AdvertisementAdvertisement

Wisuda Sarjana Ilmu Tarbiyah, Ketum Hidayatullah Tekankan Pendidikan Harus Dimulai dari Iman dan Adab

Content Partner

KARIMUN (Hidayatullah.or.id) — Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Mumtaz Karimun menggelar Wisuda Sarjana Strata-1 Angkatan VI bertempat di Gedung Nasional Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada Ahad, 11 Muharam 1447 (6/7/2025).

Acara akademik tahunan ini dihadiri oleh para anggota Dewan Senat, civitas akademika, wisudawan, serta tamu undangan.

Momen sakral tersebut pula dihadiri Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Dr. H. Nashirul Haq, Lc., M.A., yang menyampaikan orasi ilmiah bertema tarbiyah sebagai jalan membangun peradaban Islam.

Dalam pidatonya, Nashirul Haq menekankan makna fundamental tarbiyah sebagai misi utama kenabian Rasulullah Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam.

Ia menjelaskan bahwa tarbiyah tidak sekadar pendidikan formal, tetapi merupakan proses integral dalam membentuk pribadi muslim secara menyeluruh.

“Tarbiyah adalah proses pembentukan pribadi muslim yang utuh dalam semua aspek yang meliputi spiritual, intelektual, jasmani, sosial dan kepemimpinan,” papar Nashirul di hadapan para sarjana program studi Manajemen Pendidikan Islam.

Menurutnya, membangun peradaban yang tangguh harus diawali dengan membangun manusia melalui pendidikan ruhani dan intelektual yang bersumber dari wahyu.

Nashirul menyitir perjalanan dakwah Nabi Muhammad yang mendidik para sahabat hingga menjadi generasi unggul penyebar Islam ke berbagai belahan dunia.

“Hasil tarbiyah Rasulullah itulah yang menyebarkan Islam ke seluruh penjuru, hingga sampai di Nusantara ini, bahkan ada sahabat Nabi yang berdakwah ke negeri China,” jelasnya.

Dalam pesannya kepada para wisudawan, Nashirul menekankan tiga peran strategis yang harus dijalankan oleh seorang sarjana tarbiyah, yaitu, Pertama, menanamkan nilai dan adab. Kedua, mengajarkan ilmu; dan Ketiga, membekali keterampilan praktis agar dapat menghasilkan karya yang bermanfaat.

Semangat Kemerdekaan Indonesia Raya

Masih dalam pidatonya yang mengutip semangat kemerdekaan bangsa, pada kesempatan itu Nashirul mengingatkan kembali pesan para pendiri republik sebagaimana dalam lirik lagu “Indonesia Raya”.

“Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya,” seru Nashirul, menegaskan pentingnya keseimbangan pembangunan spiritual dan fisik dalam pendidikan nasional.

Ia juga mengingatkan bahwa tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 secara eksplisit menempatkan iman, takwa, dan akhlak mulia sebagai landasan awal sebelum kompetensi teknis dan sosial lainnya.

“Ini menunjukkan bahwa iman menjadi pondasi dalam pengembangan ilmu dan teknologi,” tegasnya.

Tak ketinggalan, Nashirul mengkritik warisan sekularisasi ilmu yang memisahkan antara ilmu agama dan ilmu umum, yang menurutnya telah menjadikan umat Islam tertinggal secara sosial, ekonomi, dan intelektual.

“Strategi penjajah Belanda dahulu tetap memberi kebebasan kepada rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim untuk melakukan ibadah ritual, namun dicegah belajar politik dan ekonomi,” ujarnya mengingatkan.

Dengan mengakhiri orasinya, Nashirul Haq mengajak para sarjana baru untuk menjadi bagian dari transformasi pendidikan yang menyatukan nilai spiritual, keilmuan, dan keterampilan demi membangun bangsa yang beradab dan bermartabat.

Acara Wisuda yang digelar bertepatan hari Asyura, 10 Muharram 1447 itu dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh antara lain Bupati Karimun H. Ing Iskandarsyah, Kepala Kantor Kementerian Agama Drs. H. Riadul Afkar, Kapolres, dan sejumlah pimpinan Perguruan Tinggi.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Inilah Pesan dan Harapan Kak Dito di Jamnas III Sako Pramuka Hidayatullah

BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Kak Dito Ariotedjo, membuka secara resmi Islamic Scout Camp...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img