JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial (Dirjen Rehsos) Kementerian Sosial (Kemensos) RI, Salahuddin Yahya, menerima audiensi rombongan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah di Gedung A Kemensos RI, Lantai 6, Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat, Jum’at, 10 Rajab 1444 (3/2/2023).
Salahuddin Yahya menerima rombongan DPP Hidayatullah di ruang kerjanya yaitu Wakil Sekretaris Jenderal Abdul Ghofar Hadi dan Ketua Departemen Sosial Musliadi Raja. Turut pula dalam rombongan ini anggota Majelis Penasehat Muslimat Hidayatullah (Mushida) Hj. Dr. Sabriati Aziz, M.Pd, dan unsur Pengurus Pusat (PP) Mushida yaitu Ketua Bidang Pelayanan Umat Neny Setiawati dan Ketua Departemen Ekonomi, Inah Muthmainah Sriwahyuni.
Pada kesempatan itu Sekretaris Dirjen Rehsos Kemensos didampingi langsung oleh unsur direktorat lainnya yaitu Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Direktorat Rehabilitasi Lanjut Usia, Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, dan Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Bencana dan Kedaruratan.
Dalam sambutannya, Salahuddin Yahya menyampaikan rasa senang dengan kedatangan pengurus DPP Hidayatullah untuk silaturahim dan tukar informasi tentang hal-hal yang terkait dengan rehabilitasi sosial.
Pihaknya mempersilahkan Hidayatullah untuk langsung menghubungi seluruh penanggung jawab di direktorat rehabilitasi sosial untuk menjalin sinergi dan kolaborasi untuk mengangkat amanah sosial ini.
“Terus terang tahun lalu, banyak dana di Kementerian Sosial ini yang tidak tersalurkan karena tidak tahu mau ke mana disalurkan, kita kekurangan data untuk penyaluran dana rehabilitasi sosial,” katanya.
Salahuddin Yahya menambahkan, tidak mungkin pemerintah bisa bekerja sendiri. Oleh sebab itu, pihaknya berharap agar terus terjalin kerjasama antara pemerintah dengan organisasi masyarakat termasuk Hidayatullah. Apalagi, banyak hal yang perlu disinergikan dalam pengentasan masalah sosial.
Dia menyebutkan, banyak kasus yang menimpa kelompok rentan sosial yang memerlukan keterlibatan banyak pihak secara sinergis, seperti penanganan masalah mantan narapidana, gelandangan, pengemis, pengamen, orang gila, eks wanita tuna susila, mantan pecandu narkoba, dan juga pengidap penyakit HIV.
“Belum lagi anak-anak yatim piatu, terlantar, dan tidak mampu yang sering kali menjadi korban kekerasan, jual beli anak dan berbagai bentuk kejahatan. Semua mereka adalah tanggung jawab pemerintah yang diatur dalam undang-undang,” katanya.
Terakhir, Salahuddin Yahya menyampaikan bahwa berbagai dinamika ini semua adalah amanah kita untuk bisa meretas permasalahan sosial di negeri ini.
“Semoga pemerintah dan ormas ormas yang peduli terhadap rehabilitasi sosial ini bisa amanah untuk membantu saudara-saudara anak bangsa untuk bisa sejahtera dan hidup yang layak secara sosial,” tandasnya.
Sementara itu, menyambut harapan yang disampaikan Sekretaris Dirjen Rehos, Abdul Ghofar Hadi mengatakan bahwa awal berdirinya Hidayatullah ada pesantren dan organisasi sosial, meski sekarang menjadi organisasi massa tapi memiliki komitmen di bidang sosial.
“Jika Direktorat Rehabilitasi Sosial kesulitan penyaluran dana, sebaliknya, Hidayatullah kesulitan mencari dana dalam menjalankan program-program sosial,” kata Ghofar.
Disamping itu, lanjut Ghofar, Hidayatullah dikenal memiliki kader militan yang mengabdi di daerah daerah pelosok dan perbatasan, yang memerlukan support dengan pelatihan dan dukungan moril dan materil agar lebih optimal dalam memberikan layanan rehabilitasi sosial.
“Salah satu keberkahan silaturahim atau audensi adalah banyak mendapatkan informasi dan akses untuk mendapatkan dana program sosial. Hidayatullah yang memiliki ratusan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan sekolah sekolah inklusi, bisa kerja sama untuk program pencegahan kekerasan yang sering kali menimpa anak-anak dan sekaligus perlindungan hak-hak anak,” imbuhnya.
Demikian juga rehabilitasi sosial usia lanjut, Ghofar menyebutkan, Muslimah Hidayatullah memiliki binaan ratusan majelis taklim yang sebagian ibu ibu usia lanjut dan selama ini hanya bisa memberikan penyantunan spiritual. Belum bisa secara materiil untuk menunjang kesehatan bagi lansia.
Di bidang rehabilitasi sosial korban bencana dan kedaruratan, terang Ghofar, Hidayatullah melalui SAR Hidayatullah selama ini tidak pernah absen terlibat dalam penanganan bencana dan pendampingan pasca bencana.
“Namun selama ini masih mandiri dan manual, belum bekerja sama dengan pemerintah yang ternyata ada direktorat khusus tentang bencana,” katanya.
Ditambahkan Ketua Departemen Sosial DPP Hidayatullah Musliadi Raja, ia berharap setelah pertemuan ini, bisa mendapatkan bimbingan teknis untuk bisa mengakses program program di direktorat rehabilitasi sosial ini serta berharap adanya bimbingan pengolahan data agar standar dan mudah untuk dikelola.
“Hidayatullah juga siap untuk bekerja sama tentang kampanye perlindungan anak dan pencegahan kekerasan terhadap anak,” kata Musliadi.
Senada dengan itu, Sabriati Aziz juga merasa senang bisa silaturahim dan mendapatkan banyak informasi penting tentang rehabilitasi sosial. Secara istilah, kata dia, masih banyak yang harus Muslimat Hidayatullah ketahui dan pelajari untuk selanjutnya ditindaklanjuti kerja sama program.*/Yacong B. Halike