UNTUK mengenang guru kita KH. Muhammad Hasyim Harjo Suprapto atau Hasyim HS yang belum lama ini dipanggil oleh Allah Ta’ala, izinkan kami mengutip kembali Pengantar Penulis buku ‘Anak-anak Muda Pengukir Sejarah’ yang diterbitkan oleh Posdai Hidayatullah bekerja sama dengan Majalah Suara Hidayatullah:
Kini, para dai senior Hidayatullah sudah tidak muda lagi. Sebagian besar di antara mereka, termasuk para pendiri seperti KH Abdullah Said, KH Hasan Ibrahim, KH Usman Palese, dan KH Nazir Hasan, telah dipanggil oleh Allah Ta’ala.
Satu-satunya pendiri Hidayatullah yang masih ada saat buku ini ditulis adalah KH Hasyim HS. Saat berceramah di depan para kader muda Hidayatullah di Palu, Sulawesi Tengah, pada Agustus 2022, beliau berkata, “Saya sekarang seperti berhadapan dengan orang-orang yang ilmunya lebih hebat dari saya. Kelebihan saya sekarang hanya satu, yakni umur. Tidak ada yang melebihi umur saya sekarang ini.”
Pernyataan rendah hati KH Hasyim ini langsung disambut tawa para dai muda Hidayatullah. KH Hasyim melanjutkan ceritanya. “Dulu, saat merintis Hidayatullah, para pendiri dan perintis tidak tahu apa-apa. Mengaji saja kami belum lancar. Tahsinnya masih belepotan. Ayat Qur’an banyak yang belum hafal. Tapi kami berani tampil. Sebab, kata Allahuyarham Ust Abdullah Said, maju saja! Kalau niatmu baik, maju saja! Nanti Allah yang akan bantu.”
Begitulah militansi dakwah para pendahulu Hidayatullah. Lantas apakah semangat tersebut telah terwariskan kepada generasi penerus mereka?
Redaksi