JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Muslimat Hidayatullah (Mushida) bersama Hidayatullah Institute (HI) menggelar acara pelatihan bertajuk Pelatihan Talenta Muda Muslimat Hidayatullah yang dibuka pada Kamis, 12 Jumadil Awal 1446 (14/11/2024).
Acara ini diadakan sebagai wujud nyata dari komitmen Muslimat Hidayatullah untuk meneguhkan visi membangun keluarga Qur’ani melalui pembinaan intensif. Sebagai wadah pengembangan diri, acara ini melibatkan tiga puluh enam peserta terpilih dari seluruh Indonesia. Mereka adalah kader muda Muslimat Hidayatullah yang telah lolos seleksi ketat.
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana, Hapseni Dirwan, menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai upaya untuk mewujudkan visi Muslimat Hidayatullah dalam mencetak keluarga Qur’ani.
Menurut Hapseni, pelatihan yang digelar selama 4 hari ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya individu Mushida tetapi juga untuk memperkuat peran sosial peserta dalam masyarakat.
“Salah satu tujuan pelatihan ini bagaimana kader muda Muslimat Hidayatullah mengetahui model kepemimpinan Mushida, sehingga keberadaan kita memberikan pengaruh positif di tengah masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut, Hapseni menyoroti pentingnya kreativitas dan inovasi dari kader muda sebagai agen perubahan.
“Menghadirkan ide cemerlang dari generasi muda Muslimat Hidayatullah sehingga jaringan kebaikan bisa dirasakan umat secara luas,” tuturnya, seraya menambahkan bahwa pelatihan ini diharapkan mampu mendorong kader untuk menjadi teladan kebaikan yang menyebarkan pengaruh positif.
Acara pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Umum Muslimat Hidayatullah, Ustazah Hj. Hani Akbar, S.Sos, yang sekaligus membuka acara ini. Beliau menyampaikan pentingnya semangat juang dan pengabdian di kalangan kader muda. Ustazah Hani mengungkapkan harapannya terhadap para peserta pelatihan ini.
“Semoga semangat angkatan pertama pelatihan talenta muda Muslimat Hidayatullah Batch1 ini bisa tertular semangatnya ketika nanti kembali ke tempat pengabdiannya,” katanya.
Ustazah Hani juga menekankan prinsip dakwah bilhal, yakni menyampaikan ajaran Islam melalui perbuatan nyata dan keteladanan. “Kita harus selalu dakwah bilhal dengan menyampaikan ajaran Islam melalui perbuatan nyata, dengan teladan,” ungkapnya.
Dia mengingatkan para peserta akan pentingnya mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ia menambahkan bahwa pelatihan ini dirancang untuk memperkuat gerakan dakwah yang manhaji (berlandaskan metodologi), visioner, inovatif, dan kolaboratif.
Harapan tersebut, terang Hani, sesuai dengan tujuan Muslimat Hidayatullah untuk membangun kepemimpinan yang terstruktur, berbasis nilai, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Membangun Tim yang Kolaboratif
Sejalan dengan tujuan utama acara ini, Ustazah Hani juga mengingatkan peserta tentang pentingnya terus belajar untuk memperkaya diri dengan ilmu.
“Karena kita ini pendakwah maka kita harus terus belajar membekali diri kita dengan ilmu sehingga bisa memberikan solusi bagi zaman sekarang,” tuturnya, sambil menekankan pentingnya pengetahuan sebagai landasan dalam menghadapi tantangan zaman modern dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.
Dalam pada itu, salah satu poin utama yang ditekankan oleh Ustazah Hani adalah nilai kolaborasi dan kebersamaan dalam kepemimpinan. Hani mengingatkan bahwa kepemimpinan yang efektif selalu mengedepankan kebersamaan dalam tujuan dan tindakan.
“Kepemimpinan itu harus bersama-sama berjalan seiringan karena kita disatukan visi lembaga yang kita cintai ini yaitu Al-Qur’an,” jelasnya,
Dalam organisasi Muslimat Hidayatullah, tegas dia, Al-Qur’an menjadi landasan utama dalam setiap langkah kepemimpinan, dan setiap kader diharapkan untuk meneladani nilai-nilai Qur’ani dalam berbagai aspek kehidupan.
Pelatihan ini juga menggarisbawahi pentingnya para kader muda Muslimat Hidayatullah menjadi agent of change atau agen perubahan yang mampu membawa dampak positif di lingkungannya. Ustazah Hani menuturkan bahwa pengalaman para pendahulu adalah sumber pembelajaran yang berharga.
“Dalam rangka pembinaan kader Muslimat Hidayatullah, maka kita perlu belajar dari pengalaman para pendahulu kita supaya bisa menjadi agent of change,” ujarnya.
Istri dari Ustadz Muhamadong ini menekankan bahwa Islam harus hadir dalam tindakan dan sikap nyata, bukan hanya konsep teoritis yang sulit diimplementasikan.
“Islam harus tercermin dalam tingkah laku kita sehingga bisa menampilkan Islam secara aplikatif bukan sekedar teori saja,” tandasnya, dengan menambahkan kegiatan ini diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif kader Muslimat Hidayatullah dalam membangun umat yang kuat, saling mendukung, dan menjunjung nilai-nilai Qur’ani.*/Darwiwing