AdvertisementAdvertisement

Rakha Zuhdi Tekuni Al Qur’an, Cinta Matematika, dan Ikut InIMC 2024 di India

Content Partner

SEPERTI biasa, bersama santri lainnya, anak laki laki itu tampak sedang asyik menyantap hidangan makan malam bersama teman temannya di Aula Makan Terbuka Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Bara, malam itu.

Remaja tersebut, Muhammad Rakha Zuhdi, tampak asik bercengkrama dengan temen temennya seraya menikmati sajian usia shalat magrib tersebut.

Rakha Zuhdi baru saja pulang dari mengikuti ajang kompetisi bergengsi di luar negeri yaitu Indian International Mathematics Competition (InIMC) 2024 di negara Sayyid Ahmad Khan. Dia berbagi cerita dengan teman temanya mengenai perjalanannya itu.

Selama 5 hari di Kota Lucknow, Uttar Pradesh, India, di ajang kompetisi Matematika ini Rakha Zuhdi bertemu dengan peserta olimpaide lainnya dari berbagai negara yang berlangsung selama 5 hari pada tanggal 26 hingga 31 Juli 2024 lalu.

Partisipasi dalam kompetisi InIMC 2024 ini melalui penjaringan dimana setiap tim harus terdiri dari maksimal 6 anggota yaitu seorang ketua tim, seorang wakil ketua dan 4 siswa.

Adapun negara negara mantan tuan rumah penyelenggara InIMC seperti Bulgaria, Tiongkok, Hong Kong, Makau, Filipina, Afrika Selatan, Korea Selatan, Taiwan dan Thailand dapat mengirimkan hingga empat tim.

Kesempatan dapat mengikuti ajang internasional dan berinteraksi dengan peserta dari 30 negara lainnya membuat Rakha Zuhdi amat senang dan bersyukur.

InIMC 2024 di Lucknow, Uttar Pradesh, Prindavan (Foto: Istimewa/ Hidayatullah.or.id)

“Alhamdulillah, bersyukur dan senang banget bisa ikut ajang ini,” katanya yang ditemui media ini di Mulia Mart, minimarket swalayan Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jum’at, 18 Shafar 1446 (23/8/2024).

Rakha, begitu ia karib disapa, mewakili Kota Depok di ajang kompetisi yang berlangsung di negara yang dikenal sebagai pengasil SDM cemerlang di bidang teknologi tersebut.

Membawa nama Indonesia di kancah internasional, perjalanan Rakha menuju prestasi ini dimulai dari kecintaannya terhadap matematika yang telah ia tumbuhkan sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Santri berusia 15 tahun ini terpilih sebagai salah satu dari delapan peserta yang mewakili Indonesia dalam olimpiade matematika tingkat internasional di India, dari ratusan peserta seleksi skala nasional, Rakha menjadi satu-satunya peserta dari Kota Depok yang lolos seleksi, bersama peserta lain dari Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Surabaya.

Selama di India, Rakha dan tim Indonesia berhasil meraih dua Merit Award, sebuah pencapaian yang membanggakan tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi Indonesia. Meskipun penghargaan ini diraih secara tim, prestasi Rakha tetap istimewa karena dedikasinya dalam menghadapi tantangan di level internasional.

Anak dari pasangan Ilhas Sanusi dan Sri Anggrayani mengaku sangat bersyukur atas kesempatan tersebut. Dia pun menyampaikan terimakasih kepada para guru dan ustadz khususnya Ustadz Indra Azhar yang selama sangat tekun mendampingi dan memberikan bimbingan dalam mendalami ilmu matematika.

“Terima kasih telah membimbing saya sejak dari nol. Semoga ustadz dan guru guru sehat selalu,” kata lulusan SMP Integral Hidayatullah Depok ini.

Ketika ditanya apa kiatnya sehingga ia amat senang dengan pelajaran matematika dan tetap bisa membagi waktu dengan kegiatan lainnya yang padat di pondok, Rakha mengaku tidak ada yang berbeda dengan teman teman lainnya.

“Semua berjalan normal seperti biasa, seperti teman teman yang lain. Tapi khusus untuk matematika, memang ada kelas tambahan yang diberikan di luar jadwal di sekolah,” katanya.

Suasana kompetisi InIMC 2024 di Lucknow, Uttar Pradesh, Prindavan (Foto: Istimewa/ Hidayatullah.or.id)

Tekuni Al Qur’an

Selain menggemari ilmu bidang matematika, Rakha juga dikenal sebagai santri yang menekuni program menghafal Al-Qur’an di pesantren yang berlokasi di bilangan Kebon Duren, Kalimulya, Kecamatan Cilodong ini.

Saat ini, Rakha telah menghafal 10 juz Al-Qur’an, sebuah prestasi yang jarang dimiliki oleh anak seusianya. Kemampuannya ini terus diasah di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, yang selalu mendukung setiap langkah Rakha dalam mengembangkan potensi dirinya.

Lahir dari keluarga sederhana, Rakha tumbuh di lingkungan yang penuh dukungan. Ibunya, meski hanya seorang karyawan swasta di Jakarta, ayahnya bekerja sebagai sekuriti di Monas, Jakarta Pusat, dan tinggal di rumah sederhana di Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan, mereka selalu memberikan semangat penuh kepada putra kedua mereka untuk terus berprestasi.

Muhammad Rakha Zuhdi bersama sang ibu

Sejak tahun 2021, Rakha melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, sebuah keputusan yang didukung penuh oleh kedua orang tuanya.

Pondok Pesantren Hidayatullah Depok menjadi tempat di mana Rakha terus mengasah kecerdasannya, baik dalam bidang agama maupun akademik. Sejak bergabung di jenjang SMP, Rakha mulai menunjukkan minat dan bakatnya dalam matematika.

Di pondok inilah, Rakha tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga terus memperdalam kemampuannya dalam matematika. Minat Rakha terhadap matematika bukanlah hal baru. Sejak kelas IV SD, Rakha sudah menunjukkan kecintaannya terhadap mata pelajaran ini.

Baginya, matematika adalah sebuah tantangan yang memberikan kepuasan tersendiri setiap kali ia berhasil menyelesaikan soal yang sulit. Di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, kecintaannya terhadap matematika semakin tumbuh, ditambah dengan dukungan dari guru-guru yang selalu mendorongnya untuk mengikuti berbagai kompetisi.

Muhammad Rakha Zuhdi bersama rekan rekannya di ajang InIMC 2024 di Lucknow, Uttar Pradesh, India (Foto: Istimewa/ Hidayatullah.or.id)

Prestasi di Berbagai Kompetisi

Rakha telah mengikuti berbagai olimpiade matematika sejak kelas VII. Mulai dari tingkat Kota Depok hingga nasional, ia telah berhasil meraih berbagai penghargaan. Salah satu prestasi awalnya adalah meraih medali perunggu di Olimpiade Siswa Nasional (OSN) tingkat Kota Depok.

Selain itu, ia juga mengikuti olimpiade matematika yang diselenggarakan oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) di tingkat nasional, di mana ia berhasil membawa pulang sertifikat sebagai pemenang.

Prestasi Rakha bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang yang masih terbentang di hadapannya. Pondok Pesantren Hidayatullah Depok berkomitmen untuk terus mendukung Rakha dalam setiap langkahnya menuju masa depan yang lebih cerah.

Sekolah ini juga berharap bahwa akan ada lebih banyak lagi sosok Rakha Zuhdi lainnya yang muncul di masa depan, yang kelal membawa nama Indonesia ke panggung dunia.

Dengan semangat dan dedikasi yang luar biasa, Muhammad Rakha Zuhdi telah membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Ia adalah inspirasi bagi kita semua, terutama bagi generasi muda yang bercita-cita tinggi.

Semoga prestasi Rakha dapat memotivasi lebih banyak anak muda untuk berprestasi di bidang mereka masing-masing, dan membawa nama Indonesia semakin berkibar di kancah internasional. (ybh/hidayatullah.or.id)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Guru dan Transformasi Pendidikan Islam

PADA Selasa, 21 Januari 2025 lalu, sebuah pesan jalur pribadi (japri) via WhatsApp dari seorang kawan tiba, isinya singkat...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img