JAKARTA (Hidayatullah.or.id) – Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, dalam taushiyahnya yang disampaikan kepada jamaah Tabligh Akbar “Merajut Ukhuwah untuk Indonesia” mengingatkan umat Islam bahwa dakwah harus visioner.
“Saya berpesan, bahwa bagi setiap orang beriman ada yang namanya wajibud dakwah (kewajiban berdakwah), menyebarkan semua kebaikan iman, kebaikan Islam. Kewajiban tersebut, melekat pada diri kita, iman kita, bahkan seluruh keadaan dan hal kita,” terangnya disampaikan melalui sambungan telepon kepada jamaah di Masjid Nurul Amal, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (11/11/2017).
Gubernur yang hafal al-Qur’an itu pun menambahkan bahwa setiap Muslim dengan profesi apapun wajib hukumnya ikut berdakwah.
“Apapun profesi kita adalah kewajiban dakwah ini adalah kewajiban yang built in, melekat dalam diri kita semua,” imbuhnya dengan suara yang terdengar menandakan seseorang sedang sakit flu.
Namun demikian, yang dimaksud dakwah adalah gerakan pembinaan, bukan sebatas menghimpun umat.
“Penting saya tekankan di sini, sebagian ulama memberikan kita nasihat, bahwa dakwah kita kadang-kadang lebih kelihatan pentasnya daripada kerja-kerja visionernya. Padahal dakwah itu hakikatnya membina, membangun.
Kalau dakwah ini diarahkan untuk membangun peradaban, maka pilarnya yang harus lebih awal kita bangun, pilar itu tentu saja mulai dari diri kita, keluarga, dan lingkungan di sekitar kita. Ini yang harus kita terus bangun,” urainya.
Oleh karena itu, TGB Zainul berharap agar umat Islam jangan salah paham dalam memahami sukses dakwah. “Tidak serta merta banyak panggung, berarti semakin berhasil dakwah kita, belum tentu,” tegasnya.
“Berteriak Allahu Akbar tentu penting. Tetapi, jangan sampai dakwah kita itu yang dominan malah teriakannya, bukan membangunnya, bukan amalnya. Padahal dakwah sesungguhnya adalah gerakan membangun, membangun,” tambahnya.
Gubernur NTB sejatinya dijadwalkan hadir, namun karena kondisi kesehatan yang tidak maksimal, akhirnya taushiyah disampaikan melalui sambungan telepon.
“Saya bersyukur bisa menyapa mesti melalui telepon. Sekaligus saya mohon maaf, mohon maaf. Kemarin rangkaian Hari Pahlawan sangat padat, (sehingga menguras tenaga) dan sekarang kurang sehat,” terangnya.
Pada acara itu, hadir pula Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Nashirul Haq, memberikan taushiyah.
Tabligh Akbar ini hasil dari kerja sama Dewan Pengurus Daerah Hidayatullah Jakarta Selatan bersama Lazis PLN, Kafilah Consulting dan Laznas Baitul Maal Hidayatullah, serta Laznas BSM dan DKM Masjid Nurul Amal Kompleks Bank Indonesia Pasar Minggu Jakarta Selatan. (Abu Ilmia)