![](https://hidayatullah.or.id/wp-content/uploads/2025/02/isramirah.jpeg)
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Dalam rangka Isra’ Mi’raj 1446 H, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar Seminar Keumatan dengan tema “Peran Indonesia dalam Mendukung Kemerdekaan Negara Palestina” di Hotel Aston, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu dan ditulis Selasa (11/2/2025).
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh, salah satunya Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Hidayatullah, Rasfiuddin Sabaruddin, yang dalam keterangannya menegaskan peran penting pemuda yang memiliki tanggung jawab moral dalam memperkuat solidaritas global dan menekankan urgensi posisi Indonesia dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.
Sejarah mencatat bahwa Indonesia dan Palestina memiliki ikatan solidaritas yang kuat. Sejak awal kemerdekaan, Indonesia mendapatkan dukungan dari berbagai negara, termasuk Palestina melalui Mufti Besar Palestina, Amin al-Husseini. Dukungan ini menjadi modal historis yang meneguhkan posisi Indonesia dalam diplomasi internasional.
Rasfiuddin Sabaruddin mengingatkan bahwa sikap Indonesia dalam mendukung Palestina bukan hanya sebatas kewajiban moral, tetapi juga amanat konstitusi yang menegaskan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
“Posisi Indonesia terhadap Palestina tidak boleh sekadar menjadi jargon politis, melainkan harus diwujudkan dalam langkah nyata. UUD 1945 secara eksplisit menyatakan bahwa bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan. Maka, membela Palestina adalah bentuk pengejawantahan dari amanah konstitusi tersebut,” tegasnya kepada media ini.
Selain itu, secara universal, terang dia, perjuangan kemerdekaan Palestina merupakan bagian dari perlawanan terhadap ketidakadilan global yang didukung oleh nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam kajian geopolitik internasional, situasi di Palestina menurutnya bukan sekadar konflik bilateral, melainkan bagian dari hegemoni global yang memposisikan kelompok tertentu dalam superioritas struktural.
Oleh karena itu, lanjut Rasfiuddin, Indonesia harus lebih proaktif dalam diplomasi global dengan memperkuat narasi kemanusiaan. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, baik diplomasi formal di tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun diplomasi masyarakat sipil yang melibatkan organisasi keislaman dan kepemudaan.
Rasfiuddin menggarisbawahi pentingnya edukasi dan kampanye publik guna membangun kesadaran yang lebih luas mengenai isu Palestina. Di era digital saat ini, perang narasi menjadi elemen penting dalam membentuk opini global.
“Oleh karena itu, pemuda memiliki tanggung jawab moral untuk menyebarluaskan informasi yang objektif dan berbasis fakta tentang penderitaan rakyat Palestina,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mendorong organisasi kepemudaan Islam, khususnya Pemuda Hidayatullah, untuk lebih aktif dalam aksi nyata seperti penggalangan dana, advokasi, serta penguatan jaringan internasional guna memberikan tekanan politik kepada lembaga-lembaga dunia agar lebih serius dalam menyelesaikan permasalahan Palestina.
Disamping itu, dia menilai solidaritas ini tidak hanya dalam bentuk seruan verbal, tetapi juga gerakan ekonomi, seperti boikot produk yang terbukti mendukung penjajahan terhadap Palestina.
![](https://hidayatullah.or.id/wp-content/uploads/2025/02/isra-miraj-pks.png)
Kompleksitas Global
Lebih jauh, Rasfiuddin menyadari bahwa perjuangan ini tidak mudah. Tantangan utama dalam mendukung Palestina adalah kompleksitas politik global yang melibatkan aktor-aktor besar dengan kepentingan strategis. Selain itu, dinamika politik dalam negeri juga berpengaruh terhadap konsistensi sikap Indonesia.
Dia mengatakan diperlukan strategi yang lebih terarah dan berkelanjutan agar dukungan terhadap Palestina tidak hanya menjadi wacana sesaat.
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, dia menyebutkan Indonesia memiliki potensi besar dalam memainkan peran yang lebih signifikan. Tidak hanya dalam lingkup diplomasi negara, tetapi juga melalui gerakan masyarakat sipil.
Rasfiuddin berharap agar semua elemen bangsa, baik pemerintah, organisasi keagamaan, akademisi, hingga generasi muda, terus berkolaborasi dalam mewujudkan dukungan yang konkret terhadap kemerdekaan Palestina.
“Perjuangan membela Palestina adalah perjuangan yang melampaui batas negara, agama, dan ideologi, menjadikannya sebuah kewajiban moral bagi setiap manusia yang mencintai keadilan,” tandasnya.
Acara Isra’ Mi’raj 1446 DPP PKS ini dihadiri jajaran tinggi partai seperti Presiden H. Ahmad Syaikhu, Sekretaris Jenderal Habib Abubakar Al-Habsyi, Ketua Majelis Syura Habib Salim Segaf Al-Jufri, serta narasumber seminar Duta Besar RI untuk PBB periode 2004 – 2007 Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Dr. Abdul Kadir Jailani, dan Wakil Ketua MPR RI Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA. (ybh/hidayatullah.or.id)