
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Forum Musyawarah Besar (Mubes) VI Search and Rescue (SAR) Hidayatullah yang digelar pada 25–26 Oktober 2025 di Jakarta menetapkan Alfarobi Nurkarim Enta sebagai Ketua SAR Hidayatullah periode 2025–2030.
SAR Hidayatullah adalah badan pendukung ormas Hidayatullah yang bertugas mengkoordinasi dan memobilisasi sumberdaya dalam tanggap darurat bencana, mitigasi, kewaspadaan dini dan rehabilitasi pasca bencana.
Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Diklat ini menggantikan Irwan Harun yang telah menuntaskan masa tugasnya selama satu periode kepemimpinan.
Pergantian ini menandai fase baru dalam arah penguatan kapasitas dan profesionalisme lembaga SAR Hidayatullah sebagai unit siaga kebencanaan yang berlandaskan nilai-nilai dakwah dan kemanusiaan.
Penetapan kepengurusan baru berlangsung dalam suasana khidmat dan penuh musyawarah. Seluruh peserta Mubes VI yang terdiri atas perwakilan wilayah dan daerah memberikan apresiasi terhadap kiprah kepemimpinan sebelumnya yang dinilai berhasil memperluas jaringan dan meningkatkan kemampuan operasional tim SAR Hidayatullah di berbagai daerah.
Dalam laporan pertanggungjawaban yang disampaikan, kepemimpinan Irwan Harun juga menekankan pentingnya kesinambungan visi organisasi agar tetap berakar pada nilai keikhlasan, profesionalitas, dan ketanggapan terhadap situasi darurat di tengah masyarakat.
Usai terpilih, Alfarobi Nurkarim Enta menyampaikan harapan dukungan sekaligus komitmennya untuk membawa SAR Hidayatullah ke arah yang lebih progresif dan berdaya guna.
Dia menegaskan, amanah ini bukan sekadar tanggung jawab organisasi, tetapi juga panggilan kemanusiaan yang membutuhkan kerja bersama.
“Kami ingin memastikan SAR Hidayatullah terus menjadi garda terdepan dalam pencarian dan pertolongan, baik pada situasi bencana alam maupun kedaruratan sosial yang menimpa umat,” ujarnya.
Menurut Alfarobi, arah kebijakan SAR Hidayatullah ke depan akan fokus pada dua pilar utama, yaitu penguatan kapasitas pencarian dan pertolongan (search and rescue) serta peningkatan kualitas pendidikan dan latihan (diklat) kader relawan.
“Kekuatan utama lembaga ini terletak pada kesiapsiagaan dan kompetensi relawannya. Karena itu, program diklat akan kami mantapkan agar melahirkan kader-kader tangguh yang memiliki kemampuan teknis sekaligus nilai spiritual yang kuat,” jelasnya.
Alfarobi juga memaparkan agenda strategis lima tahun ke depan yang meliputi pembentukan pusat-pusat pelatihan SAR di wilayah-wilayah rawan bencana, penguatan sistem komunikasi dan logistik, serta digitalisasi data kebencanaan untuk mempercepat respons lapangan.
Ia menilai transformasi ini penting agar SAR Hidayatullah dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan dinamika kebencanaan yang semakin kompleks.
“Teknologi harus menjadi instrumen dakwah dan kemanusiaan. Kita ingin memastikan setiap relawan mampu memanfaatkan sistem informasi dengan baik, mulai dari pelaporan bencana hingga koordinasi lapangan. Efisiensi waktu dan akurasi data bisa menyelamatkan lebih banyak jiwa,” kata Alfarobi.






