
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT,
Setiap insan di dunia ini membawa hasrat mendalam untuk menjadi manusia yang terbaik, yang dihargai, bermanfaat, dan dikenang karena amal-amalnya.
Keinginan itu bukan sekadar dorongan emosional, tetapi merupakan fitrah yang Allah tanamkan dalam diri manusia.
Bahkan, Allah sendiri menegaskan dalam firman-Nya bahwa hidup dan mati ini bukan tanpa tujuan, melainkan sebuah ujian untuk melihat siapa yang paling baik amalnya.
Allah SWT berfirman:
الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili menafsirkan ayat ini dengan begitu indah. Beliau menjelaskan bahwa Allah menciptakan kematian dan kehidupan agar manusia bermuamalah, beribadah dengan ikhlas, taat tanpa batas, dan memperlihatkan kualitas amal terbaiknya.
Allah Ta’ala Maha Perkasa, tiada yang lebih kuat dari-Nya. Namun, Dia juga Maha Pengampun bagi siapa saja yang kembali dengan ketulusan.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Manusia berlomba menjadi yang terbaik dalam banyak hal. Namun standar “terbaik” yang diajarkan Rasulullah SAW sangat berbeda dari standar dunia.
Terbaik dalam pandangan Allah bukanlah yang paling terkenal, paling kaya, atau paling banyak pujian manusia, tetapi yang paling indah amal dan akhlaknya.
Seorang Arab Badui pernah bertanya kepada Rasulullah SAW:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ؟ قَالَ : مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
“Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” (HR. Tirmidzi)
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW menjelaskan:
أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“…yang paling baik akhlaknya.”
Dan ketika ditanya siapa yang paling cerdas, Rasulullah SAW menjawab:
أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ
“Yang paling banyak mengingat kematian, dan paling siap menghadapi kehidupan setelahnya; merekalah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah)
Maka khutbah hari ini mengajak kita meniti jalan menjadi insan terbaik sebagaimana dituntunkan Rasulullah SAW.
Pertama, Terbaik adalah yang Belajar Al-Qur’an dan Mengajarkannya
Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Bukan hanya belajar, tetapi juga mengajarkan. Ilmu menjadi mulia ketika dibagikan. Rasulullah SAW menegaskan bahwa orang yang mengawali suatu kebaikan dan diikuti banyak orang setelahnya, akan memperoleh pahala yang sama tanpa mengurangi pahala mereka.
Beliau bersabda:
مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً…
“Barangsiapa memulai suatu amalan kebaikan dalam Islam, lalu diamalkan oleh orang setelahnya, maka ia mendapatkan ganjaran semisal mereka…” (HR. Muslim, no. 1017)
Mengajar Al-Qur’an adalah pekerjaan yang pahalanya mengalir tanpa henti.
Kedua, Terbaik adalah yang Paling Baik kepada Keluarganya
Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW bekerja membantu keluarganya. Menjahit pakaian, memperbaiki sandal, memerah susu, bahkan berbelanja kebutuhan rumah.
Beliau mengajarkan bahwa kemuliaan seorang suami bukan diukur dari kekuasaan, tetapi dari kasih sayang, pelayanan, dan kepedulian terhadap keluarganya.
Ketiga, Terbaik adalah yang Diharapkan Kebaikannya, Dihindarkan Keburukannya
Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ
“Sebaik-baik kalian adalah yang diharapkan kebaikannya dan orang lain merasa aman dari keburukannya.” (HR. Tirmidzi)
Orang terbaik bukan hanya bermanfaat, tetapi juga mampu mengendalikan sisi buruk dirinya. Ia tidak menyakiti dengan lisan, tulisan, ataupun perbuatan. Keberadaannya menenangkan.
Keempat, Terbaik adalah yang Gemar Memberi Makan
Dalam riwayat Imam Ahmad:
خَيْرُكُمْ مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ
“Sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan.” (HR. Ahmad)
Memberi makan adalah amalan sosial yang berdampak langsung. Memberi makan meredakan lapar, menghidupkan harapan, dan menebarkan kasih sayang.
Rasulullah SAW menyebutkan bahwa di surga ada kamar-kamar istimewa untuk orang yang berkata benar, memberi makan, berpuasa, serta bangun malam.
Kelima, Terbaik adalah yang Paling Baik Membayar Utang
Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar utang.” (HR. Bukhari-Muslim)
Pembayar utang yang baik adalah yang menepati janji tanpa membuat gusar orang yang telah menolongnya.
Di sisi lain, pengemplang utang adalah orang yang merusak kepercayaan. Maka menjadi manusia terbaik juga berarti menjaga amanah dalam urusan finansial.
Hadirin jamaah Jum’at rahimakumullah,
Semua jalan menuju kebaikan terbuka luas untuk siapa saja, tanpa memandang status sosial, latar pendidikan, atau jabatan. Rasulullah SAW menegaskan kembali dalam hadits Jabir RA:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 3289)
Menjadi manusia terbaik adalah tentang manfaat, bukan kemegahan. Ia tentang akhlak, bukan popularitas. Ia adalah tentang kesungguhan amal, bukan panjangnya gelar. Manusia terbaik adalah tentang ketulusan hidup, bukan banyaknya pengakuan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الحمد لله حمدًا كثيرًا كما أمر. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، إرغامًا لمن جحد به وكفر. وأشهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسوله، سيد الخلق والبشر
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Hidup ini singkat. Kesempatan menjadi manusia terbaik tidak datang dua kali. Mari kita isi detik-detik kehidupan dengan amal terbaik, akhlak paling indah, dan pengabdian yang membawa manfaat bagi banyak orang.
Marilah kita menutup khutbah ini dengan merendahkan hati dan memohon sepenuh jiwa kepada Allah SWT.
Semoga keluarga kita diberi keberkahan, negeri kita dijaga dalam kedamaian, dan akhir hayat kita ditutup dengan husnul khatimah.
Do’a Penutup
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
اَللّٰهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللّٰهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ. اَللّٰهُمَّ اكْشِفْ الغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْفَعَ الْبَلَاءَ عَنْ غَزَّةَ وَأَهْلِهَا، وَأَنْ تَنْصُرَهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ، وَأَنْ تَرْحَمَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ، وَأَنْ تَكْشِفَ الْغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ عَافِنَا وَالْطُفْ بِنَا وَاحْفَظْنَا وَانْصُرْنَا وَفَرِِّجْ عَنَّا وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اكْفِنَا وَإِيَّاهُمْ جَمِيْعًا شَرَّ مَصَائِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ
!عِبَادَاللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
(Untuk mengunduh naskah ini ke format PDF, klik icon “print” pada share button di bawah lalu pilih simpan file PDF)






