AdvertisementAdvertisement

Tutup Rakernas 2023, Ketua Wantim Hidayatullah Pesan “Berlari Kencang”

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Hidayatullah Ust. H. Hamim Thohari, M.Si, menutup secara resmi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Hidayatullah Tahun 2023 yang digelar selama 3 hari di Komplek Gedung dan Wisma Pusat Hidayatullah, Jln. Cipinang Cempedak I/14, Otista, Polonia, Jatinegara, DKI Jakarta, Sabtu, 16 Jumadil Awal 1444 (10/12/2022).

Ust. H. Hamim Thohari dalam sambutannya mengajak peserta Rakernas kembali ke tempat tugas dengan semangat baru untuk “berlari kencang”.

Ia menyampaikan itu seraya menukil gerakan mendobrak dan “berlari kencang” yang disampaikan Pemimpin Umum Hidayatullah KH. Abdurrahman Muhammad saat pembukaan Rakernas ini.

“Berlarilah kencang kalian menuju Allah. Fa firruu ilallaah, innii lakum min-hu naziirum mubiin. Pesan yang ditekankan bapak Pemimpin Umum kemarin ini penting sekali,” katanya yang menyitir Surat Az-Zariyat Ayat 50.

Ia kemudian menjelaskan ihwal “berlari kencang” ini dengan mengaitkan pengalaman yang dialaminya baru baru ini di salah satu kota di Tanah Air.

Dalam salah satu agenda menghadiri undangan di daerah yang sedang berkembang, ia diinapkan panitia di sebuah penginapan. Sebelum masuk waktu shubuh subuh, ia rehat sejenak. Saat itu, ia sempat tertidur dan bermimpi dikejar anjing.

“Ketika bangun tersengal sengal. Dan, ketika keluar penginapan menuju masjid untuk shalat subuh, ternyata ada anjing mengejar saya. Entah tanda apa ini,” katanya kemudian seraya tersenyum tentang kejadian tersebut.

Hamim lantas menamsilkan bahwa lari kencangnya seorang muslim menuju Allah SWT karena mengharapkan ridha-Nya seperti khawatirnya orang yang dikejar anjing.

“Fafirru, menunjukkan bukan sekedar berlari. Tapi berlari karena dikejar oleh sesuatu yang menakutkan. Kalau lari biasa itu, nggak lelah. Tapi kalau dikejar anjing, itu melelahkan. Itulah fafirru, berlari seperti orang yang ketakutan,” imbuhnya.

Beliau mengatakan, ada tiga kondisi seseorang itu harus “berlari kencang”. Pertama, berlari dari kebodohan menuju ilmu pengetahuan.

“Jangan puas dengan keadaan kita sekarang ini. Kita bisa maksimallkan dan mengoptimalisasi diri adalah dengan belajar. Tidak ada kata lain,” imbuhnya.

Karenanya, Hamim menekankan hendaknya kader Hidayatullah bersungguh sungguh belajar memburu ilmu karena ia adalah kunci tegaknya peradaban. “Peradaban Islam tak akan pernah ada tanpa ilmu,” tegasnya.

Ia kemudian menegaskan bahwa visi Hidayatullah adalah membangun peradaban dan semua peradaban tak akan unggul tanpa ilmu.

Kemudian, Hamim melanjutkan, “lari kencang” kedua yang harus dilakukan adalah berlari dari kemalasan menuju semangat.

“Jangan biarkan kita tidur sebelum lelah. Biarlah tempat istirahat kita nanti surga. Dunia ini adalah tempat kita berlelah-lelah, terus perkuat, terus lakukan, terus bergerak,” katanya.

Ia berpesan hendaknya jangan puas berada di zona nyaman. Seorang muslim sejati adalah yang meninggalkan kemalasan menuju pada semangat.

Berlari kencang yang ketiga, jelas dia, adalah berlari dari kesempitan dada menuju kelapangan hati. Hati yang sempit selalu dalam kekhawatiran, hati yang lapang penuh dengan kebahagiaan.

“Jangan biarkan hati kita sempit. Kita harus merdeka dan hati penuh ketenangan. Hati kita terjajah karena hasutan yang datang dari kesombongan sehingga ia menjadi sempit,” tukasnya.

Beliau pun sampaikan rasa haru dan kesyukuran yang tinggi kepada Allah SWT karena Hidayatullah senantiasa on the track, begitupun para kader yang menjunjung tinggi kaidah sami’na wa atha’na dalam rangka ibadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Sebelumnya, pada kesempatan yang sama, Plt Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Ir. Candra Kurnianto menyampaikan perlunya terus melakukan penataan organisasi dan gerakan untuk pencapaian target program bersama.

Menurut Candra, Hidayatullah telah memfokuskan arah gerakannya pada pemantapan sumber daya manusia dengan memajukan pendidikan ulama dan zuama.

“Kita akan terus memperkuat pendidikan ulama zuama karena ini prioritas kita kedepan. Oleh sebab itu, tetap harus ada pengiriman lulusan kampus kampus wilayah dan daerah ke Pusat Pendidikan Ulama Zuama (PUZ),” kata Candra.

Candra juga mendorong terus terjalinnya kolaborasi antar semua elemen yang ada, sebab ini merupakan energi yang amat dibutuhkan bagi gerakan dakwah dan kultural seperti Hidayatullah.

Kolaborasi ini, ternag dia, tak terbatas pada agenda wilayah dengan program kearifan lokal masing masing, melainkan juga berbagai hal yang menjadi kebutuhan bersama.

“Kolaborasi ini harus kita bangun, ini proyek bersama, bukan hanya proyek wilayah dan daerah. Mari saling menguatkan antar wilayah. Kita keroyokan menyelesaikan berbagai proyek kita bersama,” ujarnya.

Pada penutup sambutannya, Candra menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada wilayah dan segenap peserta Rakernas yang telah memantapkan mujahadah untuk hadir di arena Rakernas yang tentu berbiaya tidak murah dan mengerahkan sumber daya yang ada dengan maksimal mengikuti acara hingga tuntas.*/Yacong B. Halike

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

[KHUTBAH JUM’AT] Mengikis Kesombongan dan Membangun Kerendahan Hati di Bulan Ramadhan

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img