AdvertisementAdvertisement

Hidayatullah dan Imigrasi Nunukan Sinergi Penguatan Karakter Generasi Muda di Wilayah Perbatasan

Content Partner

NUNUKAN (Hidayatullah.or.id) — Dalam upaya mempererat hubungan antarinstansi dan mendukung pendidikan di wilayah perbatasan, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Nunukan, Adrian Soetrisno, menyambut hangat kunjungan perwakilan Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Kabupaten Nunukan di ruang kerjanya, Selasa, 21 Rajab 1446 (21/1/2025).

Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk membahas peluang kerja sama yang berfokus pada pengembangan karakter generasi muda dan penguatan wawasan kebangsaan.

Dalam sambutannya, Adrian Soetrisno menegaskan komitmen Kantor Imigrasi untuk mendukung segala bentuk kegiatan yang berkontribusi pada pembangunan karakter generasi muda, terutama di wilayah perbatasan seperti Kabupaten Nunukan.

“Kami sangat mendukung segala bentuk kegiatan yang dapat membangun karakter generasi muda, terutama di wilayah perbatasan seperti Kabupaten Nunukan. Kantor Imigrasi selalu siap bekerja sama dalam lingkup yang mendukung peningkatan pendidikan dan wawasan kebangsaan,” ujar Adrian.

Kawasan perbatasan, seperti Kabupaten Nunukan, kerap menghadapi tantangan unik dalam mengembangkan sumber daya manusia. Dalam hal ini, peran lembaga pendidikan dan instansi pemerintah menjadi sangat penting.

Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah, yang aktif dalam mendidik generasi muda, melihat potensi besar dalam berkolaborasi dengan Kantor Imigrasi untuk memberikan edukasi terkait keimigrasian kepada para santri.

Perwakilan Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Nunukan yang dipimpin Ust. Dzikrullah menyampaikan apresiasi atas sambutan yang diberikan oleh Adrian Soetrisno dan timnya. Dalam pertemuan tersebut, mereka mengusulkan pelaksanaan program penyuluhan keimigrasian bagi para santri.

Langkah ini dinilai penting, mengingat posisi strategis Kabupaten Nunukan sebagai wilayah perbatasan yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang pentingnya dokumen keimigrasian.

Adrian Soetrisno merespons positif usulan tersebut. Ia menekankan bahwa pemahaman terkait keimigrasian bukan hanya penting bagi kelancaran administrasi, tetapi juga menjadi bagian integral dalam membangun wawasan kebangsaan generasi muda.

“Kami siap hadir untuk memberikan sosialisasi dan informasi, sehingga para santri memiliki pemahaman yang baik tentang keimigrasian. Edukasi ini juga akan membantu mereka menjadi warga negara yang lebih sadar akan pentingnya mematuhi aturan keimigrasian di daerah perbatasan,” jelas Adrian.

Kantor Imigrasi Nunukan sendiri telah menunjukkan komitmen tinggi dalam mendukung pendidikan masyarakat. Melalui berbagai program sosialisasi, instansi ini berupaya memberikan edukasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Salah satu fokus utamanya adalah memperkuat wawasan kebangsaan, yang menjadi modal penting dalam menghadapi tantangan globalisasi, terutama di daerah perbatasan yang rawan dengan isu lintas batas.

Wilayah perbatasan sering kali menjadi titik rawan yang menghadapi berbagai isu kompleks, mulai dari perdagangan manusia hingga imigrasi ilegal. Oleh karena itu, Adrian menegaskan pentingnya membangun karakter generasi muda yang kuat dan berwawasan kebangsaan.

“Edukasi sejak dini, termasuk melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren, adalah langkah strategis untuk memastikan generasi muda kita memiliki fondasi yang kokoh dalam menghadapi tantangan masa depan,” tambahnya.

Selain itu, Adrian juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung program-program edukatif di daerah perbatasan. Kerja sama antara Kantor Imigrasi dan Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah diharapkan dapat menjadi model sinergi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Dalam waktu dekat, rencana penyuluhan keimigrasian akan segera dirancang secara lebih terperinci untuk memberikan dampak maksimal bagi para santri.*/

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesona Dakwah di Manokwari Selatan dan Perjalanan Membangun Harapan

SETIAP kali melangkah di jalan setapak menuju pesantren yang kala itu hanya berupa hutan belantara, Ustadz Maghfuri selalu berhenti...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img