AdvertisementAdvertisement

Inilah Tiga Pola Hubungan Suami Istri yang Saling Berkaitan dan Menguatkan

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Founder Komunitas Keluarga Cerdas (KKC) KH Naspi Arsyad mengungkapkan ada tiga pola hubungan suami istri yang saling berkaitan dan menguatkan, yaitu hubungan biologis, psikologis, dan ideologis.

Hal itu disampaikan Naspi saat menjadi narasumber dalam acara kegiatan Training Pranikah bertajuk “Menghadirkan Surga di Rumah” di di Aula Dakwah Rumah Qur’an Jayakarta (RQJ), Poltangan, Pasar Minggu, Selasa, 8 Ramadhan 1445 (19/3/2024).

Naspi menjelaskan, yang Pertama, adalah hubungan secara biologis, yakni hubungan ini semata-mata untuk memuaskan nafsu syahwat.

Kedua, hubungan psikologis, yakni dalam hubungan ini, terbangun penghormatan antar pasangan, kesepahaman, dan keharmonisan.

Ketiga, adalah hubungan ideologis. Yakni, hubungan yang merupakan hubungan tertinggi dalam keluarga.

Pada hubungan terakhir ini statusnya tidak lagi hanya hubungan suami istri, tetapi muslim dan muslimah yang memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan bahwa mereka adalah hamba Allah.

“Hal-hal prinsip dalam hubungan ideologis melebihi daripada asas cinta dan sayang. Cinta dan sayang hanyalah merupakan backup bahwa hal prinsip ditegakkan dalam rumah tangga,” kata Naspi.

Masih dalam paparannya, Naspi menuturkan bahwa hubungan rumah tangga jauh lebih kompleks dibandingkan dengan fenomena hujan deras.

Menurut Naspi, kalau hujan masih mending, ada tanda-tandanya: awan mendung, angin kencang. Tapi hubungan rumah tangga tidak seperti itu.

“(Hubungan rumah tangga) ibarat lagu Slank, ‘I love you, I hate you’. Situasinya tidak dapat diprediksi. Sekarang bilang sayang, beberapa menit kemudian bisa jadi perasaannya sudah berbeda,” ungkap Naspi.

Hubungan rumah tangga, menurut Naspi, merupakan pertemuan dua mahluk yang memiliki perasaan yang tidak dapat diprediksi. Seringkali, realitas kehidupan rumah tangga berbeda dengan apa yang dibayangkan.

“Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik tentang perbedaan psikologi antara laki-laki dan perempuan, sehingga tidak ada yang memaksakan kehendak antar satu dengan yang lain, yang pada akhirnya dapat merusak keharmonisan hubungan rumah tangga,” jelasnya.

“Disinilah pentingnya wawasan sebelum memasuki bahtera rumah tangga agar mampu melahirkan surga di rumah tangga,” tambah perintis Ma’had Al Humaira Hidayatullah Sukabumi ini.

Lebih lanjut, Ustadz Naspi menekankan bahwa untuk menghadirkan surga di rumah, pasangan suami istri harus memiliki visi yang jelas agar dapat merekayasa langkah-langkah yang akan ditempuh saat menjadi seorang istri ataupun suami.

“Sudah tergambar dan terkonsep dengan baik rumah tangga seperti apa yang ingin dibangun,” papar Ustadz Naspi. “Memantaskan diri untuk menjadi istri atau suami yang baik”.

Pembelajaran Bahtera Rumah Tangga

Kegiatan Training Pranikah bertajuk “Menghadirkan Surga di Rumah” ini digelar oleh Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta.

Acara ini merupakan bagian dari program Ramadhan Mencerahkan yang diusung oleh organisasi kepemudaan Islam tersebut di bulan Ramadhan tahun ini yang didukung oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH).

Training Pranikah ini dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar tingkat SMA.

Kegiatan ini menjadi wujud nyata kontribusi Pemuda Hidayatullah dalam membangun bangsa, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Wilayah Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta, Adam Sukiman, dalam sambutannya.

“Secara khusus, Pemuda Hidayatullah mengusung tagline ‘Memimpin Indonesia 2045’. Semangat ini diharapkan dapat memotivasi para generasi muda untuk terus meningkatkan kapasitasnya melalui pembelajaran yang sungguh-sungguh,” ujar Adam.

Lebih lanjut, Adam menekankan bahwa keberadaan generasi yang kuat sangat ditentukan oleh pola pengasuhan yang tepat.

Keluarga, sebagai miniatur pemerintahan, tegas Adam, dituntut untuk memainkan perannya secara maksimal dalam menciptakan suasana rumah tangga yang nyaman, membahagiakan, saling melindungi, dan mendukung.

“Untuk mewujudkan suasana tersebut, diperlukan pemahaman yang cukup tentang cara membangun mahligai rumah tangga sehingga terwujud keluarga sakinah mawaddah wa rahmah,” imbuh Adam.

Oleh karena itu, terang edukator masyarakat muda Jakarta ini, Training Pranikah ini diselenggarakan untuk membuka wawasan para kaum muda dalam melahirkan surga di rumah. (ybh/hidayatullah.or.id)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Meraih Bahagia dengan Memaafkan dan Hati yang Bebas dari Kebencian

HIDUP ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan membenci. Waktu terus berjalan, detik demi detik usia kita berkurang, dan setiap...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img