AdvertisementAdvertisement

Rekayasa Pemimpin Baru: Mengapa Regenerasi Penting bagi Organisasi?

Content Partner

DALAM sebuah organisasi, regenerasi menjadi sebuah keniscayaan. Sebab generasi awal dalam organisasi dengan segala kelebihannya telah mengukirkan jejak sejarah dan menorehkan tinta emas dalam perjalanan hidupnya. Namun, secara alamiah tidak akan dapat melawan sunnatullah berkenaan dengan usia. Setidaknya bertambahnya umur, maka biasanya kinerja dan produktifitas akan berkurang. Meskipun pengalaman dan kebijaksanaan (wisdom) akan terus bertambah dan meningkat. Akan tetapi pada titik tertentu pasti tidak dapat melawan usia, dan akan mengalami decline juga.

Realitas di atas adalah fakta yang tak terbantahkan. Apatah lagi jika dikaitkan dengan dinamika kehidupan di era yang penuh dengan perubahan dan disrupsi ini. Maka, setiap organisasi pasti akan dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang baru. Dunia yang terus berkembang menuntut setiap organisasi untuk mampu beradaptasi dan menemukan cara-cara baru dalam mengambil manfaat, selanjutnya untuk mencapai tujuannya. Untuk itu, tidak dapat disangkal lagi, maka organisasi membutuhkan generasi pemimpin baru yang memiliki visi, pengetahuan, dan keterampilan yang tepat.

Kehadiran pemimpin baru itu, bukan dalam menegasikan eksistensi pemimpin-pemimpin senior, yang sedang mengemban amanah saat ini. Akan tetapi kehadiran pemimpin-pemimpin baru ini justru dalam rangka melanjutkan estafeta perjuangan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi yang telah dirumuskan oleh generasi sebelumnya.

Oleh karenanya, rekayasa untuk melahirkan pemimpin baru menjadi kuncinya dalam keniscaayaan regenerasi dalam sebuah organisasi. Dengan memadukan pendekatan yang inklusif dan proaktif, organisasi mampu mengidentifikasi bakat-bakat potensial, memfasilitasi pengembangan keterampilan dan kepemimpinan, serta memberikan ruang bagi inovasi dan eksperimen. Proses ini tidak hanya menciptakan aliran segar energi dan gagasan, tetapi juga memastikan keberlanjutan serta adaptabilitas organisasi dalam menghadapi tantangan masa depan yang tidak terduga.

Sehingga pemimpin-pemimpin baru yang menyertainya berupa semangat, visi, pengetahuan, serta ketrampilan yang relevan dengan kebutuhan organisasi, pada saat bersamaan akan dikolaborasikan dengan pengalaman dan kebijakan generasi pendahulu. Hasil dari kolaborasi ini, akan melahirkan wajah baru dalam organisai, akan tetapi tetap berpijak dan berbasis pada jatidiri Organisasi itu sendiri.

Mengapa Regenerasi Talenta Penting?

Kenyataan dan kondisi di atas, setidaknya akan membawa kita untuk kemudian berfikir lebih keras lagi, mengapa banyak Organisasi yang semakin menua dan kemudian enggan bahkan mengesampingkan proses regenerasi. Bahkan tidak jarang organisasi sengaja mempertahankan status quo, sehingga banyak pemimpin mempertahankan diri untuk tidak mau diganti, sehingga hanya orang-orang itu-itu saja yang berada dalam pucuk pimpinan organisasi, akibatnya organisasi tidak mampu merespon dengan proporsional dinamika internal dan eksternal.

Padahal regenerasi justru akan menjadi bagian terpenting untuk menjaga eksistensi organisasi dalam mencapai visi, misi dan tujuannya. Regenerasi dimaksud tentu saja bukan sebuah proses instan yang melanggar aturan dan etika. Tetapi proses regeneradi yang didesain untuk mempersiapkan pemimpin masa depan dalam menjaga keberlangsungan Organisasi.

Untuk menjelaskan mengapa regenerasi talenta dalam sebuah organisasi itu penting, setidaknya dapat kita jelaskan sebagai berikut :

Pertama, Memastikan Keberlanjutan Organisasi

Organisasi tidak dapat terus berkembang dan mencapai tujuannya tanpa adanya pemimpin yang kompeten dan berdedikasi. Bukan berarti pemimpin sebelumnya tidak kompeten. Akan tetapi setiap masa ada pemimpinnya dan setiap pemimpin ada masanya. Sehingga, egenerasi talenta memastikan bahwa organisasi memiliki pasokan pemimpin yang berkelanjutan untuk masa depan. Hal ini penting untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesuksesan organisasi dalam jangka panjang. Di Indonesia, banyak organisasi Islam yang didirikan oleh para ulama dan aktivis yang sudah tua. Jika organisasi ini tidak melakukan regenerasi talenta, mereka akan mengalami kesulitan untuk menemukan pemimpin baru yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang sama.

Kedua, Membawa Perspektif Baru

Generasi pemimpin baru biasanya dapat membawa perspektif baru dan ide-ide segar ke dalam organisasi. Dengan bacaan, pengetahuan, network (jaringan), penguasaan skill dan teknologi, menjadi modal yang baik. Hal ini penting untuk membantu organisasi beradaptasi dengan perubahan zaman dan menemukan cara-cara baru untuk mencapai tujuannya. Generasi muda Muslim di Indonesia memiliki banyak ide kreatif tentang bagaimana menggunakan media sosial untuk menyebarkan dakwah Islam. Organisasi Islam yang tidak melibatkan generasi muda dalam kepemimpinannya akan kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan ide-ide kreatif.

Ketiga, Meningkatkan Kinerja Organisasi

Generasi pemimpin baru dapat meningkatkan kinerja organisasi dengan membawa energi baru, semangat, dan keterampilan. Hal ini dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan lebih efektif dan efisien. Banyak organisasi Islam saat ini yang dipimpin oleh generasi muda. Generasi muda ini memiliki keterampilan yang tepat untuk memimpin organisasi di era digital. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mencapai lebih banyak orang dengan pesan mereka.

Keempat, Menyediakan Solusi Kontemporer

Setiap Organisasi tidak bisa tinggal diam di masa lalu. Mereka harus mampu memberikan solusi kontemporer untuk tantangan yang dihadapi oleh umat saat ini. Regenerasi talenta memungkinkan adanya pemimpin yang memahami realitas kehidupan modern dan mampu mengembangkan strategi yang relevan.

Kelima, Membangun Legitimitas dan Kepercayaan

Pemimpin yang lahir dari regenerasi talenta memberikan legitimasi yang kuat bagi organisasi. Mereka mewakili masa depan dan aspirasi umat, sehingga mampu memperkuat kepercayaan dan dukungan terhadap organisasi Islam.

Keenam, Menginspirasi dan Mendorong Inovasi

Regenerasi talenta menciptakan ruang bagi ide-ide segar dan inovasi. Pemimpin baru membawa perspektif baru dan energi yang diperlukan untuk merumuskan solusi yang kreatif dalam menghadapi tantangan zaman.

Ketujuh, Memandang Masa Depan dengan Optimisme

Dengan membangun generasi pemimpin baru melalui regenerasi talenta, organisasi Islam dapat melihat masa depan dengan optimisme. Mereka memiliki keyakinan bahwa pemimpin-pemimpin masa depan akan membawa perubahan yang positif dan mencerahkan jalan umat.

Beberapa hal di atas, semakin menegaskan betapa pentingnya regenerasi talenta dalam organisasi. Dengan kata lain ini juga semakin menguatkan adagium berubah atau punah. Sebab regenerasi merupakan salah satu proses transformasi organisasi untuk berubah menjadi yang lebih baik lagi.

Karakteristik Pemimpin Baru

Pemimpin baru yang lahir dari proses regenerasi yang didesain dengan baik tersebut, akan melahirkan karakteristik pemimpin baru yang siap bertarung dalam kehidupan yang semakin ketat.  Pada saat yang bersamaan juga secara kultural dilakukan proses transformasi nilai yang menjadi jatidiri organisasi dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan.

Hal ini akan lebiuh dahsyat lagi, jika terjadi berkolaborasi dengan pengalaman dan kebijakan dari pemimpin generasi pendahulunya, maka akan melahirkan sinergi dan integrasi yang kokoh untuk menghadapi berbagai kendala, tantangan dan rintangn. Bahkan mengubah semua itu menjadi peluang dan energi kemenangan yang nyata.

Secara garis besar karakteristik pemimpin baru dalam perspektif Islam yang lahir dari proses regenerasi talenta tersebut diantaranya.

  1. Berkomitmen pada Nilai-Nilai Islam: Pemimpin baru harus berkomitmen pada nilai-nilai Islam dan mampu memimpin organisasi dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam.  Dari proses transformasi nilai generasi sebelumnya maka dia akan memiliki aqidah yang lurus, ibadah yang rajin serta berpegang teguh dan berkomitmen dengan syariat Islam.
  2. Memiliki Visi yang Jelas: Pemimpin baru harus memiliki visi yang jelas tentang masa depan organisasi Islam dan bagaimana organisasi dapat berkontribusi kepada masyarakat. Dia mengimplementasikan visi dengan spektrum yanglebih luas dan dalam, untuk direalisasikan sesuai dengan perkembangan zaman.
  3. Mempunyai Pengetahuan dan Keterampilan yang Tepat:  Pemimpin baru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tepat untuk memimpin organisasi di era yang penuh dengan perubahan dan disrupsi. Hard skill, soft skill, dan managerial skill menjadi kekuatan dari pemimpin baru ini.
  4. Inovasi dan Kreativitas: Pemimpin baru akan menjadi agen perubahan yang inovatif dan kreatif. Mereka harus mendorong terciptanya solusi-solusi baru untuk mengatasi tantangan zaman, baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun teknologi, sambil tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam yang murni.
  5. Kepemimpinan Kolaboratif: Dalam menghadapi kompleksitas zaman modern, pemimpin masa depan perlu menerapkan pendekatan kepemimpinan kolaboratif. Mereka harus membangun kemitraan dan kerjasama yang kuat dengan berbagai pihak, baik dalam dan di luar komunitas Muslim, untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar.
  6. Pendidikan dan Pembelajaran Berkelanjutan: Pemimpin masa depan harus memprioritaskan pendidikan dan pembelajaran berkelanjutan, baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk umat. Mereka perlu terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, serta memfasilitasi akses umat kepada pendidikan yang berkualitas guna menghadapi tantangan dan peluang zaman yang terus berkembang

Strategi Membangun Generasi Pemimpin Baru

Sekalilagi melahirkan pemimpin baru itu bukan pekerjaan remeh temeh, sederhana, mudah dan instan, melainkan sebuah pekerjaan besar dan lintas generasi. Sehingga diperlukan strategi yang efektif dan efisien serta tepat orang, tepat tempat dan tepat waktu. Strateginya tidak bisa bersifat generik akan tetapi menjadi spesifik, namun holistik. Sesuatu yang nampaknya tidak umum, akan tetapi justru ini yang menjadi tantangannya.

Poin-poin penting dalam strategi membangun generasi pemimpin baru adalah :

  1. Mengembangkan Program Pembinaan Kepemimpinan: Organisasi Islam dapat mengembangkan program pembinaan kepemimpinan untuk mengidentifikasi talenta dan melatih calon pemimpin baru. Program ini dapat mencakup pelatihan kepemimpinan, mentoring, dan kesempatan untuk terlibat dalam proyek-proyek organisasi.
  2. Memberikan Kesempatan kepada Generasi Muda: Organisasi Islam perlu memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengambil peran kepemimpinan dan berkontribusi dalam organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan mereka posisi kepemimpinan dalam organisasi, melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, dan memberikan mereka kesempatan untuk belajar dari pemimpin yang lebih berpengalaman.
  3. Menciptakan Budaya Mentoring: Organisasi Islam dapat menciptakan budaya mentoring di mana pemimpin yang lebih berpengalaman dapat membimbing dan mendukung pemimpin baru. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun program mentoring formal atau informal, dan dengan mendorong pemimpin yang lebih berpengalaman untuk menjadi mentor bagi pemimpin muda.
  4. Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan Modern: Sementara nilai-nilai Islam harus menjadi landasan, pemimpin masa depan juga perlu dilengkapi dengan keterampilan kepemimpinan modern seperti komunikasi efektif, pengambilan keputusan yang baik, manajemen konflik, dan keterampilan teknologi informasi. Organisasi Islam perlu menyediakan pelatihan yang relevan untuk mengembangkan keterampilan ini.
  5. Pemberdayaan Partisipasi dan Tanggung Jawab: Penting untuk memberdayakan generasi pemimpin baru dengan memberi mereka kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi dan mengambil tanggung jawab yang lebih besar. Ini dapat meliputi kepemimpinan dalam proyek-proyek lokal, pengelolaan acara, atau kegiatan sosial yang mendukung masyarakat.
  6. Membangun Kepemimpinan Kolaboratif: Pemimpin baru mesti menyadari bahwa Organisasi Islam harus mendorong budaya kepemimpinan kolaboratif di mana pemimpin bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan bersama. Ini berarti membangun hubungan yang kuat antara pemimpin yang berbeda, mendukung kerja tim, dan menghargai kontribusi setiap individu dalam mencapai visi dan misi organisasi.

Kesimpulan

Membangun dan rekayasa generasi pemimpin baru adalah investasi penting bagi masa depan organisasi. Hal ini merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap organisasi. Generasi senior tidak perlu khawatir terhadap proses yang secara sunnatullah pasti akan terjadi ini. Justru para senior semestinya terlibat aktif dan menjadi bagian penting untuk mempersiapkan proses regenerasi ini. Sehingga keberlanjutan visi, misi dan tujuan organisasi tetap terjaga. Pada saat bersamaan hal ini juga dalam rangka untuk meminimalisir kekhawatiran di atas.

Akhirnya, dengan memiliki pemimpin  baru yang sudah didesain dengan matang dan tepat, maka organisasi Islampun, mesti serius melakukan ini, sehingga dapat mengatasi tantangan dan peluang baru, beradaptasi dengan perubahan zaman, dan terus berkembang di era yang penuh dengan perubahan dan disrupsi ini.

*) ASIH SUBAGYO, Penulis adalah Peneliti Senior Hidayatullah Institue

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Rakerwil V Hidayatullah Jatim Ditutup, Ketua DPW Apresiasi Pelayanan Tuan Rumah

Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) V Hidayatullah Jawa Timur resmi ditutup pada hari Ahad, 19 Januari 2024, di Situbondo. Dalam...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img