إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أما بعد : عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat yang sangat banyak. Allah memberikan kita kesehatan, umur panjang, kesempatan waktu, dan yang paling utama adalah nikmat iman dan Islam.
Termasuk nikmat yang besar, adalah kita hidup di alam kemerdekaan negara Indonesia yang kita cintai ini. Kini, 79 tahun sudah kita merdeka dari penjajahan.
Nikmat kemerdekaan ini wajib untuk kita syukuri. Sebab dengan syukur itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mendatangkan keberkahan dan menambah nikmat-Nya. Sebaliknya, jika kita kufur (ingkar) akan nikmat ini maka Allah akan mendatangkan azab, musibah, fitnah, dan bencana.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)
Lantas, bagaimana cara kita mensyukuri nikmat kemerdekaan ini?
Menurut para ulama, cara bersyukur minimal ada tiga, yaitu: Bersyukur dengan hati (Asy-Syukru bil Qalb), Bersyukur dengan lisan (Asy-Syukru bil lisan), dan Bersyukur dengan perbuatan atau amal shaleh (Asy syukru bil af’al).
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Pertama, As- Syukru bil Qalb (Menyadari kemerdekaan adalah nikmat dari Allah)
Kita perlu menyadari bahwa kemerdekaan ini adalah nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ini termasuk nikmat yang besar. Para ulama, pejuang kemerdekaan, dan pendiri bangsa ini menyadari sepenuhnya bahwa kemerdekaan ini adalah nikmat dan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pengakuan ini tercantum jelas dalam pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945.
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Para ulama, pejuang kemerdekaan, dan pendiri bangsa ini menyadari sepenuhnya, memang mereka berjuang bahkan mengorbankan nyawa, tetapi yang kuasa menganugerahkan kemerdekaan adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mereka menyadari bahwa kemerdekaan adalah nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka sudah selayaknya kita untuk mensyukurinya. Sebagaimana Nabi Sulaiman memandang kekuasaan yang Allah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepadanya.
هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
“Ini termasuk karunia dari Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. An Naml: 40)
Kedua, Asy Syukru bil lisan (bersyukur dengan lisan)
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah, bagaimana bersyukur dengan lisan ini? Bersyukur dengan lisan adalah bersyukur dengan perkataan atau lisan.
Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa memuji kepada Tuhannya sepenuh hati dengan melafazkan bacaan tahmid, memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika mendapatkan nikmat, beristighfar apabila melakukan kesalahan, dan lain sebagainya.
Sehingga tanda tanda seseorang itu bersyukur dengan lisan yaitu lisannya selalu bersyukur apabila mendapat nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, misalnya dengan mengucap Alhamdulillahirabbil alamiin.
Lidah orang-orang yang bersyukur akan selalu dibasahi dengan dzikrullah, takbir, tahmid, tahlil yang selalu mengiringi dalam setiap hembusan nafas seseorang.
Memberikan nasihat atau taushiah serta saling mengingatkan ketika ada yang melakukan kesalahan dan kekhilafan adalah juga merupakan bagian dari cara bersyukur dengan lisan.
Ketiga, Asyukru bil Af‘al (Bersyukur dengan amal shaleh atau perbutatan baik)
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah. Mensyukuri nikmat kemerdekaan dengan perbuatan baik adalah perwujudan dari syukur dengan hati dan syukur dengan lisan, yaitu dengan cara meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
Setiap muslim harus berupaya selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan keimanan dan ketaqwaan yang kuat, masyarakat akan selamat dari berbagai tipuan dunia yang menghancurkan.
Dengan keimanan dan ketakwaan, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menganugerahkan keberkahan di negeri kita. Ini merupakan janji Allah yang pasti dan menjadi keniscayaan.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf: 96)
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Bentuk syukur dengan amal shaleh lainnya adalah mengisi kemerdekaan ini dengan amal makruf nahi mungkar. Sebagai bentuk mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, maka hendaklah setiap muslim memiliki jiwa amar ma’ruf nahi munkar.
Mari kita mengisi kemerdekaan ini untuk menciptakan sebuah kehidupan yang penuh dengan kebaikan dan semaksimal mungkin menekan kemungkaran agar masyarakat damai, penuh nilai-nilai kebaikan, dan dengan begitu semakin memperindah persaudaraan.
Jangan membiarkan munculnya kemudharatan, kesiasiaan, dan kemungkaran yang menentang fitrah dan menjatuhkan derajat kemanusiaan, menzalimi orang lain, dan mendatangkan kemurkaan Allah, Sang Pemberi kemerdekaan.
Bangsa yang merdeka, haruslah menebarkan kebaikan untuk seluruh rakyatnya. Bukan sebaliknya, mengekang kebebasan masyarakat dalam melaksanakan syariat agama, seperti melarang penggunaan jilbab bagi muslimah yang sempat viral beberapa hari ini.
Bangsa yang merdeka adalah negeri yang masyarakatnya merasa aman dan merdeka menjalankan kebenaran. Bangsa yang merdeka, juga harus memiliki kekuatan untuk mencegah terjadinya kezaliman dan kemungkaran.
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
“(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”. (QS. Al Hajj: 41)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Semoga dengan mengamalkan tiga poin mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan Rahmat dan Berkah-Nya untuk negeri kita. Bangsa Indonesia. Menjadikan negeri ini penuh kebaikan dan keberkahan, serta kita semua mendapat ampunan-Nya. Baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur.
Dan, perlu bangsa Indonesia waspada, jika tak pandai bersyukur atas nikmat kemerdekaan ini, Maka Alla Subhanahu wa Ta’ala telah memberi peringatan dalam Al Qur an surah An-Nahl ayat 112:
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَىِٕنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ
“Allah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulu aman lagi tenteram yang rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari setiap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan karena apa yang selalu mereka perbuat” (An-Nahl ayat 112)
Maka marilah di akhir khutbah kedua ini kita berdoa memohon ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita meratap kepada Allah agar hidup kita diliputi keberkahan dan kebaikan dunia serta kemuliaan di akhirat.[]
فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Do’a Penutup
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ.
!!!عِبَادَاللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ