BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) – Pemimpin Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad, mengimbau seluruh warga Hidayatullah senantiasa sigap dan tidak membiarkan energi Silatnas Hidayatullah berlalu begitu saja.
Silatnas boleh selesai. Tamu silakan pulang ke tempat tugas masing-masing. Tetapi bukan berarti pekerjaan dan tanggung jawab keumatan sudah purna. Justru sebaliknya, energi semangat ini harus terus dikobarkan dan tidak boleh surut atau padam.
“Fa idza faraghta fanshab,” tegasnya dalam pertemuan evaluasi Panitia Silatnas beberapa waktu lalu di Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Sabtu, 18 Jumadil Awal 1445 (2/12/2023).
Ustadz Abdurrahman mengingatkan tentang bersegera menunaikan pekerjaan berikutnya. Tak ada jeda. Apalagi sampai berleha-leha.
“Wassabiqunas sabiqun. Ulaikal muqarrabun,” lanjutnya membacakan ayat yang lain.
“Makanya harus sigap, jangan biarkan energi itu berlalu. Seperti energi al-Waqi’ah,” ucapnya dengan suara yang terdengar lantang sambil mengutip ayat yang dimaksud.
“Bagaimana setelah Silatnas itu perlombaan (dalam amal kebaikan) benar-benar terjadi. Kalau tidak, berarti biasa-biasa saja,” lanjut ustadz yang sudah terjun ke dunia dakwah sejak usia belia.
Lebih jauh, Pemimpin Umum Hidayatullah menyoroti tentang keistimewaan membaca al-Qur’an secara rutin.
Ia melihat, jika itu terjadi para santri dan warga jadi mudah untuk mengerjakan kebaikan yang diperintahkan.
“Ketika dilakukan, sabiqun bil khairat itu lebih mudah sebenarnya. Karena kalau orang sudah merasakan bahkan menikmatinya, jadi mudah memang,” ujarnya.
Terbukti, menurut Ustadz Abdurrahman, santri-santri yang setiap waktu membaca al-Qur’an lebih mudah dikomando secara jama’i. Mungkin kalau yang lain itu lebih mudah juga tapi belum mampu untuk berjamaah.
“Saya lihat dan perhatikan secara langsung itu. Anak tahfizh itu masyaAllah dalam semua hal. Bukan main itu setiap hari bolak balik (Gunung Binjai – Gunung Tembak),” tuturnya.
Diketahui, untuk menyukseskan Silatnas lalu, seluruh santri Madrasah Raadhiyatan Mardhiyyah Gunung Tembak dan Ma’had Tahfizh Ahlus Shuffah Gunung Binjai dikerahkan secara penuh bekerja bakti setiap hari.
Khusus untuk santri Ahlus Shuffah, tidak jarang mereka datang dengan berjalan kaki bolak balik dari Gunung Binjai ke Gunung Tembak.
Ustadz Abdurrahman pun menguatkan bahwa kesolidan selama Silatnas dan energi “Sabiqun bil khairat” tersebut harus dirawat dan ditingkatkan selalu. Khususnya untuk program utama pendidikan dan dakwah.
“Jangan pengalaman ini bubar lagi. Itu harus bergerak. Di pendidikan bagaimana energinya, yang bergerak di dunia dakwah bagaimana energinya,” tutupnya masih dengan semangat yang sama.* (Abu Jaulah/Media Silatnas Hidayatullah/MCU)