MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) — Ketua Departemen Perkaderan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Cdt. Dr. Muhammad Shaleh Utsman S.S, M.I.Kom, mengatakan perkaderan sebagai sebuah sistem nilai dasar bagi gerakan seperti Hidayatullah sangat penting untuk menjaga kontinuitas visi dan misi organisasi.
Shaleh menekankan pentingnya pengkaderan melalui Daurah Marhalah Wustha sebagai upaya memperdalam pengetahuan manhaj Hidayatullah, sebuah sistem nilai yang menjadi dasar pergerakan dakwah organisasi ini.
“Pengetahuan ini menjadi bekal bagi para kader untuk berdakwah dan berjuang membangun peradaban Islam,” ujar Shaleh saat membuka acara upgrading dai Daurahh Marhala Wustha gelaran Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Sulawesi Selatan selama 4 hari yang dibuka pada Kamis, 29 Rabi’ul Awal 1446 (3/10/2024).
Perkaderan, dijelaskan dia, berfungsi sebagai wadah pembinaan dan pendidikan kader, di mana nilai-nilai dasar yang dipegang teguh oleh organisasi ditransmisikan dari generasi ke generasi. Ini mencakup penguatan pemahaman terhadap ajaran Islam, manhaj gerakan, jatidiri, pengembangan karakter, serta penanaman semangat dakwah dan pengabdian.
Bagi Hidayatullah, perkaderan menjadi fondasi utama dalam membangun kader yang memiliki kualitas kepemimpinan, kecakapan intelektual, serta moralitas yang tinggi.
Sistem ini, terang Shaleh, memastikan bahwa kader yang dilahirkan mampu melanjutkan perjuangan dan menjaga kemurnian ajaran yang dipegang. Nilai-nilai seperti tauhid, ukhuwah, dan dakwah menjadi pilar-pilar utama yang harus diwariskan secara konsisten.
Dengan demikian, menurut Shaleh, perkaderan bukan hanya sebuah proses formal, tetapi juga sebuah upaya regenerasi yang vital untuk memastikan bahwa nilai-nilai organisasi tetap relevan dan hidup di tengah tantangan zaman. Warisan ini penting untuk menjaga kesinambungan dan memperkuat peran Hidayatullah dalam masyarakat.
“Hidayatullah terus berkembang dan maju. Kader-kader saat ini adalah pewaris dan pelanjut perjuangan,” tegasnya menandaskan.
Kampus Al Bayan Tuan Rumah
Kampus Al Bayan Hidayatullah Makassar menjadi tuan rumah penyelenggeraan acara yang diikuti 40 kader Hidayatullah yang datang dari tiga provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat ini.
Acara yang berpusat di Aula Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Bayan ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, di antaranya DPW Hidayatullah Sulsel, Dewan Murabbi Wilayah (DMW) Hidayatullah Sulsel, Kampus Utama Al-Bayan, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Sulsel, DPD Hidayatullah Makassar, STAI Al-Bayan, Pemuda Hidayatullah Makassar, dan Baituzzakah Terpadu (BTH) Sulsel.
Selain Shaleh, sejumlah tokoh lainnya juga turut hadir dan memberikan sambutan. Ketua DPW Hidayatullah Sulsel, Ustadz Drs. Nasri Bohari, M.Pd., Ketua DMW Hidayatullah Sulsel, KH. Abdul Majid, M.A., serta Ketua Yayasan Kampus Utama Al-Bayan, Ustadz Suwito Fatah, M.M., turut menyampaikan harapan agar pelatihan ini dapat menghasilkan kader-kader yang siap berkontribusi nyata bagi kemajuan umat.
Acara ini juga dihadiri oleh Ustadz Dr. Abdul Qadir Mahmud, M.Pd., Ketua STAI Al-Bayan Makassar, serta perwakilan dari BMH Sulsel, DPD Hidayatullah Makassar, BTH Sulsel, dan PW Pemuda Hidayatullah Sulsel.*/Herim