SURABAYA (Hidayatullah.or.id) — Semangat berkobar dari wajah para calon wisudawan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIL) Luqman Hakim Pesantren Hidayatullah Surabaya begitu tampak menyala, Senin, 21 Shafar 1446 (26/8/2024).
Tertangkap suasana bahwa ada pesan penting disampaikan, bahwa kader Hidayatullah harus siap berkarya nyata, hari ini juga.
Ketua Departemen Perkaderan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Muhammad Shaleh Usman, mengingatkan bahwa Hidayatullah lahir dari nol, tanpa fasilitas memadai.
Namun, berkat komitmen kuat pada manhaj, dakwah, dan tarbiyah, organisasi ini berhasil berkembang pesat hingga menjangkau seluruh Nusantara.
“Kunci sukses generasi awal adalah kesadaran yang terkoneksi kuat dengan manhaj,” tegas Shaleh Usman.
“Jika hari ini kita telah difasilitasi namun tak mampu berkarya, berarti ada yang perlu dibenahi dalam sistem kesadaran kita,” tambahnya menegaskan.
Pesan ini menjadi cambuk sekaligus motivasi bagi para kader muda Hidayatullah. Di era serba canggih ini, fasilitas bukanlah penghalang untuk berkarya.
Justru, dengan bekal manhaj yang kuat, mereka diharapkan mampu menghadirkan karya-karya inovatif yang bermanfaat bagi umat dan bangsa.
“Masa depan akan baik-baik saja, bahkan lebih baik, jika kita memegang teguh manhaj,” lanjut Shaleh Usman.
“Maka, berpikirlah tentang apa yang bisa kita buat hari ini. Karya apa yang siap kita hadirkan? Karena dahulu generasi awal mampu, lalu apa yang mencegah generasi sekarang tidak bisa?” tegasnya.
Daurah Marhalah Wustho ini bukan sekadar acara seremonial. Ia adalah momentum penting untuk menanamkan semangat berkarya dan berjuang dalam diri setiap kader Hidayatullah.
Mereka diharapkan tak hanya menjadi generasi penerus, tapi juga pelopor perubahan yang membawa organisasi ini menuju puncak kejayaan.
Di pundak mereka, masa depan Hidayatullah dipertaruhkan. Dengan bekal ilmu dan semangat yang membara, mereka siap melangkah maju, mewujudkan cita-cita luhur organisasi, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan umat dan bangsa.*/Herim