
SUMENEP (Hidayatullah.or.id) – Aula lantai tiga SMP Luqman Al Hakim, Pesantren Hidayatullah di bilangan Payudan Tengah, Mastasek, Pabian, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, hari itu dipenuhi semangat.
Sebanyak 35 peserta dari berbagai daerah berkumpul dalam Daurah Marhalah Wustho bertema “Transformasi Jati Diri Hidayatullah Menuju Terwujudnya Peradaban Islam” yang digelar pada pertengahan Agustus ini.
Kegiatan ini tidak sekadar forum belajar, melainkan juga ruang pembentukan karakter. Sambutan pembuka dari Ketua Departemen Perkaderan DPP Hidayatullah Dr. Muhammad Shaleh Utsman, S.S, M.I.Kom, menegaskan bahwa kader Hidayatullah harus memahami jati diri mereka sebagai bagian dari perjuangan besar menegakkan nilai Islam.
“Daurah ini bukan sekadar pembelajaran, tetapi perjalanan ruhani yang membentuk karakter dan komitmen,” pesan Shaleh seperti dalam keterangannya, Rabu, 26 Safar 1447 (20/8/2025).
Keistimewaan daurah kian terasa dengan hadirnya tokoh pusat Hidayatullah, antara lain Ust. Dr. Nashirul Haq, MA., Ust. Ir. Hanifullah, dan Ust. Dr. Ir. H. Abdul Azis Qahhar, M.Si.
Mereka menyampaikan materi inti yang menekankan pentingnya penerapan nilai Islam dalam ranah pribadi, sosial, hingga kepemimpinan dakwah. Jajaran Dewan Murabbi Wilayah Jawa Timur juga turut hadir memperkuat spirit peserta.
Selama empat hari, peserta aktif mengikuti materi, diskusi, dan refleksi. Lebih dari sekadar menambah wawasan, daurah ini mempererat ukhuwah dan kesadaran spiritual. Para peserta pulang dengan tekad lebih kuat untuk mengimplementasikan nilai Islam dalam kehidupan nyata.
Pola interaktif ini membuat mereka tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga terlibat langsung dalam proses penguatan jati diri. Bagi Sugeng Purnomo, peserta dari Malang, pengalaman ini sangat berkesan.
Baginya, semangat kebersamaan yang lahir di Sumenep ini menjadi bekal penting dalam membawa nilai nilai peradaban Islam yang luhur untuk Indonesia Emas 2045.
“Penyampaian materi penuh semangat, panitia pun membuat kami nyaman dan fokus,” ungkapnya.