AdvertisementAdvertisement

Besyukurlah karena Berada di Lingkungan Pendidikan Pesantren

Content Partner

MEDAN (Hidayatullah.or.id) – Bersyukurlah bagi kita yang berada di lingkungan pesantren karena bisa belajar Islam dan menjaga agama. Sungguh senang rasanya masih bisa melihat ratusan generasi muda seusia SMP dan SMA memiliki semangat berIslam menempa diri di pondok pesantren. 

Demikian disampaikan oleh Ketua Departemen Organisasi DPP Hidayatullah Ust. Ir. H. Syamsuddin MM, saat memberikan taushiyah subuh di hadapan para santri Pondok Pesantren Hidayatullah Medan, beberapa waktu lalu. 

“Meskipun kalian dalam keadaan ngantuk berat selepas shalat tahajjud, kalian masih tetap bersemangat untuk mujahadah melawan rasa kantuk demi melaksanakan kewajiban shalat shubuh berjamaah di masjid yang sangat indah dan sejuk ini,” sambung Syamsuddin, Senin, 8 Rajab 1444 (31/1/2023).

“Sungguh ini adalah suatu hal sangat patut untuk disyukuri karena tidak semua anak muda bisa seperti kalian ini. Karena disaat yang sama banyak anak anak muda dikampung kampung maupun di kota kota  tidak ada yang bangun untuk sholat Subuh berjamaah seperti kalian. Bahkan lebih memilih untuk tidur mendengkur di rumah,” puji Syamsuddin.

Itupun masih mending, kata dia, karena ada sangat banyak anak muda saat akhir pekan atau malam Minggu,  yang berkeliaran atau nongkrong di pinggir jalan ,di kafe-kafe , nongkrong di warung kopi, campur aduk antara laki laki dan perempuan. Mereka melek hingga dini hari bahkan sampai pagi dengan menghisap rokok, atau bisa jadi menenggak minuman keras. .

“Mereka menghabiskan uang, menghabiskan waktu yang sangat tidak ada gunanya bahkan merugikan kesehatan dan tak jarang ada yang berujung pada pergaulan bebas yang merusak kehormatan dan tentu menghancurkan nama baik keluarga apatah lagi menghancurkan masa depan mereka sendiri,” katanya.

Maka, terang Syamsuddin, disaat kalian menjadi santri di Pondok Pesantren Hidayatullah Medan ini, mestinya kalian  bersyukur, karena  itu artinya Allah SWT telah menjadikan kalian sebagai hamba pilihan-Nya. Demikian nasehat Syamsuddin kepada para santri itu.

“Para santri juga harus berterimakasih kepaya Abi dan Umminya yang telah memilihkan untuk kalian lembaga pendidikan yang tepat  yaitu di pesantren,” imbuhnya 

Syamsuddin menjabarkan, bentuk terimakasih itu harus diwujudkan pada saat santri menjalani masa masa liburan di rumah, baik liburan semester serta liburan hari besar lainnya, di mana mereka menunjukkan perubahan sebagai hasil daripada proses  pendidikan di pondok pesantren ini.  

“Tetaplah rajin shalat berjamaah ke masjid ketika liburan di rumah. Apalagi kalian para santri, harus merasa bangga menjadi anak muda yang shaleh dengan menunjukkan akhlak yang mulia, membantu orangtua, mengajak orang orang yang ada di dalam lingkungan keluarga besar kalian dengan cara membangunkan ummi dan Abi kalian untuk diajak shalat berjamaah di masjid,” demikian pesan Syamsuddin.

Menurut Syamsuddin, usia remaja adalah usia mencari jati diri. Salah dalam memilih teman pergaulan atau salah dalam memilih lingkungan serta salah dalam memilih lembaga pendidikan, akan berakibat fatal dan merugikan anak itu sendiri serta keluarga mereka.

“Para orangtua juga semestinya bersyukur dan bangga dengan anak anak mereka yang mengenyam pendidikan di pesantren, karena anak anak mereka bisa diselamatkan dari pergaulan bebas,” demikian kata Syamsuddin lagi.

Beliau bercerita bahwa baru-baru ini Indonesia dihebohkan oleh pemberitaan tentang kerusakan moral remaja dan pelajar Indonesia yang kian kritis dimana ribuan pelajar SMP/ SMA di Jawa Timur yang meminta dispensasi KUA untuk melakukan pernikahan dini karena akibat para pelajar itu sudah hamil duluan diluar nikah akibat pergaulan yang terlalu bebas.

“Telah banyak terjadi  kehamilan diluar nikah dengan jumlah ribuan dikalangan remaja pelajar yang  terjadi di banyak kota,” katanya menjelaskan seraya menyebut Yogjakarta, Madiun dan Tangerang Selatan adalah termasuk kota yang angka kehamilan remaja / pelajarnya paling tinggi sebagaimana dinukil media. 

Tidak hanya berdampak pada peningkatan permohonan dispensasi nikah usia dini, hamil diluar nikah juga berdampak pada meningkatnya angka aborsi dikalangan remaja /pelajar.

Bahkan tidak hanya seks bebas, hamil diluar nikah, serta aborsi. Banyak para pelajar dan remaja Indonesia yang juga terjerat narkoba. 

Maka, kata beliau, langkah para orangtua untuk menyekolahkan anak mereka di pondok pesantren adalah pilihan yang sangat tepat demi menyelamatkan putra-putri mereka dari bencana dekadensi moral serta untuk menyiapkan generasi unggul di masa depan.*/Khoirul Anam

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Final HiFest di Kampus Ar Rohmah IIBS Uji Kemampuan Santri di Bidang Diniyah, Bahasa dan Sains

MALANG (Hidayatullah.or.id) -- Kampus Ar Rohmah International Islamic Boarding School (IIBS) Malang, Jawa Timur, menjadi saksi kemeriahan final HiFest...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img