AdvertisementAdvertisement

Almarhum H. Tahtit Eko Budi Susilo, Sosok Pengokoh Dakwah yang Dekat dengan Umat

Content Partner

H. Susilo bersama Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Dr. Romo Muhammad Syafi’i, SH., MH, didampingi Ketua Umum DPP Hidayatullah Ust. Dr. Nashirul Haq, Lc., MA, , Ketua Yayasan Pesantren Hidayatullah Depok, Ust. Lalu Mabrul, M.Pd.I, Habib Ali bin Abdurrahman As-Segaf dan lainnya saat meresmikan Masjid Ummul Quraa Pesantren Hidayatullah Depok, Sabtu, 24 Mei 2025 (Foto: Mohade Z. Fadhlullah/ Hidorid)

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) – Wafatnya H. Tahtit Eko Budi Susilo pada Rabu, 5 Jumadil Akhir 1447, bertepatan dengan 26 November 2025, membawa duka mendalam bagi keluarga besar Hidayatullah.

Sebagai Anggota Dewan Kehormatan Hidayatullah, sosok almarhum dikenal luas sebagai pribadi yang tenang, bersahaja, dan penuh kepedulian terhadap dakwah serta pendidikan Islam.

Wakil Ketua Pimpinan Majelis Syura Hidayatullah, KH. Dr. Nashirul Haq, Lc., M.A., menyampaikan ungkapan belasungkawa dan penghormatan atas wafatnya almarhum.

Dalam keterangannya, Nashirul Haq menghadirkan gambaran mendalam mengenai karakter dan jejak pengabdian H. Susilo, yang tidak hanya dirasakan di lingkungan Hidayatullah tetapi juga oleh masyarakat luas.

Ia mengawali kesaksiannya dengan mengenang kepribadian almarhum sebagai sosok yang mudah diterima oleh siapa saja. Kedekatan almarhum dengan berbagai kalangan termasuk dengan ulama dan habaib menunjukkan keluasan hati dan ketulusan yang beliau bawa dalam setiap perjumpaan.

“Haji Susilo adalah sosok pribadi yang dekat dengan semua kalangan, termasuk kalangan ulama dan santri. Beliau memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pesantren dan lembaga pendidikan Islam, khususnya Hidayatullah,” katanya kepada media ini.

Nashirul Haq menggambarkan bagaimana kedekatan itu bukan sekadar hubungan sosial, tetapi bentuk komitmen yang terus dibawa almarhum sejak masa muda. Ia tumbuh dalam interaksi erat dengan Hidayatullah, dan kedekatan itu berubah menjadi pengabdian nyata ketika dewasa.

“Sejak usia muda Almarhum H. Susilo sudah mengenal Hidayatullah dan di usia dewasa beliau aktif dan banyak mencurahkan perhatiannya untuk pesantren Hidayatullah, terutama di wilayah Jakarta, Depok dan sekitarnya,” kata Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Nashirul Haq juga memberikan gambaran lebih luas mengenai kontribusi almarhum sebagai seorang pengusaha muslim. Ia menekankan bahwa keberhasilan almarhum dalam profesinya tidak memalingkan hatinya dari tugas moral untuk menolong sesama. Kepedulian terhadap anak yatim, kaum dhuafa, dan pendidikan Islam menjadi bagian integral dari hidupnya.

“Sebagai seorang pengusaha muslim, Beliau telah mewakafkan dan menginfakkan sebagian hartanya untuk dakwah dan pendidikan Islam, khususnya bagi kaum dhuafa dari kalangan anak yatim dan tidak mampu,” imbuhnya.

Selain kontribusi material, Nashirul Haq juga menyoroti keteladanan almarhum dalam menjaga integritas pribadi. Dalam dunia usaha, seseorang dapat berhadapan dengan berbagai situasi yang menguji prinsip moral. Namun, almarhum memilih jalan disiplin spiritual sebagai cara menjaga diri dari perbuatan yang tidak pantas.

“Dalam menjalani profesi sebagai pengusaha yang berinteraksi dengan berbagai kalangan dan menghadapi berapa kondisi. Beliau menjaga diri dari perbuatan yang tidak pantas dengan konsisten mengenakan pakaian serba putih, mulai kopiah putih, baju dan celana putih hingga alas kaki warna putih sebagai upaya menjaga diri,” katanya.

Pakaian serba putih yang selalu dikenakan almarhum bukan hanya penampilan, tetapi simbol dari komitmen pribadi dalam menjaga kesucian niat dan akhlak.

Kesaksian Nashirul Haq juga menyinggung relasi almarhum dengan para dai dan pengurus Hidayatullah di berbagai daerah. Kedekatan itu menunjukkan bahwa almarhum tidak hanya hadir sebagai donatur atau pembina, tetapi sebagai sahabat yang tulus.

“Beliau sosok yang akrab dan bersahabat, khususnya dengan pengurus, para ustadz dan dai Hidayatullah di seluruh tanah air,” katanya.

Nashirul Haq menyampaikan doa dan penghormatan terakhir kepada almarhum. Doa itu ia sampaikan sebagai penutup dari kesan-kesan mendalam atas jejak hidup Haji Susilo, sekaligus ungkapan duka cita yang mewakili keluarga besar Hidayatullah.

“Selamat jalan Pak Haji Susilo, sahabat keluarga besar Hidayatullah, semoga Allah mengampuni dosanya, menerima amal salehnya dengan balasan limpahan kebaikan, memberi tempat yang mulia di sisi-Nya. Amin,” ujarnya mendoakan.

Kepergian H. Tahtit Eko Budi Susilo meninggalkan teladan tentang kedermawanan, kesederhanaan, dan komitmen terhadap pendidikan Islam.

Melalui kiprahnya yang meluas, tergambar bahwa almarhum bukan hanya bagian dari organisasi, tetapi bagian dari hati komunitas dakwah yang ia dukung sepanjang hayatnya. Semoga nilai-nilai kebaikan yang ia tinggalkan menjadi amal jariyah yang terus mengalir.

Reporter: Adam Sukiman
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Anggota Kehormatan Hidayatullah H. Tahtit Eko Budi Susilo Meninggal Dunia

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) -- INNAA lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun, keluarga besar Hidayatullah berduka. Salah satu sosok guru, H. Tahtit...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img