
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Pemuda Hidayatullah menyatakan kecaman keras menyikapi peristiwa terbaru yang mengguncang dunia internasional mengenai pencegatan dan penangkapan lebih dari 200 aktivis kemanusiaan peserta misi Global Sumud Flotilla oleh militer Israel di perairan internasional.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Hidayatullah, Rasfiuddin Sabaruddin, menegaskan bahwa tindakan Israel tersebut adalah kejahatan yang tidak bisa ditoleransi.
“Apa yang dilakukan Israel merupakan tindakan biadab, pelanggaran nyata terhadap hukum internasional, serta bentuk terorisme yang tidak bisa ditoleransi,” ujarnya dalam keterangannya diterima di Jakarta, Kamis, 10 Rabi’ul Akhir 1447(2/10/2025).
Flotilla kemanusiaan itu sejatinya membawa misi damaimengirimkan bantuan pangan dan obat-obatan ke Jalur Gaza. Namun, perjalanan mereka dihentikan secara paksa oleh angkatan laut Israel. Bagi Rasfiuddin, insiden ini bukan sekadar pelanggaran hukum laut internasional, melainkan simbol arogansi rezim yang menutup akses kemanusiaan.
“Menghadang kapal kemanusiaan di perairan internasional adalah bukti arogansi Israel. Mereka bukan hanya menutup akses bantuan untuk rakyat Gaza, tetapi juga mengkriminalisasi para pejuang kemanusiaan dunia. Ini jelas kejahatan kemanusiaan,” tegasnya.
Dalam keterangan lebih lanjut, ia menyebut bahwa tindakan Israel telah melabrak prinsip hak asasi manusia yang dijunjung tinggi oleh komunitas internasional. Para aktivis dari berbagai negara yang ditangkap tidak membawa senjata dan hanya menjalankan misi solidaritas.
“Israel dengan sengaja menggunakan kekuatan militer untuk menutup ruang kemanusiaan. Dunia tidak boleh diam. Jika aktivis internasional saja diperlakukan seperti ini, bagaimana nasib warga Gaza yang setiap hari hidup dalam kepungan blokade,” lanjut Rasfiuddin.
PP Pemuda Hidayatullah pun menyerukan serangkaian sikap. Pertama, mendesak komunitas internasional, khususnya PBB, Uni Eropa, OKI, dan ASEAN agar segera menekan Israel untuk membebaskan seluruh aktivis yang ditahan.
Kedua, mengingatkan negara-negara sahabat agar tidak berhenti bersuara lantang membela nilai-nilai kemanusiaan sekaligus menolak segala bentuk normalisasi dengan rezim penjajah. Ketiga, mengajak kaum muda Indonesia untuk menggalang solidaritas, doa, dan aksi nyata mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Sebagai organisasi pemuda Islam, Pemuda Hidayatullah menegaskan komitmennya untuk tetap berada di garda terdepan dalam membela nilai-nilai kemanusiaan. Rasfiuddin mengingatkan bahwa Palestina bukan sekadar isu politik, melainkan amanah sejarah dan agenda kemanusiaan global.
“Palestina adalah amanah sejarah dan isu kemanusiaan global. Israel harus dihadapkan pada hukum internasional atas kejahatan yang terus mereka lakukan. Diam sama artinya dengan menjadi bagian dari kezaliman,” pungkasnya.