Hidayatullah.or.id — Bencana alam belum usai di negeri ini. Setelah sebelumnya menerjunkan tim ke bencana banjir Jabodetabek, Jawa Tengah, Manado, dan erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Hidayatullah Peduli Bencana Nasional (HPBN) kembali menerjunkan tim relawan untuk membantu korban letusan Gunung Kelud, Jawa Timur. Tim HPBN berada di lokasi pengungsian sejak hari pertama kejadian.
Seperti diketahui melalui pewartaan di media, letusan Gunung Kelud di perbatasan Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar, semuanya di Jawa Timur, pada Kamis (13/2/2014) lalu, dinyatakan lebih besar daripada letusan yang pernah terjadi pada 1990.
Informasi tersebut disampaikan lewat siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi, Sumber Daya Alam, dan Mineral, yang diterima Jumat (14/2/2014) dini hari.
“Abu terpantau antara lain sampai ke Ponorogo, Mojokerto, dan Surabaya,” sebut siaran pers PVMBG. Lokasi kota-kota yang dicontohkan itu jauh dari lokasi gunung. Ponorogo, misalnya, sudah mendekati Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun Surabaya jauh di utara lokasi Gunung Kelud.
Selain tinggi lontaran material vulkanik, letusan pada Kamis malam lebih hebat daripada letusan pada 1990 juga diukur berdasarkan area terdampak letusan. Dalam pantuan PVMBG, abu letusan Gunung Kelud pada Kamis malam terlontar sampai ke kota-kota yang relatif jauh dari lokasi gunung.
Sejak dini hari Kamis itu, warga sudah meninggalkan kampungnya untuk mengungsi. Tim HPBN yang terdiri dari relawan Laznas BMH Kediri dan Hidayatullah Jawa Timur langsung bergerak untuk membantu proses evakuasi warga.
Indokhul, koordinator lapangan Hidayatullah Peduli Bencana Kelud, mengungkapkan bahwa tim dari BMH sejak dini hari tadi telah bergerak membantu proses evakuasi warga.
Selain itu, BMH juga telah membuat tiga posko pengungsian, dua terletak di Kediri dan satu di Blitar. “Untuk di Kediri, BMH membuat posko di masjid An-Nur, Pare dan di simpang lima Gumbung kota Kediri,” ujarnya.
Jumlah pengungsi yang ada di masjid An-Nur mencapai 4.000 jiwa dan di simpang lima mencapai 6.000 jiwa. BMH langsung bergerak untuk menyediakan logistik seperti air mineral dan makanan.
“Insya Allah siang ini, tim BMH Surabaya dan SAR Hidayatullah langsung menuju lokasi pengungsian untuk menyalurkan logistik dan membantu proses evakuasi,” ujar Indo. (wito/hio)