DAIRI (Hidayatullah.or.id) — Di tengah sejuknya udara Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, berlangsung acara Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Sumatera Utara yang dibuka pada Ahad, 5 Rajab 1446 (5/1/2025).
Acara ini sebagai momentum strategis untuk merumuskan langkah bersama menuju visi besar dan sebuah langkah konkret untuk menguatkan sinergi dan menyusun program strategis.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua Bidang Tarbiyah Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Ust. Abu A’la Abdullah, M.HI, selaku pendamping Rakerwil utusan DPP Hidayatullah.
Dalam arahannya dalam pembukaan acara ini, Abu A’la menyampaikan pentingnya sinergi antar elemen umat dan menekankan bahwa visi organisasi Hidayatullah adalah terbangunnya peradaban Islam yang agung.
Ia menjelaskan bahwa visi ini hanya dapat diwujudkan dengan kehadiran Hidayatullah sebagai wadah berjamaah untuk amal saleh, pendidikan untuk generasi unggul, dakwah sebagai rahmatan lil ‘alamin, serta pelayanan dan pemberdayaan umat.
Dalam sambutannya, Abu A’la juga menggarisbawahi pentingnya sinergi antara Hidayatullah dengan pemerintah dan masyarakat.
“Kami menyadari bahwa visi, misi, dan berbagai program Hidayatullah hanya dapat diwujudkan dengan sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, Hidayatullah mendukung visi misi pemerintahan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, dengan pembangunan berkelanjutan,” ujar beliau.
Tema yang diusung dalam Rakerwil kali ini, “Konsolidasi Jatidiri, Organisasi, dan Wawasan Menuju Terwujudnya Sentralisasi, Standardisasi, dan Integrasi Sistemik,” mencerminkan semangat bersama untuk memperkuat tata kelola organisasi.
Melalui tema ini, terang dia, Hidayatullah berkomitmen untuk menciptakan sistem yang lebih terstandar, tersentralisasi, dan terintegrasi hingga tahun 2025.
Peluncuran Program Dai Berdaya
Salah satu momen penting dalam Rakerwil ini adalah peluncuran Program Dai Berdaya oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH). Program ini bertujuan mendukung kiprah dai yang bertugas di pedalaman dengan memberikan tambahan modal usaha untuk meningkatkan kemandirian mereka.
Sebagai langkah awal, bantuan modal usaha diserahkan kepada lima dai di berbagai wilayah Sumatera Utara, termasuk usaha ternak ayam kampung, kebun jagung, cabe hijau, kedai gorengan, dan tanaman kopi.
Kepala Perwakilan BMH Sumut, Muhammad Nuh, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk menguatkan usaha dai sekaligus mendukung kemandirian mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup.
“Kami yakin dukungan ini sangat bermanfaat bagi para dai untuk menghidupkan dakwah di daerahnya masing-masing. Ini adalah upaya kami memaksimalkan dana zakat dan sedekah agar menjadi instrumen kemandirian,” ujar Nuh.
Program Dai Berdaya mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Kasi Bimas Islam Kemenag Dairi, H. Lindung Kaloko, S.Ag., MM, menyebutnya sebagai langkah bijak yang menjadi teladan.
Para penerima manfaat program juga mengungkapkan rasa syukur mereka. Zulfan Zebua, salah satu penerima manfaat, mengatakan, “Melalui BMH, Allah kirim bantuan. Semoga menjadi wasilah berkah bagi para donatur.”
Program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga membangun optimisme dan semangat baru di kalangan dai. Taklim Nasution, penerima bantuan untuk usaha kedai gorengan, menyatakan bahwa bantuan tersebut menjadi motivasi untuk meningkatkan kemandirian pesantren di daerahnya.*/Herim