SAMARINDA (Hidayatullah.or.id) — Menempuh pendidikan di universitas atau perguruan tinggi menjadi idaman banyak orang. Bagi kalangan yang berstatus ekonomi kelas menengan ke atas, tentu kuliah merupakan perkara gampang.
Namun, berbeda mereka yang kebetulan masih terbatas dalam ekonomi. Seringkali menempuh pendidikan tinggi apalagi hingga meraih gelar sarjana bagi mereka, hanya jadi sebatas impian semata.
Bukan saja persoalan ekonomi, kesempatan menempuh pendidikan juga seringkali karena faktor kesempatan. Tersebab berada di lokasi yang jauh atau kendala berat lainnya seperti mendapatkan amanah lain, akhirnya impian untuk menempuh pendidikan mengalami hambatan.
Demikianlah pula yang pernah dirasakan oleh Mulyani Fatahannah. Ibu yang sudah beranak pinak ini baru dapat memenuhi hasrat belajarnya di usianya yang tidak muda lagi.
Alhamdulillah, kata dia, mengaku bersyukur dengan kehadiran Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISHID) Balikpapan. Melalui kampus STIS Hidayatullah, dia akhirnya berkesempatan menjalani aktifitas perkuliahan dengan sedikit leluasa tanpa harus memikirkan biaya.
Mulyani baru dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi tinggi setelah keinginan tersebut tertunda kurang lebih 34 tahun lalu karena kesibukannya menjalankan amanah lainnya. Di STIS Hidayatullah, Mulyani bergabung pada perkuliahan non reguler.
Di usianya yang ke-53, Mulyani akhirnya sukses menuntaskan pendidikan strata satu dengan gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) dari Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah Balikpapan.
Pada usia 60-an tahun saat ini, ia pun tetap semangat tergabung dan berpartisipasi dalam silaturrahim alumni kali ini.
Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-I Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (IAS-Hida) yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Madinatul Qur’an Al Izaah Samarinda, beberapa waktu lalu, Mulyani menyempatkan waktu sharing pengalaman dan motivasi dengan alumni lainnya.
Pada kesempatan tersebut, pendidik di Madrasah Aliyah Radhiyatan Mardhiyah (MA-RM) Balikpapan ini mendorong peserta Rakernas sesama alumni untuk memegang teguh nilai Tridharma Perguruan Tinggi sebagai wujud kontribusi kampus dan alumni terhadap pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
“Harus lebih semangat dan semakin berkualitas,” kata Mulyana yang menyisipkan pesan disela-sela bernostalgia mengenang masa-masa studinya di lingkungan Kampus Ummul Quro tersebut.
Pada kesempatan tersebut, para alumni secara bergantian menyampaikan brainstorming seraya bercerita pengalaman dalam mengaktualisasi Tridharma Perguruan Tinggi di masyarakat serta bagaimana upaya-upaya yang mesti dipersiapkan selama di tempat tugas, khususnya bagi alumni yang mengabdi di daerah-daerah.
Para peserta juga berkesempatan mendapatkan motivasi kontemplatif dari pegiat kajian filsafat Ust. Dr. Abdurrohim, M.Si, yang juga dosen STIS Hidayatullah. Banyak hal yang beliau sampaikan, terutama bagaimana mempersiapkan skill selama di medan dakwah masing-masing.*/Rizky Kurnia Syah