AdvertisementAdvertisement

Jenjang Marhalah Ula, Berilmu untuk Berkhidmat pada Negeri

Content Partner

BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) – Kaum Muslimin membutuhkan solusi fundamental untuk merancang bangun kembali peradaban Islam. Sejarah membuktikan, tak sedikit perjuangan umat Islam kandas di tengah jalan akibat daripada arah gerakan yang keliru.

Penajaman visi di atas diungkap oleh Ustadz Sholeh Usman dalam acara Pembukaan Marhalah Ula bertema “Berilmu untuk Berkhidmat pada Negeri” yang dihadiri 130 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan, 6-7/12.

Menurut Ketua Departemen Pengkaderan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, potensi dan energi umat Islam selama ini nyaris terkuras untuk hal-hal yang kurang strategis dalam dakwah.

“Kita kebanyakan masih bereaksi bukan sebagai aksi yang terencana dalam membina umat,” terang Sholeh.

Untuk itu Marhalah Ula diharapkan mendorong mahasiswa untuk menganalisis dan mengkaji apa yang sesungguhnya menjadi pokok persoalan umat sekaligus mendapatkan solusi yang jitu.

Hilangnya kesadaran bertuhan, lanjut Sholeh, disebut asas permasalahan tersebut. Manusia berilmu, bekerja, dan beraktifitas, namun justru kehilangan orientasi dari semua rutinitas yang dikerjakan.

“Jangankan berpikir untuk umat dan bangsa ini, orang demikian tidak bisa merasakan kebahagiaan pada dirinya. Padahal setiap hasrat dunianya sudah terpenuhi semua,” papar ustadz yang pernah diamanahi Direktur Kuliah Dai Mandiri, di Balikpapan.

Persoalan kedua, lanjut Sholeh, umat Islam belum menapaktilasi secara utuh perjalanan dakwah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

“Nabi mengawali dakwahnya dengan penguatan pondasi iman. Maka kita pun mestinya mengkaji Al-Alaq 1-5 sebagai basis akidah,” terangnya lebih jauh.

Dikatakan Sholeh, turunnya wahyu secara berkaitan dan berurutan bukanlah sebagai peristiwa biasa begitu saja tanpa hikmah apa-apa.

“Justru itulah pola dakwah dan pembinaan pribadi sekaligus umat. Satu pola sistemis dan sistematis untuk gerakan dakwah. Inilah sunnah Nabi dalam dakwah,” jelasnya lagi.

Diketahui, Marhalah Ula terintegrasi dari pendidikan dan pengkaderan bagi seluruh mahasiswa di lingkup Perguruan Tinggi Hidsyatullah (PTH). Kelak, setelah menjadi dai sarjana, mereka semua akan diterjunkan ke seluruh pelosok negeri untuk berdakwah dan membina masyarakat.

Terakhir, acara ditutup dengan pembacaan ikrar mahasiswa sebagai Kader Ula bagi yang dinyatakan lulus pada jenjang pembinaan Marhalah Ula tersebut.

“Kita bersyukur karena mahasiswa PTH sejak awal sudah disiapkan menjadi penerus dakwah di tengah umat,” ujar Nanang Nur Patria, Ketua Departemen Pendidikan Tinggi (Dikti) DPP Hidayatullah.

“Syukurnya lagi, STIS dan Kampus Gunung Tembak yang pertama melaksanakan hasil Rakernas Hidayatullah lalu. Tentu ini teladan buat kita semua,” tutupnya.*/Abu Jaulah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Peran Murabbi dalam Perjuangan Islam tidak Mengenal Kata Pensiun

MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) – Peran murabbi dalam perjuangan Islam tidak mengenal kata pensiun. Hal itu kembali ditegaskan oleh Ketua Dewan...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img