PATI (Hidayatullah.or.id) — Pemberantasan buta huruf Al-Qur’an menjadi salah satu prioritas program Dewan Pengurus Daerah (DPD) Hidayatullah Pati, Jawa Tengah. Bekerjasama dengan Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH), simpul sinergi membagikan puluhan kitab Iqro dan 200 Al-Qur’an ke sejumlah lembaga pendidikan Islam, di antaranya Pesantren An-Najah, TPQ Dunia Shalawat, dan Pesantren Al-Hikam Putri, pada Kamis, 12 Jumadil Awal 1446 (14/11/2024)
Upaya ini dilakukan untuk mendukung pembelajaran Al-Qur’an yang lebih inklusif dan merata. Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Jawa Tengah, Yusran Yauma, menegaskan, langkah ini merupakan komitmen BMH aktif memberantas buta huruf Al-Qur’an.
Dengan pendekatan strategis ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an secara baik. “Para anak bangsa harus kita dorong punya semangat dalam belajar Al-Qur’an. Salah satunya dengan menyediakan sarana belajar itu sendiri, yakni Iqro dan Al-Qur’an,” katanya.
Program pembagian ini menyasar 220 santri dari berbagai jenjang pendidikan. Namun, Yusran menguriakan, bahwa keberadaan Al-Qur’an dan Iqro saja tidaklah cukup jika tidak didukung oleh para guru yang mumpuni dan berdedikasi.
“Oleh karena itu, penguat dari program ini adalah bagaimana kita juga bisa memberikan perhatian memadai kepada para guru ngaji. Karena merekalah anak bangsa akan cerdas di masa depan,” jelasnya.
Dia menegaskan, guru ngaji berperan sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan generasi penerus. Peran mereka tidak hanya mengajarkan kemampuan teknis membaca Al-Qur’an, tetapi juga menanamkan nilai-nilai akhlak mulia yang bersumber dari wahyu Allah.
Dengan perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan guru, program pembagian Al-Qur’an dan Iqro ini menjadi lebih bermakna, memastikan keberlanjutan dampaknya di masa depan.
Selain itu, sinergi ini berkomitmen memperluas jangkauan program hingga Juni 2025 yang tidak hanya memberi manfaat sesaat, tetapi juga menciptakan perubahan yang signifikan dan berkelanjutan dalam pendidikan Islam.
Karena itu, kolaborasi antara lembaga dan dan para pendidik sangat penting dalam memperkuat pendidikan agama. Dengan dukungan masyarakat yang terus meningkat, misi pemberantasan buta huruf Al-Qur’an dapat tercapai secara lebih menyeluruh.
“Kesuksesan program ini sangat bergantung pada keberadaan guru yang berdedikasi serta dukungan berkelanjutan dari seluruh elemen masyarakat. Oleh sebab itu, inisiatif seperti ini patut didukung agar kebermanfaatannya semakin meluas,” tandasnya.*/Herim