TANJUNG MORAWA (Hidayatullah.or.id) — Dai internasional berdarah Palestina Syaikh Ibrahim Ali Muhammad Al Hasani berbagi tips menghafal Al Qur’an dan menyampaikan kiat kiatnya agar Kalamullah ini bukan semata bacaan atau hafalan tetapi juga benar benar menjadi sesuatu yang amat membahagiakan dalam hidup lebih dari kegembiraan lainnya.
Syaikh Ibrahim Ali Muhammad Al Hasani menekankan bahwa hal pertama yang harus ditanamkan dalam diri bagi setiap penghafal Al Qur’an adalah niat yang lurus dan tulus semata mata melakukan tersebut karena Allah SWT. Inilah kunci utamanya, katanya.
1. Niat yang Ikhlas
“Niat yang ikhlas menghafal Al Qur’an karena Allah Subhanahu Wata’ala bukan karena mengharap pujian manusia karena mendapat gelar hafidz Qur’an,” kata Syaikh Ibrahim Ali Muhammad Al Hasani.
Hal itu disampaikan Syaikh Ibrahim usai shalat shubuh dalam acara Daurah Qur’an untuk guru dan dosen Ma’had Ali Hidayatullah Medan di Masjid Agung Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Tanjung Morawa, Senin, 8 Jumadil Akhir 1443 (10/1/2021).
2. Berdoa kepada Allah
Kiat selanjutnya, menurut Syaikh Ibrahim Ali Muhammad Al Hasani, adalah selalu berdoa kepada Allah agar kita diberi kemampuan selalu dekat dengan Al Qur’an.
“Senantiasa berdoa kepada Allah kiranya Allah SWT memberikan kekuatan untuk bisa menghafal Al Qur’an, utamanya pada waktu waktu terkabulnya doa, pada saat sujud di setiap shalat lima waktu, shalat tahajjud maupun sholat Sunnah lainnya,” katanya.
Dia mengatakan, doa adalah senjata orang mukmin dan hal ini telah disinyalir di banyak ayat Al Qur’an dan hadits Nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasallam. “Karena banyak hal yang mustahil dilaksanakan bisa selesai dengan terkabulnya doa,” kata ulama asal Palestina ini.
3. Taat kepada Guru
Taat kepada guru merupakan adab yang secara turun temurun telah dipraktikkan oleh para ulama dari dulu hingga kini. Ketaatan kepada guru niscaya melahirkan kebaikan, keberkahan, dan kemuliaan, yang kemudian melahirkan ulama yang faqih (ahli dalam agama).
“Sebagai penghafal Al Qur’an, untuk keberhasilan menghafal maka harus mengikuti tata tertib yang sudah dibuat oleh pemandu atau guru. Sami’na wa atho’na, menghargai guru, dan menghormati guru,” imbuhnya.
4. Mengulang dan Mengulang
Membaca Al Qur’an adalah ibadah, oleh sebab itu tentu Allah akan membalas ibadah tersebut dengan keberlimpahan kebaikan. Maka dari sini, tiada yang didapatkan dari terus mengulang ulang bacaan Al Qur’an selain kebaikan dan aliran pahala yang tidak terputus.
Menurut Syaikh Ibrahim Ali, ingatan atau memori manusia ada dua macam yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek, jelas dia, bisa menghafal dengan cepat tetapi juga cepat hilang.
Berbeda dengan memori jangka panjang, kata dia, memori jangka panjang proses menghafalnya lambat sehingga membutuhkan waktu lama untuk menghafal, tetapi memiliki kekuatan menyimpan yang lama.
“Oleh karena itu diperlukan pengulangan hafalan yang banyak. Setiap jalan Al Qur’an minimal diulang minimal 30 kali diulang. Semakin banyak semakin baik hasilnya,” katanya.
5. Mempraktikkan
Kiat yang terakhir menurut Syaikh Ibrahim Ali adalah mempraktikkan. Mempraktikkan di sini bukan hanya praktik bacaan hafalan ketika dalam shalat seperti sedang tahajjud, tetapi juga mendalami ilmunya, menyelami maknanya, meresapi pesan pesannya, dan mengamalkan segala muatan perintah kebaikan yang ada di dalamnya.*/Khoirul Anam