
DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Masjid Jami’ Asy-Syahid Kota Depok menyelenggarakan Daurah Manajemen Qurban bertema “Menuju Pengelolaan Qurban yang Lebih Syar’i, Bersih, dan Sehat”, pada Senin, 14 Dzulqa’dah 1446 (12/5/2025).
Kegiatan yang berlangsung pukul 08.00 hingga 16.00 WIB ini dihadiri perwakilan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dari berbagai masjid dan mushalla di wilayah Jatijajar, Cilangkap, hingga Sukamaju. Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas pengelola qurban dalam menjalankan ibadah sesuai syariat Islam, sekaligus memenuhi standar kebersihan dan kesehatan.
Acara ini menghadirkan narasumber utama, Ust. H. Nanang Hanani, S.Pd.I, MA, pakar sembelih halal sekaligus Ketua Lembaga Sembelih Halal (LSH) Hidayatullah Pusat.
Dalam paparannya, Nanang menegaskan pentingnya penerapan prosedur penyembelihan yang sesuai syariat Islam.
“Proses sembelih bukan sekadar teknis, tetapi juga mencerminkan nilai ketaatan kepada Allah, kesejahteraan hewan, dan tanggung jawab sosial,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa daurah ini diharapkan menjadi momentum penanaman jiwa sosial berbagi yang tinggi, sekaligus memastikan kesejahteraan hewan yang lebih manusiawi.
Nanang juga menyampaikan komitmennya untuk mendampingi peserta hingga tercipta juru sembelih profesional. “Kami tidak ingin menciptakan sekadar ‘jagal’, tetapi penyembelih yang memahami ilmu secara utuh dan syar’i,” tegasnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, ia memperkenalkan konsep tiga tahapan (marhalah) dalam manajemen qurban: marhalah ula (dasar), marhalah wustha (menengah), dan marhalah ‘ulya (lanjutan).
Setiap tahap dirancang untuk membentuk tim manajemen qurban yang solid, tertata, dan mampu menjalankan tugas secara optimal. Pendekatan ini mencakup aspek teknis penyembelihan, pengelolaan daging, hingga distribusi yang adil dan efisien.

Bekali Para Pengelola Qurban
Sementara itu, Ketua DKM Masjid Jami’ Asy-Syahid, Dr. KH. Endang Madali, S.H.I., M.A., dalam sambutannya menjelaskan bahwa daurah ini bertujuan membekali para pengelola qurban dengan pengetahuan yang benar dan aplikatif.
“Kami ingin menciptakan sistem manajemen qurban yang profesional, sesuai syariat Islam, serta memenuhi standar kebersihan dan kesehatan,” ungkapnya.
Endang menekankan bahwa pengelolaan qurban yang baik tidak hanya berfokus pada aspek ritual, tetapi juga pada dampak sosial dan lingkungan, seperti pengelolaan limbah dan distribusi yang merata.
Lebih lanjut, Endang menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari upaya membangun manajemen qurban yang berkelanjutan. “Harapan kami, daurah ini menjadi pondasi kuat bagi pengelolaan qurban yang lebih tertib dan profesional di masa depan,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antar pengurus masjid. Dengan melibatkan berbagai DKM, kegiatan ini menjadi ajang untuk mempererat kolaborasi, sekaligus memastikan implementasi ilmu yang diperoleh dapat diterapkan secara luas di lingkungan masing-masing.
Daurah ini tidak hanya berfokus pada pelatihan teknis, tetapi juga pada pembentukan kesadaran kolektif akan pentingnya ibadah qurban yang sesuai nilai-nilai Islam.
Peserta diajak untuk memahami bahwa qurban bukan sekadar ritual tahunan, melainkan wujud keimanan, kepedulian sosial, dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Dengan demikian, ibadah qurban tahun ini diharapkan dapat berlangsung lebih baik, memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, dan mencerminkan nilai-nilai syariat yang luhur.