AdvertisementAdvertisement

Rakerwil DIY-Jateng Bagsel Rajut Kehangatan Harmoni Kuatkan Gerakan Dakwah di Era Society 5.0

Content Partner

YOGYAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Dalam suasana yang penuh kehangatan dan semangat kebersamaan, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Daerah Istimewa Yogyakarta–Jawa Tengah Bagian Selatan (DIY-Jateng Bagsel) menggelar seminar peradaban bertema “Strategi Kaderisasi Gerakan Dakwah Ahlussunnah wal Jamaah di Era Society 5.0”.

Bertempat di Auditorium Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya Yogyakarta pada Sabtu, 4 Rajab 1446 H (4/1/2025), acara ini menjadi ajang pertemuan inspiratif bagi tokoh-tokoh dari berbagai organisasi Islam.

Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian Rapat Kerja Wilayah DPW Hidayatullah DIY-Jateng Bagsel. Menghadirkan pembicara dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hidayatullah, Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah DIY, Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) DIY, acara ini sukses menarik lebih dari 500 peserta yang memenuhi auditorium.

Dr. Nashirul Haq, Lc. MA, Ketua Umum DPP Hidayatullah, membuka diskusi dengan pemaparan yang menekankan bahwa kaderisasi dalam gerakan dakwah adalah sebuah proses panjang yang membutuhkan pengorbanan besar.

Menurut Nashirul, kaderisasi gerakan dakwah tidak bisa dilakukan dengan singkat, tapi butuh proses panjang seperti halnya kaderisasi yang telah dilakukan oleh para nabi dan rasul.

“Saya sangat yakin, proses kaderisasi akan berjalan dan berhasil jika para pengkader memberikan pengarahan dan perhatian khusus kepada sasarannya,” tutur Nashirul.

Dr. Yayan Suryana, M.Ag., Wakil Ketua PW Muhammadiyah DIY, sebagai pembicara kedua, menyoroti pentingnya transformasi dakwah di era digital.

Menurut Yayan, hari ini keberadaan media sosial memberikan pengaruh sangat besar terhadap perubahan dan juga cara pandang masyarakat. “Maka dibutuhkan nilai-nilai kultural melalui rasionalisasi terhadap kader dakwah,” ujarnya.

Sementara itu, Drs. H. Masruri, Ketua DDII DIY, dalam paparannya yang filosofis, menyebutkan bahwa dakwah adalah naluri alami manusia.

“Dakwah itu naluri setiap manusia, karena hakikatnya manusia memiliki dorongan untuk menyampaikan gagasan apa yang menjadi pemikiran dan keyakinan dalam dirinya. Bisa berasal dari pemikiran positif maupun negatif. Sehingga hari ini ada pegiat dakwah yang saya pikir sudah keluar dari spirit kenabian,” urainya.

Sebagai pembicara pamungkas, Dr. Muhajir, M.Si., Sekretaris PWNU DIY, memaparkan pengalaman panjang NU dalam melibatkan kader untuk memperkuat persatuan umat.

“Menjadi kader itu harus totalitas dan harus bisa memperkuat persatuan, sehingga permasalahan yang ada dalam diri organisasi bisa segera terpecahkan, termasuk juga permasalahan yang ada di masyarakat. Itu sudah dilakukan oleh para kyai NU sejak sebelum Indonesia merdeka,” ujar Muhajir.

Muhajir juga menyoroti pentingnya silaturahmi dan solidaritas dalam menjaga keberlangsungan dakwah. “Silaturahmi dan perkuat solidaritas antar pengurus yang telah kami lakukan, hal ini memberikan spirit dan juga kekuatan tersendiri dalam dakwah,” katanya.

“Termasuk kami silaturahmi dengan Muhammadiyah. Coba cek di kampus-kampus milik Muhammadiyah, saya pastikan sebagian guru dan dosennya adalah warga NU,” ujarnya menambahkan, diselingi kelakar yang mengundang gelak tawa dan tepuk tangan dari peserta.

Dialog hangat yang terjadi sepanjang acara merefleksikan semangat persatuan yang tinggi, di mana setiap organisasi saling berbagi pengalaman, strategi, dan inspirasi untuk masa depan dakwah yang lebih baik.*/Haris Munandar

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

SAR Hidayatullah Ikuti International Forum 2025 On Fire and Disaster Management

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) -- Ketua Umum SAR Hidayatullah, Irwan Harun, menghadiri undangan sebagai peserta Seminar Internaional Penanggulangan Bencana yang digelar...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img