
KUPANG (Hidayatullah.or.id) — Musyawarah Wilayah (Muswil) VI Hidayatullah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menghadirkan refleksi mengenai peran ormas keagamaan dalam memperkuat pembangunan sosial di wilayah dengan karakter demografis yang khas.
Dengan komposisi penduduk Muslim yang hanya sekitar 8,09 persen dari total 5,3 juta jiwa, NTT memiliki lanskap dakwah yang menantang sekaligus strategis.
Dalam pembukaan forum resmi tersebut bertempat di Aula El Tari Kupang pada Sabtu, 15 Jumadil Akhir 1447 (6/12/2025), apresiasi disampaikan oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, melalui Asisten III Setda Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT Samuel Halundaka yang mewakilinya.
“Kontribusi Hidayatullah bagi daerah bukan sekadar dalam bentuk pembangunan fisik, tetapi juga suprastruktur, yakni pembinaan mental masyarakat agar menjadi kelompok yang kontributif bagi NKRI,” katanya, yang menegaskan posisi Hidayatullah sebagai mitra pembangunan daerah dalam konteks keagamaan maupun sosial.
Kehadiran Hidayatullah di NTT telah berlangsung sejak tahun 1993 dan berkembang menjadi bagian penting dalam ekosistem pendidikan dan dakwah setempat. Kampus Madya Hidayatullah Batakte di Kabupaten Kupang menjadi titik sentral gerakan tersebut.
Berdiri di atas lahan seluas lima hektare, kampus ini berfungsi sebagai pusat pengkaderan dan sekaligus poros pendidikan tauhid di wilayah timur Indonesia. Keberadaan kampus putri yang berjarak sekitar 300 meter serta MI Pemimpin di Kota Kupang memperkuat jaringan pendidikan yang berfokus pada pembinaan akhlak dan kompetensi generasi muda.
Ekspansi pendidikan tidak terbatas pada kawasan Kupang. Hidayatullah juga mengembangkan satuan pendidikan di Pulau Longos (Manggarai Barat) dan Ngada. Sebagian besar kader dari wilayah tersebut sebelumnya ditempa di Kampus Induk Gunung Tembak, Balikpapan, dan kini berperan di berbagai Perguruan Tinggi Hidayatullah di Indonesia. Kehadiran mereka menjadi penanda bahwa penguatan dakwah dan pendidikan berjalan beriringan.
Fokus Strategis Lima Tahun ke Depan

Ketua DPW Hidayatullah NTT, Nurdin Potok, yang kembali terpilih, menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Provinsi NTT serta berbagai elemen masyarakat yang telah bersinergi selama ini.
Ia meminta dukungan penuh dari pengurus dan Dewan Murabbi Hidayatullah Wilayah untuk melaksanakan agenda strategis yang telah dirumuskan demi kemajuan dakwah dan pendidikan di NTT.
Dalam keterangannya, Nurdin, menyampaikan Muswil VI Hidayatullah NTT menetapkan fokus strategis lima tahun ke depan, yakni penguatan tarbiyah dan dakwah yang ditopang aktivitas ekonomi mandiri.
Dalam aspek tarbiyah, Kampus Batakte dirancang menjadi sentra pendidikan NTT dengan berbagai program unggulan seperti tahfidz Al-Qur’an, pembelajaran bilingual, penguatan lingkungan bi’ah lughawiyah, serta pengembangan kompetensi sains dan teknologi, terutama di bidang IT.
“Sekolah dasar full day Hidayatullah di seluruh jaringan NTT difungsikan sebagai satelit yang mengirimkan lulusan ke Batakte untuk pendidikan berasrama yang memadukan keilmuan agama dan umum,” katanya.
Di ranah dakwah, kerja sama dengan PosDai menjadi langkah strategis untuk memperluas jangkauan pembinaan di pulau-pulau dan daerah pelosok. Program tersebut ditujukan untuk memperkuat ketahanan akidah keluarga Muslim sekaligus menghadirkan pendampingan spiritual bagi masyarakat minoritas.
“Dakwah yang dijalankan bukan hanya menghadirkan pengajaran, tetapi juga membangun daya tahan umat dalam menghadapi dinamika sosial zaman,” terangnya.
Hidayatullah NTT juga memperkuat orientasi ekonomi sebagai penopang kemandirian gerakan. Pemanfaatan lahan kampus untuk ketahanan pangan menjadi salah satu langkah yang selaras dengan kebijakan pemerintah daerah. Gubernur NTT sebelumnya memberikan dukungan terhadap Balai Latihan Kerja (BLK) komunitas yang fokus pada pengolahan hasil pertanian.
Inisiatif tersebut mendorong tumbuhnya jiwa wirausaha para kader serta menempatkan kampus sebagai creative hub dalam pengembangan komoditas lokal seperti kopi dan keripik. Kekayaan laut Kupang juga dipandang sebagai potensi strategis untuk memperkuat ekonomi umat melalui sektor perikanan.
Dari tingkat pusat, DPP Hidayatullah melalui Muzakkir yang mendampingi rangkaian Muswil ini menegaskan komitmen organisasi untuk memperkuat sinergi dengan seluruh elemen keummatan dan pemerintah dalam membangun peradaban nasional.

Ia menekankan bahwa masyarakat yang tercerahkan spiritualnya dan memperoleh pendidikan yang bermutu dapat tampil menjadi pemikir strategis bagi Indonesia Emas 2045.
Muzakkir juga mengingatkan pentingnya ukhuwah internal dan silaturahim eksternal sebagai fondasi keberlanjutan program organisasi di NTT.
Selain itu, peran Baitul Maal Hidayatullah (BMH) disebutkan sangat signifikan dalam mendukung pendidikan dan dakwah, terutama melalui penyediaan beasiswa dan pembangunan infrastruktur pendidikan. Program pengiriman dai pedalaman juga menjadi prioritas agar pertumbuhan dakwah terus meningkat di wilayah NTT.
Upaya tersebut dinilai sebagai langkah penting untuk mendukung pengentasan kemiskinan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan penguatan suprastruktur masyarakat.






