
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Dalam pertemuan Silaturahim Ulama Nasional bertema “Mengokohkan Peran Ulama Indonesia Dalam Perjuangan Palestina dan Baitul Maqdis”, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah, Dr. H. Nashirul Haq, menyampaikan serangkaian masukan strategis yang mencerminkan urgensi keterlibatan aktif umat Islam Indonesia, khususnya ulama dan pemerintah, dalam membela perjuangan rakyat Palestina.
Pertemuan yang digelar oleh Ikatan Ulama Muslimin Sedunia (IUMS) Indonesia ini berlangsung pada Sabtu, 9 Zulkaidah 1446 (17/5/2025), di Jakarta, dan dihadiri puluhan ulama lintas organisasi serta tokoh dari berbagai provinsi.
Dalam paparannya, Dr. Nashirul Haq menekankan bahwa peran ulama tidak boleh berhenti pada retorika moral semata.
“Peran ulama harus diarahkan untuk menyadarkan dan mengedukasi umat tentang perjuangan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Baitul Maqdis” katanya.
Ia menegaskan bahwa penyadaran kolektif umat melalui pendidikan dan dakwah adalah fondasi bagi konsolidasi sikap politik yang lebih kuat terhadap isu Palestina.
Kedua, Nashirul Haq mendorong Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk tidak mengambil posisi pasif. Ia mengusulkan keterlibatan negara dalam tiga ranah yaitu politik (siyasi), militer (‘askari), dan kemanusiaan (insani).
Dalam hal krisis Palestina, Nashirul menegaskan pentingnya langkah konkret di bidang pertahanan, seperti pengiriman pasukan perdamaian. Hal ini selaras dengan amanat konstitusi Indonesia yang menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi.
“Indonesia perlu mengirim pasukan perdamaian,” tegasnya.
Tak hanya itu, bantuan kemanusiaan yang selama ini telah dikirim juga dinilai perlu ditingkatkan, dengan pengawalan langsung dari pemerintah agar efektif, terarah, dan memiliki dampak yang nyata di lapangan.

Masukan ketiga yang disampaikan Dr. Nashirul adalah pentingnya gerakan rakyat yang terorganisir dalam bentuk doa bersama dan Aksi Akbar.
Kegiatan ini menurutnya bukan sekadar simbolik, melainkan instrumen untuk mengkonsolidasikan kesadaran publik, membangun opini internasional, serta menekan aktor-aktor global agar memperhatikan penderitaan rakyat Palestina.
“Aksi besar ini sebaiknya dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo,” ujarnya, memberi penekanan pada pentingnya kehadiran simbolis kepala negara sebagai bentuk dukungan negara secara utuh.
Forum ini juga dihadiri langsung oleh Habib Dr. H. Salim Segaf Al Jufri, M.A., Wakil Presiden International Union for Muslim Scholars (Al-Ittihad Al-‘Alami li ‘Ulama al-Muslimin), yang merupakan organisasi induk dari IUMS Indonesia.
Forum silaturahim ini juga menyerukan langkah-langkah operasional yang menggabungkan kekuatan spiritual, sosial, dan politik serta menekankan posisi Indonesia yang memiliki peluang untuk memainkan peran strategis dalam percaturan diplomatik dan kemanusiaan global.[]