
TANGSEL (Hidayatullah.or.id) — Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) semakin menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan dengan meluncurkan program bertajuk Pesantren Iklim.
Program baru BMH di Pilar Lingkungan “Bumi Negeri Lestari” ini dirancang untuk membentuk pesantren yang peduli terhadap lingkungan melalui edukasi dan praktik pengelolaan limbah yang berkelanjutan.
Dalam rangka memperdalam konsep dan merancang implementasi yang lebih efektif, Direktur Program & Pendayagunaan BMH, Syamsuddin, bersama tim dari Departemen Kreator Program, melakukan kunjungan studi banding ke Kertabumi Recycling Center di Tangerang Selatan, Banten.
Kunjungan ini bertujuan untuk menggali wawasan mendalam tentang model pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan dapat diterapkan di lingkungan pesantren.
Rombongan BMH disambut oleh Farid, petugas Kertabumi Recycling Center, yang memaparkan berbagai aspek pengelolaan limbah, mulai dari urgensi pengelolaan sampah, proses bisnis yang berkelanjutan, hingga tantangan dalam mengolah limbah plastik yang kian mengkhawatirkan.
Diskusi ini juga menelaah berbagaio aspek penting dalam mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang dapat diterapkan dalam Pesantren Iklim.
“Alhamdulillah, hari ini kami belajar banyak dari Kertabumi tentang pengelolaan limbah plastik. Ini sangat berharga bagi BMH dalam menginisiasi program lingkungan seperti Pesantren Iklim,” kata Syamsuddin, seperti dalam keterangan diterima media ini, Kamis, 21 Syaban 1446 (20/2/2025).
Pada akhirnya, ujar Syamsuddin, zakat, infak, dan sedekah tidak hanya bertujuan mencerdaskan, tetapi juga berperan dalam merawat lingkungan.
Dia menjelaskan, Pesantren Iklim hadir sebagai solusi nyata dalam mengurangi dampak lingkungan dengan melibatkan para santri sebagai agen perubahan.
Program terang dia ini tidak hanya mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan mengelola limbah dengan baik, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologi kepada santri dan masyarakat sekitar.
Dengan pendekatan yang mengintegrasikan edukasi dan praktik langsung, BMH optimis bahwa pesantren-pesantren di Indonesia dapat menjadi model komunitas yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Syamsuddin mengatakan, Pesantren Iklim akan menitikberatkan pada pengelolaan limbah berbasis komunitas, pemberdayaan santri dalam inovasi lingkungan, serta sinergi dengan berbagai pihak guna menciptakan sistem keberlanjutan yang nyata.
“Dengan kolaborasi yang tepat, program ini diharapkan dapat memberikan dampak luas dalam menciptakan kesadaran ekologis yang lebih tinggi di tengah masyarakat,” katanya.
Sebagai bagian dari pilar lingkungan Bumi Negeri Lestari, BMH akan terus mengembangkan berbagai program yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan.
Ke depan, dia berharap, Pesantren Iklim diharapkan menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya dalam menerapkan pola hidup ramah lingkungan yang berkelanjutan.*/Herim