Hidayatullah.or.id — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, KH. Dr. Abdul Mannan, MM, mengatakan umat Islam harus terus membangun tradisi ilmu dengan menumbuhkan budaya baca dan tradisi menulis. Sebab itulah salah satu kunci tegaknya perdaban Islam.
Dorongan tersebut beliau sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara silaturrahim dan upgarding dai se-Sulawesi Selatan (Sulsel) yang digelar di Kota Makassar belum lama ini dan ditulis Hidayatullah.or.id, Kamis (12/03/2015).
āDai harus meng-upgrade kemampuannya dengan rajin membaca. Menempuh jenjang pendidikan setinggi-tingginya adalah salah saru cara memancing gairah baca,” kata beliau di hadapan puluhan dai utusan dari berbagai kabupaten/ kota se-Sulsel.
Beliau menambahkan, disamping itu dengan rajin mengikuti halaqah dan pengajian juga dapat menumbuhkan semangat baca. Disamping keilmuan yang harus digenjot, terang beliau, hal yang paling penting dan wajib menjadi perhatian serius para dai adalah aspek ruhiyah atau spiritual.
āTidak mungkin kita bisa mentransfer dan merubah iman serta meningkatkan ketaqwaan masyarakat jika spiritual kita sebagai daiĀ lemah,ā terang beliau.
Jadi, tegasnya, minimal seorang dai harus membaca minimal satu juz Al Qurāan dalam sehari dan bangun shalat (tahajjud) pada malam harinya.
āJika shalat malam saja tidak dilaksanakan, maka spiritual seorang dai telah cacat,” tegas Ketum yang di setiap kesempatan selalu mendorong kader Hidayatullah membangun budaya disiplin. Sebab, ujar beliau, ketidakdisiplinan adalah budaya jahiliyah.
Acara silaturrahim dai ini diselenggarakan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) bekerjasama Pimpinan Wilayah (PW) Hidayatullah Sulawesi Selatan. Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari tersebut dihadiri sedikitnya 50 peserta dari 20 pimpinan daerah Hidayatullah se-Sulawesi Selatan.
Kepala Divisi Program dan Markom BMH Makassar, Fatahillah, mengatakan kegiatan upgrading dai menjadi program yang rutin dilaksanakan pihaknya. Dalam pelaksanaan kegiatan silaturahim dan upgrading dai saat ini materi yang diberikan bukan hanya seputar pemberian motivasi spiritual namun juga diberikan materi tentang manajemen pengelolaan pesantren dan juga parenting.
“Upaya ini merupakan komitmen dan upaya BMH Makassar dalam membantu meningkatkan SDM dai dan pemberdayaan pesantren di nusantara. Tentu saja ini merupakan amal jariyyah bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya, Insya Allah,ā tutup Fatahillah. (ybh/hio)