Hidayatullah.or.id — Menjadi dai di daerah kepulauan Mentawai bagi Mustakim Dalang merupakan suatu tantangan yang mesti dihadapi.
Menurut ketua MUI Mentawai sejak tahun 2003 itu, tidak semua dai sanggup berdakwah di Mentawai dalam rentang waktu cukup lama. Apalagi, di tengah kondisi geografis daerah yang terbatas dan kondisi yang kepulauan.
Pria asal Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini pertama kali ditugasi ke Mentawai oleh Yayasan Pesantren Hidayatullah yang berpusat di Balikpapan. Waktu itu, sebelum berlayar ke Mentawai laki-laki kelahiran 1966 silam ini, sempat ditakuti-takuti oleh sesama rekan pendakwah tentang kondisi Mentawai.
Namun, karena niat dan keyakinan yang kuat untuk berdakwah, pada tahun 1997 Mustakim Dalang bersama istri dan anaknya, akhirnya sampai di Mentawai, tepatnya di Tuapejat kilometer 8. Hampir 18 tahun lebih Mustakim berkwah di Mentawai.
“Insyaallah, kalau kita yakin akan pertolongan Allah, tidak ada yang mustahil di dunia ini,” ungkap ustadz yang juga pimpinan Yayasan Pesantren Hidayatullah Cabang Mentawai belum lama ini.
Bagi Mustakim pengalaman spritualnya bukan soal kontak atau pertolongan langsung dari sang khalik. Namun, menurut dia, ketenangan dan kesabaran hati juga merupakan pertolongan Allah S.W.T.
Pengalamannya beberapa kali dihadang badai saat menuju Padang atau sebaliknya menuju Mentawai seakan sudah menjadi hal yang lumrah.
Bahkan, beberapa kali kapal kayu yang ditumpanginya harus putar haluan karena tidak kuat dihadang badai. Pertolongan Allah oleh Mustakim, terasa, saat semua penumpang berteriak histeris di dalam kapal, karena kondisi kapal yang nyaris terbalik.
Namun, saat itu Mustakim tidak merasakan badai seperti yang dirasakan oleh penumpang lainnya. Dia tertidur pulas di tengah kondisi kapal yang nyaris terbalik tersebut.
Bahkan, kata Mustakim, beberapa kali kapal harus putar haluan, karena kondisi badai dan gelombang laut yang cukup tinggi.
Menurut Mustakim, pertolongan Allah, barangkali tidak hanya dijauhkan dari marabahaya, tetapai bagaimana Allah menguatkan kita di saat kesulitan atau kesusahan itu datang.
Di bulan Ramadhan ini, beliau terus aktif menggencarkan dakwah ke berbagai titik di Kepulauan Mentawai. Ia juga bertanggungjawab mengkoordinatori kegiatan dan program dakwah pencerahan di wilayah tersebut. (ybh/hio)