AdvertisementAdvertisement

Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta Teguhkan Gerakan Anti Perundungan

Content Partner

YOGYAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Meskipun pesantren sering kali dianggap sebagai tempat yang aman, namun tak terkecuali dari tantangan masalah perundungan. Oleh karena itu, Pesantren Hidayatullah Yogyakarta mengadakan kegiatan temu tokoh dengan tema “Komitmen Anti Perundungan” yang digelar beberapa waktu lalu, Ahad, 24 Shafar 1445 (10/9/2023).

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat komitmen semua elemen dan stakeholders Pesantren Hidayatullah Yogyakarta, terutama mereka para santri yang merupakan bagian dari Gerakan Anti Perundungan di pesantren ini.

Perundungan, atau yang lebih dikenal dengan istilah bullying, adalah isu serius yang amat sangat mempengaruhi lingkungan kondusif sekolah, terkhususnya lingkungan pesantren.

Pesantren Hidayatullah Yogyakarta dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam terkemuka di Yogja. Selama bertahun-tahun, pesantren ini telah mencetak generasi muda yang cerdas dan berakhlak.

Oleh karena itu, dalam rangka menjaga lingkungan aman dan nyaman untuk mengadakan lingkungan belajar yang kondusif Pesantren Hidayatullah Yogyakarta mengadakan kegiatan ini untuk lebih menekankan komitmen anti perundungan.

Kepala Tenaga Kepengasuhan Pesantren Hidayatullah Yogyakarta, Ust. Muhammad Iqbal Alfani, S.Pd, mengatakan sekolah, termasuk pesantren, memainkan peran yang sangat penting dalam mengatasi perundungan.

Iqbal menggaris bawahi pentingnya peran pesantren dalam mendorong komitmen anti perundungan di kalangan santri.

“Sekolah, termasuk pesantren, adalah tempat yang harus aman dan mendukung perkembangan positif para siswa,” kata Iqbal seraya menegaskan komitmen anti perundungan harus menjadi bagian integral dari pendidikan di pesantren.

Kegiatan ini kata dia bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam lagi tentang perundungan kepada santri-santri Pesantren Hidayatullah Yogyakarta.

“Salah satu langkah pertama dalam mengatasi masalah ini adalah dengan kembali mengenali apa yang dimaksud dengan perundungan dan bagaimana dampaknya terhadap kesejahteraan psikologis individu,” tandasnya.

Dampak Negatif Jangka Panjang

Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Hidayatullah Yogyakarta, Hersona Bangun, SH, menerangkan perihal perundungan atau bullying yang akibatnya bisa berdampak serius dan berkepanjangan.

Dia menjelaskan perundungan adalah tindakan merendahkan, menyakiti, atau mengejek orang lain secara fisik, verbal, atau bahkan melalui media sosial.

“Ini bukan hanya permasalahan fisik, tetapi juga mencakup aspek emosional dan psikologis. Orang yang menjadi korban perundungan seringkali merasa terisolasi, tak berdaya, dan mungkin mengalami dampak negatif jangka panjang,” kata Bangun seperti dilansir laman ibshidayatullah.sch.id.

Bangun menjelaskan, tak ada tempat yang sepenuhnya terbebas dari perundungan, termasuk pesantren. Ini mungkin terjadi dalam bentuk yang berbeda, tetapi dampaknya bisa sama merusaknya.

Di Pesantren Hidayatullah Yogyakarta, meskipun dikenal sebagai lembaga pendidikan yang cinta perdamaian dan harmoni, perundungan tetap merupakan permasalahan yang perlu dicegah.

“Malam ini adalah malam terakhir kita sebagai pelaku pembulian, camkan itu sebagai komitmen,” kata Bangun dalam sambutannya.

Selain mengatasi perundungan saat sudah terjadi, menurut Bangun penting juga untuk melakukan pencegahan. Dia menyebutkan beberapa langkah pencegahan perundungan yaitu, diantaranya penerapan pendidikan kesadaran.

“Para santri diberikan pemahaman mendalam tentang dampak perundungan dan pentingnya menjaga perasaan dan martabat sesama,” katanya.

Langkah berikutnya adalah pelaporan aman, yakni santri diberikan saluran yang aman dan dijamin privasinya untuk melaporkan insiden perundungan tanpa takut mendapatkan balasan negatif.

Kiat selanjutnya adalah melakukan intervensi segera dimana setiap insiden perundungan harus ditangani dengan serius dan segera. “Ini mencakup tindakan disipliner dan pendekatan konseling,” katanya.

Berikutnya, melakukan bimbingan dan dukungan kepada para santri berupa bimbingan dan dukungan yang memadai untuk mencegah mereka terjerumus dalam perilaku perundungan.

“Pesan saya, kita sudah mewanti-wanti akan menindak dengan tegas jika ada kejadian ini,” katanya menegaskan pentingnya mengakhiri siklus perundungan dan membentuk komunitas yang lebih peduli.

Kegiatan yang digelar di Pesantren Hidayatullah Yogyakarta ini adalah langkah nyata dalam memerangi perundungan terutama di kalangan para santri.

Dengan memahami arti perundungan, mengatasi perundungan saat terjadi, dan melakukan pencegahan yang efektif, pesantren ini berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan penuh dengan rasa hormat.

Diharapkan kegiatan ini menjadi inspirasi bagi banyak lembaga pendidikan lainnya untuk mengambil tindakan serupa dalam upaya mewujudkan dunia tanpa perundungan. (ybh/hidayatullah.or.id)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Rakerwil V Hidayatullah Jatim Ditutup, Ketua DPW Apresiasi Pelayanan Tuan Rumah

Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) V Hidayatullah Jawa Timur resmi ditutup pada hari Ahad, 19 Januari 2024, di Situbondo. Dalam...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img