
DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Bertepatan dengan momentum semakin dekatnya kedatangan bulan suci Ramadhan, PT Lentera Jaya Abadi (LJA) Jakarta, perusahaan yang membawahi majalah Suara Hidayatullah (Sahid) dan media daring Hidayatullah.com (Hidcom), kembali menggelar acara rutin Halaqah Usrah sekaligus Tarhib Ramadhan yang digelar pada Ahad, 17 Syaban 1446 (16/2/2025).
Bertempat di Aula STIE Hidayatullah di bilangan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, acara ini dihadiri oleh seluruh karyawan beserta keluarga dengan semangat kebersamaan.
Momentum ini bukan hanya sekadar persiapan fisik dan mental menghadapi bulan penuh berkah, tetapi juga ajang refleksi spiritual untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperdalam rasa syukur kepada Allah.
Salah satu momen penting dalam acara ini adalah tausiyah yang disampaikan oleh KH Naspi Arsyad, Lc., Anggota Dewan Murabbi Pusat (DMP) Hidayatullah.
Dalam ceramahnya, Kiai Naspi menekankan pentingnya memperbanyak rasa syukur atas segala karunia yang Allah berikan. Syukur bukan sekadar ucapan lisan, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk sikap dan tindakan nyata.
“Jihad kita setiap bulan itu dibaca dan dinikmati oleh setiap orang, dan ketika kita ikhlas melakukan itu semua, sungguh besar pahalanya,” katanya.
Dia menekankan, berbagai anugerah kebaikan yang diberikan oleh Allah bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berdoa dan semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan kata lain, rasa syukur yang tulus membuka pintu keberkahan dan doa yang mustajab.
Dalam kehidupan sehari-hari, syukur sering kali dianggap sebagai respons terhadap nikmat yang terlihat nyata. Namun, KH Naspi mengajak untuk merenungkan lebih dalam dengan menguraikan bahwa syukur sejati adalah menyadari bahwa setiap aspek kehidupan adalah bagian dari kasih sayang Allah yang harus kita syukuri, baik yang tampak menyenangkan maupun yang menguji kesabaran.
Praktisi parenting ini lantas mengutip kisah dari Syekh Abdul Rozak Al-Najm, seorang imam dan pengajar di Masjid Besar Umawi Damaskus, Suriah, yang menjelaskan bahwa saat seseorang melihat nikmat Allah yang diberikan kepada orang lain, maka itu adalah waktu yang mustajab untuk berdoa, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Zakaria ketika melihat rezeki yang Allah berikan kepada Maryam.
Lebih jauh, KH Naspi Arsyad menggarisbawahi bahwa jihad tidak selalu identik dengan perjuangan fisik, tetapi juga meliputi kontribusi dalam bentuk ilmu dan dakwah. Beliau mencontohkan bahwa dalam lingkup LJA sebagai perusahaan media, setiap artikel yang ditulis, setiap informasi yang disebarluaskan, dan setiap dakwah yang dilakukan merupakan bagian dari jihad intelektual yang pahalanya besar di sisi Allah, terlebih jika dilakukan dengan niat ikhlas.
Dia menerangkan, dalam era modern yang serba cepat dan penuh distraksi, bersyukur adalah jalan untuk menghindari kesombongan, menjaga hati dari iri dengki, serta menguatkan keimanan.
Oleh karena itu, KH Naspi mengajak seluruh peserta untuk menjadikan syukur sebagai pijakan dalam menjalani Ramadhan, agar bulan penuh berkah ini bisa dijalani dengan maksimal serta penuh ketenangan dan kebersamaan.
Acara ini ditutup dengan ungkapan rasa syukur dari panitia atas kelancaran acara serta doa bersama agar seluruh peserta dapat mengambil manfaat dari tausiyah yang diberikan.*/Muhammad Fuad Azzam