AdvertisementAdvertisement

Melekat Pesan KH Abdullah Said: “Pahamilah Orang dan Jangan Minta Dipahami”

Content Partner

BERAU (Hidayatullah.or.id) – Sosoknya kini tak lagi muda. Namun jangan tanya semangat dan masa lalunya yang penuh kiprah dan perjuangan. Tak heran jika pria asal Magelang, Jawa Tengah, itu punya banyak kisah pengalaman dalam dakwah.

Ustadz Hasyim HS kala muda memiliki keterampilan yang bagus. Sebagai alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor, tentu ia menguasai beberapa bidang ilmu. Namun itu semua tak menghalanginya untuk memilih dakwah bersama KH Abdullah Said, Pendiri Hidayatullah.

Jumat malam, 19 Syawal 1443 (20/05/2022) ia kembali mendapat kesempatan menyampaikan kisah dan pengalaman dakwahnya. Dalam rangkaian acara Sarasehan Pendiri Perintis dan Silaturahim Dai Hidayatullah ke-8 di Kampus Madya Hidayatullah Berau, Tanjung Redeb bertema “Menggali Pemikiran dan Kiprah Abdullah Said”.

Seperti gayanya selama ini, Ustadz Hasyim sangat santai dan runtut. Selalu ada hentakan quote-quote penting yang masih diingatnya dari sang sahabat tercinta Ustadz Abdullah Said.

Di awal-awal penuturannya, Ustadz Hasyim menceritakan kisah dari pertanyaan seorang peserta sarasehan itu. “Apa perasaannya mendapatkan tugas dari Ustadz Abdullah Said kala itu?”

Ustadz Hasyim menjawab. “Ya, kaget. Kaget karena tidak pernah saya bayangkan.”

“Kaget sekaligus mikir-mikir. Apa ya? Tidak punya pengalaman, tidak punya referensi. Tidak pernah ada cerita,” imbuhnya.

Hal itu wajar ada dalam diri Ustadz Hasyim HS. Karena selain muda, ia adalah sosok pegiat dakwah yang terbiasa dengan dunia kepesantrenan modern.

Namun pada akhirnya, Ustadz Hasyim HS mendapati satu hikmah penting dari tugas yang mengagetkan itu. Bahwa dalam hidup ini adalah satu kesempatan emas jika mendapatkan tugas dakwah. Mungkin diri tidak mampu, banyak kelemahan, tetapi kalau mau taat kepada pemimpinan, insya Allah akan selalu ada pertolongan Allah.

“Ya, sami’na wa atho’na (kami dengar dan kami taat) saja,” ujarnya.

Bekal Utama Berdakwah

Nah, sebelum pergi dakwah ke Berau, Ustadz Hasyim meminta nasihat kepada Ustadz Abdullah Said.

Ia pun diberi satu nasihat yang sebenarnya ia tidak terlalu puas saat itu. Karena sangat pendek, hanya satu kalimat. Sementara ia butuh sekali banyak nasihat panjang untuk bekal dakwah.

Nasihat Ustadz Abdullah Said itu singkat, “Pahamilah orang dan jangan minta dipahami.”

Belakang hari, Ustadz Hasyim sadar bahwa kalimat pendek itu adalah upaya Ustadz Abdullah Said agar Ustadz Hasyim dapat mengembangkannya di medan dakwah.

Hingga Ustadz Hasyim mendapati satu ilmu sosial yang amat penting dalam tugas dakwah, yaitu jangan merasa diri hebat. Rajinlah silaturahim, dan mintalah doa dan dukungan para alim ulama dimanapun berada.

Subhanallah, sebuah kisah penting yang beliau tuturkan dalam waktu 17 menit. Sebuah spirit dakwah bahwa yang sangat utama untuk sukses dakwah ialah yakin kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia.

Untuk diketahui, Sarasehan itu digelar pada 20-24 Syawal 1443H (21-25/05/2022). Acara sarasehan ini pada tahun-tahun sebelumnya digelar di Pesantren Hidayatullah Kota Batam, Kepulauan Riau. Ustadz Hasyim merupakan salah satu dari 5 orang pendiri Hidayatullah.*/Mas Imam Nawawi

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Hidayatullah dan Revitalisasi Peran Muballigh dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

PERAN muballigh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di Indonesia sangatlah penting. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, muballigh terus menjadi...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img