AdvertisementAdvertisement

Forum Sinergi DPW Hidayatullah Papua Komitmen Perkuat Peran Dakwan dan Pelayanan Umat

Content Partner

JAYAPURA (Hidayatullah.or.id) — Rapat Forum Sinergi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Hidayatullah Papua yang berlangsung pada 27–28 April 2025 di Kampus Madya Hidayatullah Holtecamp Jayapura menghadirkan semangat baru dalam penguatan peran organisasi Islam ini di kawasan timur Indonesia.

Dihadiri oleh Ketua dan Pengurus Hidayatullah tingkat wilayah, daerah, amal dan badan usaha, serta organisasi pendukung seperti Pemuda dan Muslimat Hidayatullah, forum ini juga melibatkan pengurus Kampus Madya Pondok Pesantren Hidayatullah Jayapura sebagai tuan rumah.

Agenda utama yang diusung dalam forum tersebut menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi untuk pelayanan umat, akselerasi pelaksanaan program dan penyelesaian amanah organisasi.

Dalam suasana kekeluargaan yang hangat, para peserta forum mendapatkan pengarahandari Drs. Nursyamsa Hadis, selaku pendamping wilayah sekaligus Ketua Bidang Dakwah dan Pelayanan Umat Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah.

Dalam pengarahan tersebut, Nursyamsa mengingatkan seluruh peserta akan pentingnya meresapi dan mengamalkan amanah Pemimpin Umum Hidayatullah yang disampaikan dalam penutupan Rakornas KIKU.

Inti pesan tersebut mengajak seluruh kader dan pengelola kampus untuk meningkatkan kualitas ruhiyah (spiritualitas) secara personal sebagai energi batin yang menghidupkan kepemimpinan Islami dan menggerakkan amal dakwah di tengah masyarakat.

Ruhiyah ini, sebagaimana ditekankan, menjadi dasar bagi para pemimpin kampus untuk mendorong seluruh warga dan santri meningkatkan ibadahnya. Termasuk di dalamnya adalah pelaksanaan Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH) yang meliputi qiyamullail, shalat berjamaah, zikir pagi petang, infaq, dan dakwah fardiyah.

“Menghidupkan GNH selain menguatkan hubungan vertikal dengan Allah, juga membentuk karakter pemimpin yang tangguh, sabar, dan berorientasi pada pelayanan,” katanya.

Selain dimensi spiritual, Nursyamsa menegaskan perlunya meningkatkan kualitas pikir atau rasionalitas dengan cara mentadabburi Al-Qur’an.

Menurutnya, pendekatan tadabbur tidak hanya memperkaya pemahaman keagamaan, tetapi juga melahirkan kecerdasan dalam merespons dinamika zaman secara efektif dan efisien.

Ditengah tantangan dakwah yang serba kompleks, upaya upgrade diri ini dipandang menjadi modal penting untuk tetap relevan dan solutif.

Penguatan ruhiyah dan rasionalitas tersebut kemudian bermuara pada ikhtiar bersama dalam meningkatkan pelayanan publik, khususnya di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial.

Menurut Nursyamsa, pelayanan yang baik dan berkelanjutan hanya dapat terwujud apabila dilandasi oleh kampus yang sehat secara spiritual dan sistemik. Dalam kerangka ini, ia menyerukan pembangunan kampus yang ilmiah, alamiah, dan imaniah.

“Kampus yang terkelola dengan spirit ini akan menampilkan wajah kampus yang indah,” ungkapnya.

Nursyamsa menggambarkan kampus ideal sebagai ruang yang rindang, taman-tamannya tertata rapi dan sedap dipandang mata.

Warganya pun ramah, menyebarkan salam, memperkuat silaturrahim, dan memberikan pelayanan terbaik kepada tamu-tamunya. Sebuah gambaran kampus Islami yang hidup, bukan hanya dalam bentuk fisik, tapi juga dalam atmosfer sosial dan spiritualnya.

Untuk menopang idealisme tersebut, Nursyamsa menggarisbawahi pentingnya manajemen dan kepemimpinan (leadership) dalam sistem pengelolaan kampus.

Ia menyebutkan empat fungsi utama manajemen yang harus menjadi perhatian, yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Keempat fungsi ini menurutnya bukan hanya teori administrasi, tetapi harus menjadi bagian integral dari kultur kerja kampus.

“Manajemen yang bagus ditopang oleh leadership ketua dan para pengurusnya memungkinkan terbangunnya kampus yang terkelola secara profetik dan profesional,” terangnya.

Di sinilah, jelas dia, letak keseimbangan antara nilai-nilai kenabian (profetik) yang sarat dengan integritas dan keteladanan, dengan profesionalisme kerja yang menuntut sistematika, target, dan keberhasilan objektif.

Mengakhiri pengarahannya, Nursyamsa menekankan kembali pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam pelaksanaan program.

Ia menilai bahwa keberhasilan dakwah dan pelayanan umat tidak bisa dicapai secara individualistik. Hanya dengan semangat kerja sama yang kokoh, seluruh elemen Hidayatullah mampu menghadirkan dampak nyata dalam kehidupan masyarakat.*/

Editor: Adam Sukiman
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Ngopi Ngobrol Siang-Siang, Neno Warisman Paparkan Gagasan ‘Galaksi Kebudayaan’

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) -- Dalam suasana santai, Pusat Dakwah Hidayatullah Jakarta menjadi tempat pertemuan ide tentang masa depan kebudayaan Indonesia,...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img