PAREPARE (Hidayatullah.or.id) — Direktur Lembaga Studi Islam dan Peradaban (LSIP) Suharsono Darbi paparkan soal apa yang disebutnya sebagai “ilusi kosmik”.
Dia mengingatkan bahwa ilusi kosmik ini dapat menyelewengkan manusia dari fitrahnya dan mengubah orientasi hidup menjadi materialistik.
“Rasa was-was dan kecemasan yang berlebihan terhadap jaminan kehidupan masa depan membuat begitu banyak orang yang kehilangan ketenangan dan kebahagiannya,” katanya, seperti dinukil dari laman Hidayatullahsulsel.com.
Hal itu dikemukakan Suharsono saat menyampaikan tausyiah di hadapan jamaah shalat subuh di Masjid Al Mubarak, Pondok Pesantren Hidayatullah Parepare, Sulawesi Selatan (Susel), Selasa, 27 Dzulqaidah 1445 (4/6/2024).
Ayah 12 anak ini mengawali tausiyah dengan mengajak seluruh jamaah untuk selalu berpikir cerdas dan kritis menghadapi problematika kehidupan yang semakin kompleks agar tidak terjebak pada ‘ilusi-ilusi kosmik’ atau gambaran gambaran negatif tentang masa depan yang mendominasi benak atau pikiran manusia.
Ilusi-ilusi itu, ungkapnya, telah banyak menyelewengkan manusia dari fitrahnya dan cenderung mengarah pada kehidupan materialistik, dalam pengertian menjadikan harta sebagai ukuran keberhasilan dan kebahagiaan.
Menurutnya, ditengah gejolak geopolitik dunia saat ini, umat Islam dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya adalah ilusi kosmik. Ilusi kosmik ini merujuk pada ketakutan berlebihan terhadap kekurangan harta dan kekayaan.
Akibatnya, manusia menjadi terobsesi dengan harta benda dan menilai kesuksesan berdasarkan kekayaan. Hal ini, tegasnya, dapat merusak mentalitas dan membuat manusia kehilangan ketenangan dan kebahagiaannya.
Lebih lanjut, Suharsono menjelaskan bahwa ilusi kosmik ini juga dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk membungkam kekuatan negara-negara Islam.
Contohnya, sebut dia, luluhnya negeri Palestina dan tak berdayanya negara negara muslim atas pembantaian sadis Israel. Ini menjadi bukti nyata bahwa umat Islam terjebak dalam penyakit cinta dunia.
Oleh karena itu, Suharsono menyerukan kepada umat Islam untuk tidak terjebak dalam ilusi kosmik ini. Ia menekankan pentingnya kecerdasan bertauhid dan kesabaran bertauhid dalam menghadapi berbagai tantangan.
Dengan berpegang teguh pada tauhid dan kesabaran, umat Islam diharapkan dapat menangkal ilusi kosmik dan mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
“Kesimpulannya adalah dibutuhkan kualitas kesabaran bertauhid yang baik agar ilusi-ilusi kosmik tidak mendominasi orientasi dan alur berpikir manusia,” pungkas anggota Dewan Mudzakarah (DM) Hidayatullah ini.*/Dwi Subagyo