
SEMARANG (Hidayatullah.or.id) — Indonesia masih menghadapi tantangan sosial dan kemanusiaan yang kompleks, sehingga peran lembaga zakat nasional menjadi sangat strategis dalam membangun masyarakat yang berdaya dan sejahtera.
Dalam kerangka mengatasi masalag ini, penguatan kapasitas amil menjadi kunci agar setiap langkah lembaga dapat memberikan dampak nyata bagi umat.
Hal inilah yang menjadi fokus sesi sharing yang digelar Laznas BMH Perwakilan Jawa Tengah bersama Kepala Humas BMH Pusat, Mas Imam Nawawi, di Semarang, Senin, 22 Rabi’ul Awal 1447 (15/9/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Imam Nawawi menekankan pentingnya amil untuk membangun paradigma berpikir besar dalam rangka ikut membangun umat, memberdayakan masyarakat dan mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Imam dalam pemaparannya memaparkan tiga prinsip penting bagi amil BMH. Pertama, setiap amil harus mampu berpikir utuh tentang gambaran besar yang menjadikan BMH semakin solid, tanggap, dan lincah menghadapi dinamika perubahan.
“Setiap amil harus mampu berpikir utuh akan gambaran yang dapat menjadikan BMH semakin solid, tanggap dan lincah dalam dinamika perubahan yang terus terjadi,” katanya.
Kedua, setiap amil tidak boleh bekerja dengan perspektif terbatas. Ia menekankan pentingnya sinkronisasi antar tim sehingga koordinasi berjalan cepat dan efisien.
“Satu sama lain antar tim harus mampu melakukan sinkronisasi yang cepat bahkan kalau perlu menjadi budaya yang sudah mapan, sehingga koordinasi tak perlu makan waktu dan energi,” jelasnya.
Ketiga, amil diharapkan mampu menginternalisasi pemikiran besar yang selaras dengan tujuan kemanusiaan dan pembangunan masyarakat.
Apabila setiap amil memahami dan mengimplementasikannya, maka langkah BMH ke depan diharapkan dapat memberi warna positif dan kebaikan bagi umat.
“Jadilah amil yang mampu membangun paradigma berpikir besar. Kita hadir, berhimpun, bersama adalah dalam rangka ikut membangun umat, memberdayakan masyarakat dan mewujudkan Indonesia yang lebih baik,” kata Imam menekankan.
Menurut Imam, dengan upaya yang sungguh sungguh untuk terus menguatkan ketiga prinsip tersebut, hal ini akan menjadi langkah konkret untuk menumbuhkan budaya kerja yang produktif, inspiratif, dan berdampak luas bagi masyarakat.
Pedampingan Peliputan dan Publikasi
Kegiatan ini, menurut Kadiv Prodaya BMH Jawa Tengah, Yusran Yauma, merupakan bagian dari rangkaian pendampingan peliputan dan publikasi yang dilakukan bersama Humas BMH Pusat.
“Puncaknya kami gelar sesi sharing pekanan yang pas sekali momentumnya,” ujarnya. Tujuan utama agenda ini, terangnya, adalah menanamkan pemahaman mendalam kepada amil agar dapat bekerja dengan visi yang lebih luas dan strategis.
Rafiuddin, seorang amil senior Jawa Tengah, mengaku mendapatkan motivasi besar dari sesi sharing penguatan mindset dan kapasitas amil ini yang menurutnya penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan kontribusi BMH bagi masyarakat.
“Saya merasa seperti dapat amunisi dan motivasi besar untuk tak berhenti berbenah, berkhidmat bagi umat,” ujar Rafi seraya berharap pelatihan seperti ini rutin dilakukan dalam memperkuat profesionalisme, menumbuhkan budaya kerja yang terintegrasi, dan meneguhkan peran lembaga zakat dalam membangun Indonesia yang lebih berdaya dan sejahtera.






