
MAMUJU (Hidayatullah.or.id) — Di penghujung Mei 2025, suasana hangat pengkaderan kembali terasa di bumi Manakarra. Pengurus DPW Hidayatullah Sulawesi Barat menyelenggarakan Daurah Marhalah Ula (DMU) tingkat SMU se-Sulawesi Barat bertempat di Binaan Khusus (Bianpus) Madya Hidayatullah Mamuju, pada 2-4 Dzulhijah 1446 (29–31/5/2025).
Meski jumlah peserta tak mencapai ratusan, semangat yang dibawa oleh setiap individu dalam daurah ini menegaskan bahwa kaderisasi bukan sekadar soal kuantitas, melainkan kualitas kesungguhan.
Najamuddin, M.Pd., Ketua Departemen Perkaderan DPW Hidayatullah Sulbar yang juga menjadi ketua panitia kegiatan ini, menjelaskan adanya kendala teknis sehingga beberapa siswa tidak dapat hadir.
“Peserta asal SMU Hidayatullah Polman tidak hadir di sini mengingat mereka sedang belajar di SDH Hidayatullah Parepare dan persiapan mengikuti kegiatan yang sama di Parepare,” ungkapnya.
Dengan mengusung tema Menjadi Kader Hidayatullah yang Cerdas dan Militan, daurah ini menjadi refleksi strategis arah gerakan pengkaderan ke depan. Para peserta tidak hanya menerima materi dasar tentang keislaman, tetapi juga diperkenalkan pada esensi gerakan dakwah Hidayatullah yang bercirikan tarbiyah dan transformasi sosial.
Di antara pemateri utama, Drs. H. Mardhatillah menyampaikan materi Komitmen Bersyahadat dan Makna serta Konsekuensinya. Dalam uraiannya, ia menekankan bahwa syahadat bukan hanya pengakuan lisan, tetapi juga ikrar perubahan total dalam hidup.
Drs. Muhammad Naim Tahir, Ketua DMW Hidayatullah Sulbar, membawakan materi Tarbiyah Ruhiyah, menekankan pentingnya penguatan spiritual sebagai fondasi dari militansi dakwah.
Sedangkan Abdurrahman Hasan, S.Pd.I., anggota DMW, menyampaikan materi Transformasi Masyarakat, memperlihatkan kait erat antara dakwah dan perubahan sosial.
Pengenalan organisasi dibawakan oleh Muhammad Bashori, S.Pd.I., selaku Ketua Departemen Organisasi dan SDI, sementara Najamuddin menyampaikan materi Proses Lahirnya Syahadat, mengajak peserta merenungi ulang akar kesadaran berislam mereka dalam bingkai gerakan Hidayatullah.
Menurut Najamuddin, target utama dari kegiatan ini adalah agar peserta lebih memahami lembaga tempat mereka menimba ilmu—bukan semata sebagai sekolah, tetapi sebagai institusi kaderisasi yang membawa misi besar.
*“Kami berharap peserta mengenal organisasi Hidayatullah, memahami visi, misi, serta gerakan utamanya yang bertumpu pada tarbiyah dan dakwah,” jelasnya.
Kegiatan ini bagian dari upaya pembentukan karakter dan peradaban. Hasil dari daurah ini diharapkan melahirkan pribadi muslim yang taat, sekaligus kader cerdas dan militan yang siap mengambil peran strategis dalam membangun umat, bangsa, dan agama.*/