AdvertisementAdvertisement

Ngaji Bareng Surah Al-Mulk Ayat 6-8: Buruknya Jahannam

Content Partner

SURAH ini Makkiyah (turun di Makkah), ke-77 dalam tartib nuzuli (urutan penurunan) dan ke-67 dalam tartib mushhafi (urutan pencantuman dalam mushhaf Al-Quran), berisi 30 ayat.

وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (6)
“Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”

إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ (7)
“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak.”

تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ ۖ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ (8)
“Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”

Pelajaran yang kita ambil dari sini, di antaranya:

Ayat ini merupakan perluasan keterangan dari ayat sebelumnya. Di ujung ayat 5 dikatakan: “…dan Kami sediakan bagi mereka (yakni: syetan) siksa neraka yang menyala-nyala.” Pada ayat 6, ditambahkan penjelasan bahwa siksa neraka juga disiapkan untuk orang-orang kafir pengikut syetan; agar tidak timbul kesan bahwa seolah-olah hanya syetan yang akan diazab oleh Allah.

“Sa’iir” (سعير) dan “Jahannam” (جهنّم) adalah sifat dari api atau siksaan itu. Ada yang mengatakan keduanya adalah nama-nama neraka. Wallahu a’lam.

Secara bahasa, “sa’iir” artinya: menyala berkobar-kobar dahsyat, sedang “jahannam” artinya: sumur yang sangat dalam dasarnya. Keduanya memberi gambaran yang saling melengkapi, bahwa neraka itu dipenuhi api yang dahsyat dan sangat dalam. Siapa pun yang tercebur ke dalamnya tidak akan bisa meloloskan diri. Na’udzu billah min dzalik!

“Mashiir” (مصير) biasanya dimaknai tempat kembali. Ini salah satu makna turunannya dalam kamus. Asalnya dari kata “shooro” (صار), artinya: menjadi, tepatnya: berakhir pada suatu kondisi atau tempat tertentu setelah melalui tahapan dan proses sebelumnya.

Jahannam adalah tempat dan kondisi terburuk yang pasti menjadi akhir kejadian siapa pun yang durhaka kepada Allah dan tidak menaati para Rasul. Dengan kata lain, manusia terjerumus ke neraka adalah akibat perbuatannya sendiri. Maka, selamatkan dirimu!

Ayat-ayat selanjutnya memperluas keterangan tentang kondisi orang kafir di akhirat dan azab yang mereka dapatkan; sebagai pelajaran agar kita tidak berakhir pada keadaan seperti itu juga.

Kaum kafir, dari golongan jin dan manusia, dicampakkan ke neraka dalam rombongan-rombongan besar. Setiap kali mereka diceburkan, suara-suara mengerikan terdengar memekakkan telinga. “Syahiiq” (شهيق) adalah sebutan untuk semua jenis suara yang sangat buruk dan tidak disukai.

Saat penghuni baru dicampakkan ke dalamnya, neraka langsung menggelegak dan bergetar sedemikian hebat, hingga nyaris pecah atau meledak. Perhatikan api dunia yang berkobar dahsyat. Jika ada bahan bakar baru atau apa saja yang tercebur ke dalamnya, kita mendengar suara-suara deru, derak, ledakan, juga menyaksikan lompatan bunga api, jilatan lidah api, dan panas yang naik mendadak. Api itu murka! Semoga Allah menghindarkan kita darinya!

Para penjaga neraka menghardik mereka, “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Apa jawab kita, padahal Al-Quran tersaji di hadapan kita dan murni terpelihara sampai sekarang?.

Dapatkah kita mengelak, sementara kehadiran Nabi Muhammad adalah fakta yang mustahil diingkari? Mungkingkah alibi kita diterima, padahal Allah memanjangkan usia kita hingga hari ini? Bagaimana kita menjelaskan ironi ini: kesanggupan kita mempelajari aneka ilmu yang sebagian sangat rumit dan butuh biaya besar, namun tidak menyempatkan diri memahami Kitab Suci-Nya? Siapkan jawaban sebelum hal itu benar-benar tidak mungkin dilakukan!

Wallahu a’lam.

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Hidayatullah dan Revitalisasi Peran Muballigh dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

PERAN muballigh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di Indonesia sangatlah penting. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, muballigh terus menjadi...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img