kemanusiaan dan keimanan, di mana Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam, masih dirantai penjajahan.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Konferensi Asia-Afrika 1955 mengamanatkan solidaritas untuk kemerdekaan setiap bangsa. Presiden Soekarno dalam sambutannya pada pembukaan KTT kala itu berseru dengan berapi api:

“Kita bersatu, misalnya, oleh sikap yang sama dalam membenci kolonialisme dalam bentuk apa saja yang muncul. Kita bersatu oleh sikap yang sama dalam hal membenci rasialisme. Dan kita bersatu karena ketetapan hati yang sama dalam usaha mempertahankan dan memperkokoh perdamaian dunia”.

Namun, kini, bagaimana kita bisa merayakan semangat ini ketika saudara kita di Gaza hidup di bawah reruntuhan, tanpa air, makanan, dan obat-obatan, sementara dunia—termasuk sebagian negara Muslim—terdiam?

Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan sebuah bangunan. Satu sama lain saling menguatkan sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim. Jika satu bagian tubuh umat ini terluka, bukankah seluruh tubuh harus merasakan sakitnya?

اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Hadirin yang dimuliakan Allah, genosida di Palestina sangat mengerikan.

Lebih dari 115.000 jiwa terluka, 2 juta orang terpaksa mengungsi, dan infrastruktur Gaza hancur. Ini adalah kejahatan kemanusiaan yang didukung oleh kekuatan besar, namun ditoleransi oleh kebungkaman sebagian dunia.

Ulama dunia, melalui Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS), telah mengeluarkan fatwa pada awal April 2025 ini, menyerukan jihad untuk membela Palestina.

Sekretaris Jenderal IUMS, Syaikh Ali Al-Qaradaghi, menegaskan, bahwa jihad melawan pendudukan adalah kewajiban individu bagi setiap Muslim yang mampu.

Fatwa ini melarang segala bentuk normalisasi dengan Israel, menyerukan boikot ekonomi, dan mendesak intervensi militer, finansial, serta diplomatik dari negara-negara Muslim untuk menghentikan genosida.

Indonesia, sebagai pewaris semangat KTT Asia-Afrika, memiliki tanggung jawab moral dan konstitusional untuk membela Palestina. Pemerintah Indonesia, dari era Soekarno hingga kini, konsisten menolak normalisasi dengan Israel dan mendukung solusi dua negara.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 menegaskan bahwa mendukung agresi Israel adalah haram, sementara boikot produk yang terafiliasi dengan Israel adalah wajib. Ini adalah wujud nyata solidaritas kita, namun kita harus bertanya: sudahkah kita melakukan cukup?

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam konteks kekinian, solidaritas untuk Palestina menghadapi tantangan besar. Dunia modern, dengan segala kemajuan teknologi dan diplomasinya, gagal menghentikan kebrutalan Israel.

Dewan Keamanan PBB dan Mahkamah Internasional kerapkali mandul di hadapan veto kekuatan besar. Sementara itu, normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan Israel, serta kebungkaman sebagian pemimpin Muslim, adalah pengkhianatan terhadap amanah KTT Asia-Afrika yang menyerukan persatuan melawan penjajahan.

Analisis kritis menunjukkan bahwa genosida di Palestina bukanlah peristiwa spontan, melainkan bagian dari proyek kolonialisme Zionis yang telah berlangsung sejak abad ke-20. Dukungan militer dan finansial dari Amerika Serikat dan sekutunya memungkinkan Israel bertindak tanpa hukuman.

Namun, kita juga harus introspeksi, apakah umat Islam telah bersatu? Fatwa ulama dunia menyerukan kepemimpinan global umat untuk memobilisasi kekuatan, tetapi realitasnya, ego nasionalisme dan kepentingan politik seringkali menghambat langkah kolektif.

Indonesia, dengan posisinya sebagai negara Muslim terbesar, harus memimpin. Ratifikasi Konvensi Genosida 1948, sebagaimana direkomendasikan oleh berbagai organisasi masyarakat sipil, akan memperkuat posisi hukum Indonesia di panggung internasional.

Selain itu, boikot ekonomi harus diperluas, bukan sekadar seruan, tetapi kebijakan nasional yang tegas. Kita juga harus mendorong OKI untuk mengambil langkah konkret, seperti menghentikan ekspor minyak ke Israel dan membentuk aliansi militer Islam, sebagaimana diusulkan dalam fatwa IUMS.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Inisiatif Indonesia untuk mengadakan KTT Asia-Afrika 1955 adalah mercusuar harapan bagi bangsa-bangsa terjajah, namun Palestina tetap menjadi luka terbuka di hati umat. Kita tidak boleh puas dengan kecaman atau donasi semata.

Allah memerintahkan dalam Surah Al-Hujurat ayat 10:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَࣖ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudara kalian.”

Persaudaraan iman menuntut kita berjuang hingga Palestina merdeka. Mari kita wujudkan semangat nyala api KTT di Bandung 70 tahun lalu ini dengan aksi nyata: boikot, doa, dan tekanan kepada dunia untuk menghentikan genosida.

KTT Asia-Afrika 1955 adalah panggilan untuk melawan penjajahan. Indonesia harus memimpin dengan keberanian, menggalang solidaritas global, dan mendukung fatwa ulama untuk jihad melawan penjajahan.

Hanya dengan persatuan dan aksi nyata, kita dapat mewujudkan dunia yang bebas dari penindasan. Semoga Allah membebaskan Al-Aqsa dan memberikan kemenangan kepada rakyat Palestina. Aamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

Do’a Penutup

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ

اَللّٰهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللّٰهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ. اَللّٰهُمَّ اكْشِفْ الغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْفَعَ الْبَلَاءَ عَنْ غَزَّةَ وَأَهْلِهَا، وَأَنْ تَنْصُرَهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ، وَأَنْ تَرْحَمَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ، وَأَنْ تَكْشِفَ الْغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ عَافِنَا وَالْطُفْ بِنَا وَاحْفَظْنَا وَانْصُرْنَا وَفَرِِّجْ عَنَّا وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اكْفِنَا وَإِيَّاهُمْ جَمِيْعًا شَرَّ مَصَائِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ

!!!عِبَادَاللهِ

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

(Untuk mengunduh naskah ini ke format PDF, klik icon “print” pada share button di bawah lalu pilih simpan file PDF)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Energi Ramadhan sebagai Amunisi Spiritual dalam Menghadapi Ujian Hidup

HIDUP adalah perjalanan penuh makna, sebuah siklus yang dimulai dan berakhir pada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img