AdvertisementAdvertisement

Silaturrahim Syawal Hidayatullah Papua Tengah Momentum Mengokohkan Visi dan Amal

Content Partner

NABIRE (Hidayatullah.or.id) — Tidak ada yang lebih kuat dari persaudaraan yang dirawat dengan visi bersama dan semangat kolaborasi. Kalimat ini terasa hidup dalam denyut acara Forum Sinergi dan Silaturrahim Syawal Hidayatullah Papua Tengah yang berlangsung pada Selasa, 23 Syawal 1446 (22/4/2025).

Kegiatan ini mempertemukan para penggerak dakwah dan pendidikan Islam dari berbagai elemen di Papua Tengah, termasuk DPW Hidayatullah Papua Tengah, perwakilan DPD, Pemuda dan Muslimat Hidayatullah, LAZNAS BMH, serta pengurus Kampus Madya Pondok Pesantren Hidayatullah Nabire sebagai tuan rumah.

Muhammad Haeranzi, Ketua Hidayatullah Nabire sekaligus panitia acara, membuka ruang dengan pesan pentingnya meneguhkan spirit ibadah dan ukhuwah dalam membangun peradaban.

Di tengah tantangan besar yang dihadapi masyarakat dan umat, terang dia, silaturrahim semacam ini menjadi pertemuan yang menggabungkan energi spiritual dan sosial sekaligus dalam memperkuat simpul-simpul kerja sama dan pengabdian.

“Tujuan acara ini adalah silaturrahim Syawal sekaligus menguatkan kolaborasi dan sinergi menuntaskan program-program organisasi serta optimalisasi pelaksanaan kegiatan amal usaha pada akhir kepengurusan,” katanya.

Kehadiran Ustaz Drs. Nursyamsa Hadis, Ketua Bidang Dakwah dan Pelayanan Umat DPP Hidayatullah sekaligus pendamping wilayah, memperkuat dimensi intelektual dan strategis acara tersebut.

Dalam sambutannya, Nursyamsa menyampaikan poin-poin penting yang menjadi suluh bagi para aktivis dakwah di Papua Tengah.

“Manajemen dan leadership adalah jembatan membumikan ide menjadi kenyataan,” tegasnya. Menurutnya, teori dan praktik manajemen modern penting dikuatkan yang merupakan prinsip fundamen dalam Islam.

Dia menjelaskan, sejak zaman Rasulullah SAW, visi besar Islam hanya bisa ditegakkan dengan fondasi kepemimpinan yang kokoh dan pengelolaan yang tertata. Maka, peningkatan kompetensi pengurus dalam hal manajerial dan kepemimpinan bukanlah pilihan, tetapi keniscayaan.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa kesuksesan membumikan visi, misi, dan program hanya akan terwujud jika tim memiliki kesolidan. Dalam konteks ini, acara Syawal menurutnya bukan hanya ajang temu kangen, tapi ruang rekonsiliasi komunikasi, pembaruan semangat, dan perkuatan niat kolektif.

“Itulah pentingnya silaturrahim Syawal ini, sehingga hambatan-hambatan komunikasi bisa teretas dengan lempang,”* jelasnya, seraya menegaskan silaturrahim adalah perangkat lunak sosial yang memperlancar perangkat keras organisasi.

Di tengah pesan strategis tersebut, Ustaz Nursyamsa juga menyelipkan pesan agar yang belum puasa Syawal, sebaiknya memanfaatkan waktu yang masih tersisa.

“Bagi yang belum menyelesaikan puasa Syawalnya, segera mulai berpuasa karena masih ada waktu enam hari Syawal,” katanya.

Baginya, puasa Syawal bukan sekadar ritual, tetapi bentuk nyata dari kecintaan kepada Nabi dan kepatuhan terhadap sunnahnya.

“Kesungguhan berpuasa Syawal adalah bukti kecintaan dan ketaatan kepada Nabi serta keyakinan akan dahsyatnya puasa 6 hari Syawal yang imbalannya setara dengan puasa setahun,” tukasnya.

Dengan hikmah puasa Syawal, menghadirkan keseimbangan yang khas dalam gerakan Islam yaitu antara kerja sosial yang nyata dan ibadah yang personal.

Dalam dunia yang kian menuntut produktivitas, spiritualitas tidak boleh menjadi hiasan, melainkan fondasi yang mengakar dan menyuburkan setiap amal, demikian ia memungkasi.*/

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Kabid Dakwah Yanmat DPP Hidayatullah Sharing Pengantar Manajamen di Nabire

NABIRE (Hidayatullah.or.id) -- Semua gagasan, seindah apapun, akan tetap utopis jika tak diiringi dengan kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img