JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah Imam Nawawi mendorong Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta terus menguatkan kiprahnya dan tak henti melakukan terobosan demi terobosan untuk kemajuan organisasi.
Imam menekankan, setiap gerakan kita di dalam organisasi ini harus diniatkan karena Allah SWT untuk memajukan Islam. Bukan semata untuk kepentingan organisasi atau komunitas kita, tetapi untuk kemaslahatan umat secara luas.
Dia pun menyampaikan untuk selalu berbesar hati dalam menjalankan amanah dakwah, kendati barangkali jumlah sumber daya masih amat terbatas.
Sumber daya yang masih terbatas, jumlah personil yang mungkin masih sedikit dan kecil, tidak lantas membuat hati kita ikut mengecil. Imam menyebutkan, jika dilakukan penelusuran sejarah akan kita ketahui, sumber daya yang kecil bahkan sama sekali tak diperhitungkan ternyata bisa menumbangkan angkara murka.
“Dari keberadaan kita yang kecil dan mungil seperti ini, kita punya potensi untuk membuat masyarakat Jakarta tercerahkan. Keberadaan kita di pemuda tidak bisa terulang dua kali, maka waktu kita adalah saat ini, hanya saat ini,” ungkapnya ketika menyampaikan sambutan dalam pembukaan Rakerwil PW Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta, Selasa (26/1/2021).
Imam berharap, dengan kebaikan program yang dijalankan, PW Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta bisa terus menggulirkan agenda “Jakarta Bersanad” di lingkungan gedung dakwah sehinnga ia menjadi magnet baru.
“Mari kita jadikan tempat ini pusat lahirnya beragam produksi manusia, ada yang jadi ulama, guru, pebisnis, dai dan lain sebagainya. Kita berharap, pada usia muda ini kita banyak mendulang prestasi, bukan karena kita tapi karena Islam,” imbuhnya.
Dia menambahkan, Islam adalah ajaran paripurna dan pedoman pilihan masuk akal untuk memajukan harkat dan martabat manusia. Fakta tersebut, kata Imam, tak terelakkan. Dan hari ini, itu terbukti dengan perhatian pemerintah terhadap potensi wakaf sebagai salah satu bagian dari syariat Islam.
Menteri Keuangan menyebut pemerintah terus mengelola wakaf tunai. Bahkan, wakaf tunai tersebut telah dititipkan ke perbankan. Data terakhir, hingga 20 Desember 2020, wakaf tunai yang dititipkan ke perbankan sebanyak Rp 328 miliar dan wakaf tunai itu juga telah digunakan untuk berbagai proyek pembangunan di Indonesia.
“Bayangkan betapa dahsyatnya maslahat ajaran Islam, itu baru dari sisi pengelolaan keuangan wakaf saja. Belum yang lain. Karena itu, ajaran Islam memang tak bisa dipungkiri oleh siapapun,” imbuh Imam.
Namun, Imam mengingatkan, bahwa tidak mungkin wakaf berjalan baik yang sebesar-besarnya dikelola untuk kepentingan umat jika ada ketidakadilan dan pada waku yang sama kita juga harus memiliki visi jangka panjang.(ybh/hio)