MALAYSIA (Hidayatullah.or.id) – Salah satu program Hidayatullah untuk menggalakkan dakwah islamiyah guna mengentaskan problem buta aksara Al Qur’an ke khalayak luas adalah melalui Gerakan Nasional Dakwah Mengajar dan Belajar Al Quran atau disingkat Grand MBA yang metodenya terus dikembangkan oleh Majelis Qur’an Hidayatullah (MQH) di bawah koordinasi Posdai dan Departemen Dakwah DPP Hidayatullah.
Seiring dengan minat dan kesadaran umat untuk mempelajari agama, Grand MBA pun mendapat sambutan positif termasuk oleh masyarakat luar negeri, salah satunya adalah Malaysia.
Melalui komunikasi yang intensif antara pihak DPW Hidayatullah Kalimantan Utara dengan pihak Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) Tawau selama 3 bulan terakhir, pada tanggal 22 – 23 Maret 2018 lalu telah diselenggarakan Training of Trainers (ToT) Pengajaran Belajar dan Menterjemahkan Al Qur’an Kaidah Grand MBA di Open University Malaysia Tawau di Tawau, Sabah, Malaysia.
Acara ini dilaksanakan atas kerjasama JAKIM Cawangan Sabah dan Majelis Qur’an Hidayatullah. Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari ini mendapat sambutan yang sangat baik dari pihak tuan rumah.
Hadir dalam acara peresmian Ketua Setiausaha Bidang Politik Kepada Ketua Menteri Sabah, Datuk Nizam DSP Abu Bakar Titingan. Beliau berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak yang baik dalam pengembangan ilmu Al Qur’an di bumi Sabah.
“Program ini kita harapkan semakin meningkatkan proses pengajaran Al Qur’an di negeri Sabah dengan menggunakan kaidah yang kreatif dan inovatif,” cakapnya.
Pelatihan ini diikuti oleh sedikitnya 100 peserta. Mereka adalah guru-guru KAFA (Kelas Agama dan Fardhu Ain) perwakilan dari daerah Kunak, Semporna, Lahad Datu dan Tawau yang dinaungi oleh JAKIM Tawau.
Selain itu, ada juga peserta yang merupakan pengurus masjid, para dai, dan imam-imam qoryah (desa) yang berada di bawah naungan Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Sabah (JHEAINS) Tawau.
Dalam pantauan media ini, peserta mengikuti kegiatan dengan penuh antusias. Selain dari tim instruktur yang atraktif dan komunikatif dalam menyampaikan materi, peserta juga disuguhkan yel-yel dan games ice breaking dari Tim Ice Breakers Hidayatullah Kaltara agar peserta lebih semangat dan tidak bosan dalam pelatihan yang menggunakan format klasikal tersebut.
“Biasanya kalau ada pelatihan begini, banyak yang pulang sebelum program habis. Tadi, peserta ikut terus dari awal sampai habis”, kesan Ust. Najar, salah satu da’i peserta ToT.
Dalam acara penutupan, Ust. Ahmad Suhail, Direktur Posdai (Persaudaraan Da’i) Hidayatullah Pusat yang membawahi Majelis Qur’an Hidayatullah berpesan kepada peserta yang juga merupakan guru agar memperhatikan adab dalam proses belajar dan mengajar.
“Al Adab qablal ilm. Adab itu sebelum ilmu. Jadi, kalau mengajar guru harus mengedepankan adab dalam mengajar dan mengajarkan kepada murid adab dalam belajar. Kalau ada ilmu yang diajarkan susah masuk, jangan-jangan ada adab-adab dalam menuntut ilmu yang kita abaikan”, tegas beliau.
Sedangkan, Ketua JAKIM Tawau, Ust. DR. Amin Nasir dalam arahannya, menyampaikan agar para peserta menerapkan ilmu yang sudah didapatkan.
Beliau melontarkan, pengorbanan para instruktur dan pihak penyelenggara harus dibarengi dengan kesungguhan untuk merealisasikan penggunaan metode Grand MBA di tempat tugas para guru-guru KAFA.
“Nanti kita akan mengadakan musyawarah dengan para penyelia (pengawas) KAFA dari semua daerah. Kita akan membuat zon-zon yang mengumpulkan beberapa guru untuk mengontrol pelaksanaan Grand MBA di masing-masing daerah.”, papar beliau.
Dalam kesempatan yang sama, Ust. DR. Amin Nasir juga menyampaikan harapan agar ke depan akan dapat melaksanakan pelatihan lanjutan dari pelatihan pertama ini dalam rangka semakin menguatkan pemahaman dan penguasaan peserta dalam menggunakan metode Grand MBA ini. Kegiatan diakhiri denga penyerahan sertifikat secara simbolis dan foto bersama.*/ Mazlis Mustafa