AdvertisementAdvertisement

Konsisten dengan Al Qur’an sebagai Kunci Kemenangan

Content Partner

SURAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Pemimpin Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad, mengungkap, jika merenungkan secara mendalam ayat ayat yang Allah Subhanahu Wata’ala turunkan pertama kali, maka akan didapati satu kunci prinsip untuk menang; yaitu dengan selalu konsisten dengan al Qur’an.

“Berqur’an adalah sebuah kekuatan karena al Qur’an adalah mukjizat bagi orang orang beriman,” katanya.

Hal itu diutarakan beliau saat mengisi tauhsiah dalam rangkaian Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Dewan Murabbi (DM) Hidayatullah yang digelar di Kampus Menara Al Qur’an, Hidayatullah Surakarta, Jawa Tengah, Jum’at, 10 Rajab 1444 (3/2/2023).

Olehnya itu, sambungnya, mereka yang tak suka akan berupaya mengganggu hubungan orang beriman dengan al Qur’an agar umat Islam selalu lemah karena jauh dari mukjizatnya.

“Maka orang beriman tidak boleh ‘tertidur’ dari al Qur’an sebab orang kafir selalu mengintai dan sangat pandai memanfaatkan ‘tidurnya’ orang beriman dari al Qur’an,” cetusnya.

Ia lantas menambahkan, disinilah nilai strategis sanad al Qur’an, baik sanad terkait ‘Tartib Mushafi’ (urutan surah dalam al Qur’an) maupun ‘Tartib Nuzuli’ (urutan turunnya surah al Qur’an kepada Nabi) dan juga sanad Qira’ah (Tajwid) karena akan menguatkan pengaruh al Qur’an dalam diri seorang mukmin untuk menjaga karakter ‘sujudnya’ kepada Allah.

Dalam pada itu, lanjut beliau, karakter ‘sujud’ sangat penting dalam mewujudkan akhlak yang menyenangkan semisal mudah tersenyum, selalu menggembirakan, tidak sombong, menjaga perkataan, serta selalu berdoa dan menyandarkan segala hal hanya kepada Allah SWT.

Lebih jauh, terang beliau, semua yang bersumber dari al Qur’an harus ‘di-Talaqqi-kan’, baik bacaannya seperti Nabi Muhammad ber-talaqqi kepada malaikat Jibril disetiap bulan Ramadhan, atau praktek kandungannya.

“Dan, men-talaqqi-kan al Qur’an, baik bacaan atau kandungannya, adalah konsekuensi iman,” imbuhnya seraya mengatakan bahwa orang beriman selalu berusaha memperbaiki bacaannya walau terbentur dengan berbagai kesulitan (yatha’thau) – apakah karena usia atau keilmuannya yang tidak memadai- dan juga selalu berusaha menselaraskan perilakunya dengan nilai-nilai al Qur’an.

“Kenikmatan saat beribadah kepada Allah dapat dirasakan ketika kita bisa ‘bertutur’ secara tepat, baik ‘bertutur’ ketika membaca Al-Qur’an (sesuai hukum tajwid) atau ‘bertutur’ melalui perilaku dan gerak tubuh yang selaras dengan kandungan al Qur’an. Dan inilah hasil dari ‘talaqqi’ tersebut,” katanya.

“Allah telah menyediakan segala apa yang menjadi kebutuhan manusia dalam menjalankan peran dan tugas tugasnya. Olehnya itu wajar jika kita selalu memuji Allah subhanahu wata’ala,” tandasnya.*/Naspi Arsyad

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Membangun Generasi Islami Berdaya melalui Pesantren Masyarakat Cibuntu

KUNINGAN (Hidayatullah.or.id) -- Pengurus Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) baru-baru ini melakukan anjangsana silaturrahim ke komunitas warga binaan Pesantren Masyarakat...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img